Purpose

19 1 0
                                    

Prita's Pov

Tepat minggu malam, Prita nampak sibuk dengan eyeshadow-nya. Mencari cari belt kesayangannya buat di mix and match dengan dressnya itu.

"Aduh apa gue gendutan yak, kok ini belt agak beda" Pikirnya namun seolah olah dia merasa bodo amat, dan langsung mengambil handbag+kunci mobilnya.

Author

A half hours later....

Tidit tidit
Suara klakson mobilnya di depan rumah Nabila, lantas Nabila menghampirinya dengan gamis yang di balut jilbab nampak anggun, ditambah sorot lampu dari belakang. Seakan akan ia bercahaya layaknya malaikat tanpa sayap.
*bahngomongnyalagingawur

"Yuk, siap" Suara ajakan Nabila, sambil duduk di kursi depan sejajar dengan Prita.
"Makin rapet aja tu hijab Bil" suara Prita yang agak sedikit ngeledek.
"Ahh, kamu kapan hijabnya? Jangan cuma bisa ngeledek yang berhijab dong" Jawab Nabila seakan akan badai menyambar ke telinga gue sampai ke jantung.
"Iya gue nunggu hidayah hehe" dengan jawaban meringis gue rasa cukup.
"Kamu ini aneh to Prita, kok ada hidayah di tunggu, harusnya kamu jemput dong" Cerocos Bila, tapi gue cuma bisa meringis doang. Udah berkali kali dia bilang kek gitu.

Banyak persoalan yang dibincangkan pasal hijab, tapi sukur itu berhenti karena mobil gue tiba tiba mogok.

"Bila, kayaknya mobil gue mogok deh" Muka lurus tanpa ekspresi dan langsung turun.
*mogok depan halte
"Lah kok bisa Ta? Kira kira ada masalah mesin ato gimana?" Tanya Nabila panik.
"Eeh kayaknya habis bensin Bil, bentar gue cari bantuan" sibuk dengan panggilannya.
*untung gue lagi di Jogja jadi jalanan gak macet kayak di Ibukota.

"So, siapa yang mau bantu?" Tanya Nabila yang masih panik.
"Ada, si Aden temen gue." jawab dengan nada tenang.
"Lah kamu kan baru ke Jogja kemarin, temen dari mana?" Nabila nampak kebingungan, duduk di halte bus.
"Temen sekolah gue di Jakarta, dia juga lagi libur, dia udah disini barengan gue. Gue mau kenalin dia sama lo nanti" cerocos Prita.
"Loh maksudmu temenmu itu mau nganter kita ke bioskop?" tanya Nabila kebingungan.
"Mendingan pake taksi online aja Ta" Lanjut Nabila dengan pintanya itu.
"Bentar bentar Bil" karena ponselku bunyi aku bukan bermaksud mengabaikan pembicaraan Nabila.

tak lama mobil hitam mengkilap berhenti di depan halte.

Yang keluar dari mobil itu jelas Aden yang diceritain sama Prita.
"Ayok berangkat, mobil lo biar di bawa sama supir gue, ke SPBU buat diisi bensin jadi nanti lo pulang bisa pake"
Biasa lah anak metropolitan jadi gaya sama ngomongnya juga gaul.
Gak ragu ragu lagi Prita dan Nabila langsung masuk ke mobil Aden.
Sambil nyetir Aden selalu nengok ke kaca sepion depan, yang nampak Prita dengan Nabila sedang duduk manis di jok belakang.

"Lo, kapan balik lagi ke Jakarta Ta?" tanya Aden ke Prita. Tapi Prita tak menjawabnya dan malah mengenalkan Nabila kepadanya.
"Ohya, kenalin Den temen karib gue Nabila." Prita yang nampak senang mengenalkna Prita dengan Aden.
"Oh Nabila, namanya bagus juga, gue Aden" Aden dengan cueknya mengenalkan dirinya.
*namanya juga cowok pasti so cool.
"Terima kasih, namamu juga bagus" Begitu lah Nabila cukup menjawab seperti itu ia meras cukup.

