Minggu Pertama : Menghargai Kreativitas Bukan Sekedar Memberi Harga Kreasi

441 16 0
                                    

Senin siang di minggu kedua bulan Maret, seperti biasa Senin sebelum-sebelumnya merupakan jadwal kelas kreativitas. Berdasarkan kontrak perkuliahan, aku tahu dosen yang bertugas membawakan materi lingkungan yang merangsang kreativitas hari ini, tidak sama seperti yang hadir di kelas minggu-minggu lalu. Ia datang mengenakan baju putih, yang sesungguhnya tidak mencolok tetapi berhasil mencuri perhatianku. Baju putih dengan bordir kerancang atau juga disebut kerawang khas Sumatera Barat,setahuku, walau beberapa daerah juga memiliki bordir khas mirip dengan itu—dan entah bordir dari daerah mana yang ada pada baju tersebut. Baju yang mengingatkanku kepada banyak mukena milik mama di rumah. Mukena yang sewaktu kecil membuatku terheran mengapa harganya begitu fantastis hingga mama memberi pengertian bahwa pengerjaan detail bordir yang sulit membuatnya juga dihargai mahal. Saat itu yang aku tahu, bordir itu mahal karena sulit. Tanpa pernah peduli, mengapa sulit membuatnya menjadi mahal?

Tanpa kusangka, pertanyaan tersebut terjawab pada hari itu dan akan kubagikan pada kalian hari ini. Sebelumnya, aku akan menyampaikan sedikit pengertian Kreativitas, Kreatif dan Kreasi, sekedar untuk lebih gampang memahami tulisanku kali ini. Tidak perlu teori rumit, pengertian dari KBBI ini kurasa cukup menjelaskannya. Kreativitas (kata benda) adalah kemampuan untuk menciptakan, sedangkan kreatif (kata sifat) adalah memiliki daya cipta;memiliki kemampuan untuk menciptakan dan kreasi (kata benda) merupakan hasil daya cipta; ciptaan buah pikiran atau kecerdasaan akal manusia.

Nah, yang perlu kalian ketahui adalah bahwa ada empat aspek dari kreativitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah, yang perlu kalian ketahui adalah bahwa ada empat aspek dari kreativitas. Aku bisa bilang, orang yang kreatif bisa dijelaskan dari empat hal, disebut dengan 4P yaitu: Person (Orang), Press (dorongan/tekanan), Process (proses), dan Product (kreasi).

Person (Orang). Individu dengan keunikannya membuat pemikiran-pemikiran yang berbeda sehingga menghasilkan kreasi yang berbeda pula. Keunikan individu ini juga bisa membuat seseorang memiliki keotentikan pada setiap kreasinya. Aspek ini yang menjadi alasan adanya produk tertentu yang identik pada seseorang.

Press (dorongan/tekanan). Kreativitas akan terwujud jika seseorang memiliki dorongan baik dari dirinya sendiri (motivasi internal) atau pun dari lingkungan. Lingkungan bisa mendorong dengan menyediakan berbagai macam kesempatan dan dukungan. Walau, tak bisa dipungkiri bahwa terkadang tekanan dari lingkungan seperti keterbatasan, kekacauan dan penolakan juga bisa mendorong seseorang menjadi kreatif. Kalau kata pepatah sih, tak ada akar, rotan pun jadi. Nah, dalam menemukan si 'rotan' ini orang-orang bertindak kreatif. Namun, beberapa batasan juga membuat kreativitas seseorang terikat dan terhambat, seperti norma, budaya, hukum, dsb.

Proses. Seseorang harus melewati tahapan ini baru mendapatkan kreasi. Proses bisa menjadi tahap yang panjang. Walau, panjang di sini bukan kuantitatif karena bisa saja terjadi dalam hitungan menit tetapi mungkin juga hingga berbulan atau bertahun lamanya. Mulai dari memikirkan konsep, merancang, menyiapkan segala yang perlu disiapkan, menciptakan, hingga terbentuklah sebuah kreasi. Bayangkan saja jika seorang akan menjahit sebuah baju, dia akan mulai dari memikirkan baju seperti apa yang ia inginkan. Lalu menggambarkannya pada sebuah kertas, memikirkan bahan apa yang cocok, perlengkapan apa yang ia butuhkan, membeli kain ke pasar, mencari kancing di toko, menyocokkan warna benang. Kemudian, ia akan mengukur badan, menggambar pola, memotongnya, menyatukannya dengan mesin jahit yang harus di setel sana-sini, memasang kancing hingga akhirnya jadilah sebuah baju.

Dari ilustrasi di atas, dapat kalian bisa lihat bahwa proses adalah tahap yang membutuhkan banyak pengorbanan. Mulai dari pemikiran, waktu, tenaga sampai dengan materi (uang, misalnya). Pada tahap ini, kecerdasan, keterampilan dan keahlian ikut terlibat. Dari aspek inilah bisa terjawab, mengapa sulit bisa menjadikan suatu barang (cth. bordir) mahal. Sulit bukan saja diartikan membutuhkan kecerdasan, keterampilan dan keahlian yang tinggi dalam mengerjakannya, tetapi juga saat merancangnya, menyiapkan bahannya, waktu yang diperlukan, tenaga juga modal yang harus dikeluarkan. Sayangnya, belum semua orang sadar bahwa proses yang panjang ini patut dihargai, baik itu secara afektif (apresiasi, dsb) dan juga dengan memberikan harga dalam bentuk nominal. Banyaknya, kreasi-kreasi yang ditujukan untuk komersil hanya menghitung modal materil yang mereka keluarkan dengan sedikit untung, tanpa mempertimbangkan berbagai pengorbanan yang mereka lakukan.

Produk. Pemikiran individu, dorongan yang ia miliki dan proses yang telah dijalani akan menghasilkan produk. Produk bukan hanya berbentuk barang tetapi juga jasa. Produk bisa berbentuk materil (dapat dilihat dan disentuh) dan juga immaterial (buah pemikiran, norma, budaya, musik yang didengar, dsb). Produk bisa diberikan nominal, tetapi jangan lupa menghargai proses. Seringnya, kita hanya melihat hasil jadi tanpa pernah tahu proses dibaliknya. Hal ini tampak dengan kebiasaan kita memberikan nama-nama produk dengan tanpa melibatkan prosesnya, sehingga proses menjadi tidak berharga.

 Hal ini tampak dengan kebiasaan kita memberikan nama-nama produk dengan tanpa melibatkan prosesnya, sehingga proses menjadi tidak berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan hari itu diakhiri dengan sebuah pemahaman baru di dalam diriku. Aku sadar bahwa, bukan hanya produk yang harus dinilai, tetapi juga proses. Sekarang ngerti 'kan kenapa nasi gurih komplit bisa cuma dihargai Rp. 8000 tapi rice cooked with coconut milk and egg with chilli sauce jadi 35.000? Karena tanpa proses, semua seakan tiada berharga #eak #eak

000? Karena tanpa proses, semua seakan tiada berharga #eak #eak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku (enggak) KreatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang