Teka-teki

24 4 0
                                    

Non Nabila anaknya cantik, baik, sopan, pintar, sholeh pula. Itu semua berkat didikan dari kedua orang, meski begitu non Bila tidak ketinggalan zaman. Ia sangat tertutup, baik sikap, sifat, dan penampilannya yang di balut oleh jilbab. Setau saya, mbok Ratmi begitu biasanya non Bila memanggil, ia tak pernah pacaran. Mungkin non Bila salah satu gadis yang berprinsip, tapi bukan berarti tidak ada pria yang menyukainya.

***

Nabila's Pov

Sabtu malam, cuaca dingin diluar rumah. Tapi karena buku yang telah aku pinjam dari perpustakaan 'Tadika' telah selesai ku baca, aku harus segera mengembalikannya. Harusnya siang tadi aku pergi ke sana, tapi aku putuskan sekarang saja aku pergi, ini adalah tanggung jawab.

"Mbok Rat, Bila keluar sebentar ke Tadika" Langkahnya makin cepat sejak keluar dari pintu kamarnya menuju pintu depan dengan tangan yang sibuk memasukan bukunya ke dalam kantung kecil.
"Sebentar non, tunggu" Langkah wanita paruh baya itu mengejarku memberikan nada perhatian dengan membawakan syal.

*Perpustakaan Tadika cukup dekat dengan rumah, hanya di seberang jalan depan.

Skip

"Akhirnya bisa kukembalikan buku buku itu tepat waktu" gumamnya dalam hati, sambil mendorong pintu kaca transparan perspustakaan itu.
"Keadaan semakin dingin saja, padahal baru pukul 20.15" pikirnya, dengan tangan yang semakin dalam masuk ke kantung jacketnya.
Beberapa menit setelahnya, tepat di sebuah jembatan kecil, diatas trotoar ia berjalan. Ia mendengar langkah kaki yang tepat semakin lama semakin dekat jaraknya dengan dia, entah apa yang ada dalam pikiranku.
"Semoga bukan hal buruk yang akan menimpaku malam ini. Lebih baik aku percepat langkahku." pikirnya ketakutan, menambah kecepatan langkah kakinya.

Sampai didepan gerbang pintu rumah, aku tak mendengar suara langkah kaki itu lagi. Aku langsung masuk ke rumah, mengganti pakaian tidur di kamar. Gemetar tanganku masih terasa, antara takut dan kedinginan bercampur aduk layaknya es campur. *ehgakdeng

"Aku penasaran, suara langkah kaki itu kenapa hilang saat aku sampai di gerbang rumah? Jangan-jangan orang itu mengikutiku." saking penasarannya, aku keluar ke balkon kamarku, melihat ke pintu gerbang apakah benar ada seseorang yang membututiku malam ini.

Hessspp
Suara angin masuk saat ku buka pintu menuju balkon, dan ternyata di depan gerbang seseorang berdiri dengan jacket berwarna gelap, melihat lihat ke arah kamarku tapi untungnya aku sembunyi di balik pot bunga yang cukup besar.
*muatlahbuatbadankuyangkurusini
Karena minimnya pandangan, tak begitu jelas raut wajah siapa yang ada dibalik gerbang itu. Aku gak berani jika aku harus menghampirinya, lagian kalau memang dia butuh pasti menekan tombol belnya kan.
"Aaah sudahlah, palingan cuma orang kebetulan lewat, besok aja lagi lah aku telusuri. Tenang Biiil kan ada cctv" Pikirnya meninggalkan balkon kamarnya.

Tepat pukul 23.43 aku terbangun, menyingkirkan selimut dari tubuhku dan langsung ke kamar mandi mengambil air wudlu.
Selesai shalat, tubuhku terbaring di atas sajadah sampai akhirnya terdengar suara adzan shubuh.

Skip

Karena libur, biasanya aku punya rutinitas sendiri yaitu olahraga, gak yang berat berat si, palingan jogging sekitar komplek.

"Mbok, jogging yo boar sehat" ajaku ke mbok Ratmi.
"Hallllah non, boro boro jogging mbok Jalan ke kamar mandi saja boyoknya *pinggang* sakiit sekali" gerutu mbok Ratmi, maklum faktor U.
"Eh non ada surat untuk non" wanita paruh baya itu mengeluarkan kertas amplop putih dari sakunya.
"Surat siapa mbok? Kapan datang?" Tanyaku penasaran mengambil amplop dari tangan mbok Rat.
"Saya ndak tau non, wong padahal orangnya tadi malam ada di luar pintu gerbang, tapi disuruh masuk ndak mau. Ya sudah" jelas mbok Ratmi, yang mengingatkanku pada seseorang tadi malam.
"Emm orangnya pake jacket tak mbok? Warnanya gelap?" Tanyaku tiba tiba.
"Naah iya itu non, non kenal?" Mbok Ratmi seakan akan memberi petunjuk seakan akan menganggap aku kenal dengan orang tersebut.
"Eeeh, yaudah aku simpan dulu deh mbok." Aku bingung menjawab pertanyaan itu, sengaja tidak aku baca karena takutnya itu sesuatu yang penting tapi salah kirim.

WhatsApp

08.05
'Bilaa lo udah terima amplop belom?'

'Udah, tapi gaada nama sendernya'
'Eh btw, ko kamu tau Ta'
*Prita

'Iya itu gua, Bilaa'

'Loh apa isinya?'

'Emang lo belom buka?'
'Hastaga itu ticket bioskop,
kita nonton bareng'

'Ticket bioskop? Nonton bareng?'
'Emang kamu dimana?'

'Makanya jangan ngelamun mulu,
Tadi malem lo pulang dari perpus,
Gue panggil kenapa ga nengok?'

'Masa? He he Jadi semalam
itu kamu'
'Ko misterius banget ya :'v'

'Heeh lo itu!'
'Udah lah, mumpung gue lagi di Jogja
Kita reunian, ntar malem'
'Oke'

'Ya udah, aku tunggu di rumah'

Fyuuuh
Suara nafasku lega ternyata Prita, berarti aku harus siap siap dari sekarang, beres beres rumah.
*Karena Prita punya kebiasaan buruk dirumah Bila. Hsssst rahasia ntar juga tau.

°°°

Masih pemula nulis cerita
Maapkan kalo ceritanya berantakan ngawur.

Vomments geez *membantu

Happy reading 🙌

Frekuensi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang