Part 6.Jodoh

67 7 3
                                        


Gue cuman butuh sebuah alasan.Bukan sebuah tindakan yang kadang bisa lo rekayasa. Seakan-akan semuanya baik baik aja
   
       Tiara Sari karoda

"Heloooo yuhuuuu ko Sepi bingitsss sihh? ".
  "Eh Mak cempreng. Kalo teriak liat situasi dong. Congor lu gede banget ".

  Yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Fanda Dan Fadila.

   "Ceklek".Tiba-tiba pintu rumah Mariatul terbuka. Dan menampilkan sosok makhluk gaib. Eh salah deh maksudnya sosok manusia. Eh, yailah manusia masa ia setan??.

"Eh, rame juga. Ayo masuk ".Kami pun langsung masuk kedalam Rumah Mariatul. Tapi, yang bikin kami kaget setengah kampret adalahh......

    "Ka Putra?? "satu kata penuh makna yang kami ucapkan bersama. Bagaimana tidak?? Seorang pangeran SMA Tunas Bangsa. Sedang berada dirumah Mariatul?? Wah, curiga gue. Jangan-jangan ni orang lelaki idung belang lagi.

  "Eh bujut. Berisik tau lu semua. Kaya koor membahana aja".Ucap Mariatul

"K.. Ka Putra ko bisa ada disini?? "Tanya Nida yang gue yakin penasaran setengah koid. Padahalmah ya, gue sih B aja tuh.

  "Hai, wah rame banget ya?.Dek, ko gak bilang-bilang kalo mau bawa pasukan? ".Wait wait. Dia bilang apa barusan? "Adek".Ya Tuhan aku bingung dengan semua ini.

  "Hehe sorry ya bang. Gua mau bilang tapi lupa".Seketika semua pandangan megarah ke Mariatul seakan meminta jawaban Lo-Harus-Jelasin-Kekita-Sekarang!. Yang ditatap hanya bergidik ngeri.
Tiba-tiba, HP gue-Tiara bunyi. Dan gue mencari tempat yang sepi buat angkat telfonnya.

   "Tiaraaaaa. Lu dimana sekarang?!Ngapain lu tinggalin rumah? Pulang lu".eh buset ni orang teriak ngalahin toa Di Masjid. Dia gak tau apa kalo ni kuping gak ada jadangannya?

   "Selo aja dong ka. Gua lagi dirumah temen. Ia,ia gue balik bye".yah, udah ditebak siapa yang nelfon. Pasti Mak lampir kutu kupret.

  Ketika gue membalikan badan tiba-tiba gue melihat malaikat tak bersayap berdiri didepan gue. Ya Allah kuatkan lah iman hambamu dalam menghadapi Cobaan ini.

   "Ngapain lo disini? "Ucap gue sinis. Jujur, gue masih dendam setengah akut sama ni orang.
  "Suka-suka gue dong. Ini kan rumah gue"Ucapnya sambil mengangkat satu alisnya.

   Hadeh malu banget gue. Rasanya pengen pinjem pintu kemana aja punya doraemon supaya bisa ngilangin muka gue Dari sini.

     Gue akhirnya memilih melongos pergi ngelewatin ka Putra. Tapi, tiba-tiba Dia narik tangan gue Dan membuat gue berbalik menghadap kedia. Jujur. Ini jaraknya tipis banget. Gue bisa liat jelas mata coklatnya. Alis tebalnya. Bibir tipisnya. Tapi, sayangnya Dia musuh gue.nasib-nasib.

"Lepasin"ucap Tiara sambil berusaha melepaskan tanganya Dari cekalan tangan Putra. Tapi, Putra hanya diam tak bergeming.

  "Lo masih punya urusan sama gue Tir. Dan gue harap lo gak pernah lupa".Ucapnya Tajam.
 
  "Lo harus inget ya Putra Prawinata. Gue gak bakal pernah lupa sama masalah kita. Inget itu!"Ucap Tiara sinis.Lalu tanpa babibu, Tiara langsung nginjek kakinya Putra Dan kabur.

  "Sialan"Umpat Putra
.
.
.
.
.
.
.
.Huaaa akhirnya selesai Part Ini. Gimana guys? Bagus gak? jangan lupa Follow vote and Comen ya.

KepercayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang