Nama : Mendilia Nur'aini
Jumlah word : 710word
Genre : Komedi
Judul cerita : HourHOUR
Terdengar suara desahan dari arah kamar Nandia, aku mencoba memastikan apa yang sebenarnya terjadi di dalam. Aku berjalan perhalan-lahan, mengendap-endap. Dan saat aku sudah sampai di depan pintu suara itu semakin terdengar liar di telingaku, suara Nandia semakin terdengar keras hampir menyerupai teriakan, namun juga terdengar ada sedikit nada nada kenikmatan dalam suaranya.
Aku tidak bisa membiarkan Nandia berbuat hal yang macam-macam saat Mama dan Papa tidak ada di rumah, tanpa aba-aba aku langsung membuka pintu kamarnya. Dan saat aku sudah berada di dalam, tubuhku terasa beku. Pemandangan yang ku lihat sangatlah membuatku terkejut, bahkan aku tak berkedip barang sedetik pun, hingga sebuah suara membuatku kembali ke dunia nyata.
" Nin, lo ngapain di situ? " Tanya Nandia membuyarkan rasa keterjutanku.
Aku tak langsung menjawab pertanyaan Nandia, aku mengedipkan mataku, mencoba menormalkan degup jantungku.
" Hah? " Tanyaku balik.
" Lo ngapain di situ? " Tanya Nandia mengulangi pertanyaannya yang belum ku jawab.
" Enggak ... gak ngapa-ngapain "
" Lo tadi ngapain mendesah-desah gitu? " Tanyaku.
" Oh itu? Gue lagi garuk punggung pake sisir buluk itu " Jawab Nandia.
Aku hanya menggelengkan kepala tak mengerti apa yamg sebenarnya di bicarakan olehnya.
" Bego. Punya kembaran gini banget deh " Ucapku yang langsung di hadiahi jitakan mulus di kepalaku.
" Yaudin sono lo keluar dari kamar gue " Ucap Nandia sembari mendorongku keluar dari kamarnya.
***
Malam ini seperti biasa aku dan Nandia sudah duduk di kursi yang berada di meja makan, hanya berdua, tanpa Mama dan Papa. Beginilah suasana yang selalu menyambut acara makan malamku dan Nandia, sunyi senyap hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang menghiasi ruang makan. Sudah hampir satu bulan ini Mama dan Papa pergi ke luar negeri untuk mengurus pekerjaan mereka, entahlah aku tak tahu. Yang ku tahu mereka selalu bekerja, bekerja, dan bekerja.
Aku dan Nandia masih sibuk dengan makanan kita masing-masing, namun tiba tiba terdengar suara ketukan pintu berkali kali. Aku dan Nandia saling bertatapan untuk beberapa saat sebelun Nandia bangkit dari duduknya menuju ke arah pintu.
" Shhtt ahh ... Ashtt ah ... Uh ahh "
Sudah hampir 10menit Nandia tidak kembali masuk ke dalam rumah dan sudah hampir 10menit juga aku mendengar suara seseorang sedang mendesah.
Aku semakin penasaran, lalu memutuskan untuk keluar melihat apa yang terjadi dengan Nandia.
" Nan, eh?! " Ku melihat Nandia yang sedang berjongkok di depan seorang lelaki entah siapa namanya aku tak tahu.
" Lo ngapain, Nan? WOY BANGUN GAK!! " Teriakku menyerukan Nandia supaya ia berdiri dari posisi jongkoknya.
" Apaan sih lo, Nin? Ganggu aja " Ucap Nandia ketus sembari menatap ke arahku tajam.
" Lo ngapain jongkok-jongkok di depan tuh cowok? "
" Menurut L? Nih benerin jam bego!! " Jawab Nandia dengan menunjukkan sebuah jam tangan berwarna hitam yang sudah melingkar rapih di pergelangan tangan lelaki yang kini berada di samping Nandia.
" Lah? Benerin jam? Gue kira anuan " Tanyaku dengan kekehan yang sengaja ku buat-buat.
" Anuan bibirmu cantengen iku "
Aku hanya tertawa mendengar Nandia yang terus-menerus memarahiku, karena tuduhanku barusan.
" Gue pulang dulu ya, Nan. See you "
Sepulang lelaki yang ku ketahui bernama Amron, yang ternyata kekasih Nandia itu. Kami berdua kembali masuk ke dalam, membersihkan piring piring kotor yang tadi telah kami pakai untuk makan.
" Nan? "
" Apa? "
" Tadi lo beneran cuman benerin jam tangan Amron aja? " Tanyaku memastikan.
" Terus menurut ngana gue ngapain? "
" Enggak deh, haha "
Nandia hanya memutar kedua bola matanya, tidak menanggapi ucapanku barusan dan langsung berlalu pergi meninggalkan aku sendiri di dapur.
Setelah selesai mencuci piring aku kembali ke atas, dimana kamarku berada.
Dan lagi lagi untuk ketiga kalinya aku mendengar suara Nandia kembali mendesah, aku hanya menghela nafas. Mengabaikan desahan yang keluar dari mulut Nandia dan langsung masuk ke dalam kamar.
" Ahh ... Shhhfft ... Ahhh "
Brakk
Aku mendengar suara pintu kamarku di dobrak paksa, membuatku mau tak mau langsung menolehkan kepalaku ke arah pintu.
" Lo ngapain ah-ah gitu? " Tanya Nandia di depan pintu kamarku.
" Hah? Ini benerin jam dinding gue, terus tangan gue kejepit tutup tempat baterai " Jawabku.
" Kowe iku lak kejepit ojok ah-ah koyok wong di apakno ae. Bocah kok sontoloyo " •Kamu itu kalo kejepit jangan ah-ah kayak orang di apain aja. Anak kok gila.
Aku hanya tertawa mendengar ocehan-ocehan yang keluar dari mulut Nandia, lalu mendorongnya keluar dari kamarku supaya aku bisa beristirahat.
" Gara-gara jam jadi mendesah " Batinku di ikuti tawa yang keluar dari mulutku.Ps : tulisan bold itu artinya.