Selang berapa lama, setelah berada di dalam ruangan yang ber-Ac dan bisa jalan itu *mobil. Akhirnya mereka sampai juga di bioskop besar. Namun nyatanya Aden mendadak membeli ticket mengikuti Prita.

Skip

Nabila's pov

"Ups Bil maaf yak mobil gue penuh, gimana dong. Ohya mending lo pulang sama Aden aja." Respon Prita saat Nabila membuka pintu mobilnya, dan kenyataannya memang mobil sudah penuh oleh teman temannya.
*

inilah rencana Prita dengan mengundang teman temannya tanpa seizin Nabila, itu semua supaya Nabila bisa semobil dengan Aden.

"Ada apa? Ko ribut?" suara ngebass itu mendekati kerumunan.
"Aden lo mau kan anter temen gue pulang?!" Nada suara Prita seperti memaksa.
"Oh siapa emang, dia? Yodah ayok" nada ajak itu ditambah tatapan coolnya ke Nabila.
"Pritaaa kenapa aku? Pritaa plis deh" nada bisik Nabila berusaha menolak, tapi Prita hanya merespon dengan mengangkat bahunya sambil tersenyum dan meningalkan Nabila sendiri.

Author

Ah sudah ini akhirnya, Bila harus satu mobil dengan pria yang sama sekali belum ia kenal.
"Ehh bismillah aja, no problem i will try" bisikanya dalam hati sambil menatap ke arah pintu mobil pria itu, dan membukanya.

Nabila's pov

Bruum bruum
Suara dari gas mobil itu mengisi keheningan diantara mereka, tiba-tiba.
"Ehem udah gausah tegang gitu, enjoy aja" Tiba tiba Aden seperti menenangkan Bila yang sedang tegang itu, karena ia tak terbiasa dengan kondisi ini. Bila pun hanya membalas dengan senyuman.
"Oiya gue denger lo suka baca buku, beneran?" tiba tiba nanya seperti berusaha akrab denganku.

"Eh memang kenapa?" jawabku.
"Yaa zaman sekarang kan cewek biasanya sukanya gadget, fashion, shoping. But ur different" siapa dia berani beraninya berpendapat jika aku berbeda —,
"Kata siapa, nggak kaya gitu ko. Aku sama kaya yang lain. Buku bukan hobbyku, aku suka aja mencoba hal baru. Selagi positif why not?" cerocos Nabila, seolah olah seperti membela dirinya.
"Ya ya bener banget tu"
"Eh ntar didepan belok kanan aja" Bila menunjukan jalan kearah komplek rumahnya.
"Oh disini, lo tinggal di komplek?" mengerem mobilnya tepat di depan gerbang rumahnya.
"Eh yaa, thanks ya tumpangannya" rasa terima kasihku hanya di balas dengan senyumanya itu dan pergi.

WhatssApp

21.02
'Bila lo udah sampe?'
'Soal tadi sorry ya'

'Iya baru sampe'

'Gimana lo udah akrab sama Aden?'
'Aden boleh juga kan'
'Ya gue tau dia agak bad'

22.00
'Maksudnya akrab gimana?'
'Boleh apanya ta?'

'Ah lo masih sama kek dulu'

Sengaja pesannya tak di read, keesokan harinya Nabila baru saja pulang entah darimana dan langsung menghampiri mbok Ratmi di meja makan.
"Mbok, masak apa hari ini?" tanya Nabila ke mbok Rat, karena biasanya Nabila masak sendiri.
"Masak screamble telur dengan wortel" jawab mbok Rat, sambil sibuk dengan hidanganya.
"Mbok bentar lagi kan Bila lulus, dan Bila diajak Prita kuliah di Jakarta, menurut mbok gimana?" tanya Nabila.
"Yaa terserah non saja, Mbok Rat si gimana baiknya aja buat non" jawab mbok Rat.

Dari percakapan tersebut, akhirnya Nabila memutuskan untuk ikut Prita ke Jakarta meneruskan study-nya.

***

Kejadian apa ya yang Nabila alami saat di Jakarta? Gimana kuliahnya?
*next part

Jan lupa vommentnya *membantu

Happy reading 🙌

Frekuensi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang