"Setengah jam berlalu, mataku sesekali mencuri ke arah jam yang menempel manis di pergelangan tangan kiri ku.
Sedari tadi, hanya orang berlalu lalang kesana kemari, dan celotehan dari Leeroy yang tak jelas. Well, mungkin aku yang tak menyimak pembicaraannya.
Dia terus saja bercerita, ini itu, itu ini, dan aku hanya mengangguk, menggeleng, tersenyum, menautkan alis dan lain sebagainya. Jika mendengar orang bercerita terlalu lama bisa membuat ku overdosis, mungkin sekarang aku sudah kejang kejang dan mengeluarkan bui dari mulutku.
Kemana si fake blonde ? Kenapa lama sekali?
Oh astaga.... aku bisa mati kebosanan seperti ini!!
Kupikir lebih baik jika aku bersantai dirumah. Memakan chips nya Niall dan menonton televisi bersama baby ku---maksud ku, anak yang masih ku kandung.
"Harry? You're so handsome today. She is your girlfriend?" Pekik seseorang dari kejauhan.
Untuk sesaat darah ku tiba tiba berdesir mendengar nama yang baru saja orang itu sebut.
'HARRY'
Kenapa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya?
Aku menoleh dan bisa kulihat dengan kedua mataku, seorang pria dengan tubuh tinggi nan tegapnya berdiri membelakangiku,tak jauh dari tempat ku duduk. Mungkin sekitar 5 meter. Dia melingkarkan tangannya pada pada pinggang wanita berambut gelap yang ada di sampingnya. Dia lah pria yang dipanggil Harry tadi.
Aku menggelengkan kepalaku.Tidak tidak. Tidak mungkin dia Harry---maksudku, didunia ini bukan hanya dia saja kan bernama Harry?
Sungguh, rambut keritingnya persis yang dimilikinya. Tidak, bukan hanya satu pria didunia ini yang punya rambut keriting sepertinya.
Apa pria itu juga punya mata hijau emerland sepertinya?
Apa kedua pipi pria itu juga berlubang sepertinya?
Apa pria itu memiliki suara bass juga ?
Apa? Apa? Apa?
Apa dia adalah Harry yang kukenal?
Apa dia adalah Hazza ku?
Tidak tidak.
Michelle.... mungkin saja dia hanya mirip. Okey???
What the hell?? Kenapa jadi membahasnya ?
Apa pentingnya dia?
Harry?? Dia sudah mati bagi ku.
What ever! I don't care!! He is fucking jerk!!
Bitch!!!
"Hai??" Aku menoleh, oh god, Niall datang membuyarkan lamunan ku.
"Sudah selesai?" Tanyaku pada Niall yang kini sudah duduk disamping ku. Dia hanya memainkan alisnya ke atas.
"Aku lapar! Bagaimana kalau kita ke nandos?" Tanya Niall pada ku dan juga Leeroy yang sedang sibuk dengan bedaknya.
"Kau yang traktir??" Ujar Leeroy kemudian dengan lihay mengoleskan lip gloss di bibirnya.
Kalian tau? Jauh dalam batin ku, aku sedang tertawa terpingkal pingkal melihat apa yang dilakukan Leeroy. I mean... he is so cute girl. Ha ha ha.
📝
"Kau pesan apa Chell?" tanya Niall yang sedang memperhatikan buku menu. Well, kami sudah ada di nandos bersama dengan Leeroy, juga.
"Mmmm, ah, steak and lemon tea" lalu aku meletakan buku menunya dan menatap Niall dan Leeroy bergantian yang saat ini wajahnya masih tertutup buku menu.
"Aku pesan fish soup and orange juice " ujar Leeroy.
"Cepatlah Niall!!" seru ku.
"Wait, aku pesan... Mmmmm, pasta ayam dengan krim, daging asap, kentang goreng, lalu minumnyaaa..., umm, ice coffee and lemon tea. Ah satu lagi, dessertnya aku pesan kue pie" mata ku terbelalak mendengar pesanan Niall yang begitu banyak. Yang benar saja? Dia lapar atau kelaparan?
"Apa?" tanya Niall dengan menatap kami heran.
"Kau pesan makanan sebanyak itu?" tanyaku
Niall menggidik "ada yang salah??"
"Itu lah salah satu ciri khas dari Niall. Dia itu omnivora! Hahaha" ledek Leeroy diakhiri dengan gelak tawa.
"Diam kau!" ketus Niall, lalu mendaratkan tangannya ke kepala Leeroy. Dan aku hanya tertawa hambar lalu memutar bola mataku malas.
Tak lama waiter pun datang dengan pesanan kami.
Aku memakan steak ku dengan pelan dan sesekali menyeruput lemon tea ku. Jika kuperhatikan, Niall benar benar seperti orang yang tak makan berabad abad. Dia menguyah pastanya dengan cepat dan sesekali meminum ice coffenya, lalu beralih ke daging asapnya.
Gooood,
"Michelle? Kau sudah selesai? Kau mau pie nya? Ambil lah!" tawar Niall pada ku yang memang sudah selesai makan dan mengelap bibirku dengan tisu.
"Yaa, nanti kalau mau aku ambil"
"Jika nanti nanti, aku akan menghabiskannya"
"Baikalah, aku saja yang ambil!" kata Leeroy mengarahkan tangannya ke piring yang berisi beberapa pie, namun Niall menepisnya dengan memukul punggung tangan Leeroy.
"Niall? Kau tadi jadi bertemu dengan Harold?" tanya Leeroy pada Niall yang masih sibuk mengunyah.
"Uuuummm" Niall menggeleng. Mulutnya tak bisa bicara karena tersumpal oleh makanan.
"Telan dulu makanan mu, Niall!" ujar ku yang sedang menikmati pie. Aku menggelengkan kepala berkali kali melihat Niall.
"Hehe. Hhuuft. Sekarang aku tinggal menikmati dessert nya" Niall menghela nafas sejenak dengan menyandarkan punggungnya pada kursi makannya.
"Kau dan Harold tidak satu acara yaa?" tanya Leeroy lagi.
"Tidak Lee, hanya stasiun tvnya yang sama, acaranya berbeda. Lagi pula, Harold blum datang saat aku datang tadi. Kurasa saat kita keluar, dia masuk" Niall bergidik.
"Ngomong ngomong, kau sudah lama tidak bertemu dengannya kan?"
"Yaps. Aku bertemu dengannya sekitar tiga bulan lalu. Nanti kalau ada waktu senggang, aku akan suruh dia datang ke rumah. Kau juga bisa datang" ucap Niall yang kini sedang menikmati pie ditangannya.
Aku yang sedari tadi tidak mengerti dengan pembicaraan kedua pria itu pun lebih memilih untuk menyantap sisa pie, sembari menikmati jalanan yang ramai dari jendela.
Harold, harold, harold. Siapa sih dia??
Harold? Namanya unik. Mungkin dia salah satu musisi juga, sama seperti Niall? Yeah, he is Niall's friend.--📖
Haroooooolddd
Apaan sih?? Lebay dah gua -_- 💥
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your's [Mrs.Plavin]
FanfictionAku, kau, dan teman mu. Semua terikat jadi satu. Keterikatan yang membuatku harus memilih diantara kau atau teman mu. -Michelle Ingin ku katakan pada dunia bahwa engkau adalah milik ku -Harry Carilah gadis yang lain, karena dia itu milik ku ...