Part 2

17 2 0
                                    

Banyak typo dan alur masih acak... jangan lupa vote dan comment yaa ^_^

Eline Pov

Aku mengendarai city ku sambil memutar musik instrumen saxhophone. Ya aku sangat menyukai musik saxhophone. Kenny G adalah saxhophonist kesukaan ku. Aku sangat kagum dengan orang yang bisa memainkan alat musik saxhophone. Buat aku melihat mereka memainkan alat musik itu sungguh luar biasa. Yah, musiknya mengalun dengan sangat romantis dan menenangkan. