"Dhis, kamu ambil mata kuliah pilihan apa?"
Pertanyaan itu selalu berulang setiap kali bertemu dengan teman-teman kampus pada masa pengisian KRS, Kartu Rencana Semester, bulan Februari lalu. Pertanyaan yang selalu membuatku diam karena masih ragu pada pilihan.
"Pengennya ambil kelas kreativitas tapi ... aku kan ga kreatif. Jadi, masih ragu sih." Kali ini aku mencoba menjawabnya.
"Sama! Aku juga gitu. Kepikiran terus, gimana coba nanti kalau tugasnya disuruh macem-macem. Aku harus buat apa? Aku kan ga kreatif! Mau ngambil pilihan yang lain juga gak ada yang pas."
Aku mengangguk, menyetujui pemikiran temanku sebelum akhirnya berpamitan pergi dengan sebuah pertanyaan di dalam benak:
"Masuk kelas kreativitas gak, ya?"
Apa sih yang terlintas dalam pikiran ketika kata kreativitas terdengar?
Membuat pernak-pernik lucu dari bahan-bahan mahal serta teknik-teknik sulit?
Membuat produk seni yang menakjubkan dengan latihan atau kursus berbulan-bulan?
Pagelaran dengan berbagai keterampilan bermusik?
Lalu ... hanya kita tidak mampu melakukan salah satu dari itu, kita melabeli diri kita sendiri sebagai orang yang tidak kreatif?
Benarkah itu? Setidaknya itu yang terjadi padaku sampai aku memutuskan untuk mengikuti kelas kreativitas.
====
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku (enggak) Kreatif
Non-FictionAku rasa banyak orang di luar sana yang merasa dirinya tidak kreatif. Termasuk aku ... tapi itu dulu sebelum aku tahu lebih jauh tentang konsep ini. Ini perjalananku memahami kreativitas. Ini juga kreasiku sebagai orang kreatif yang berusaha memenuh...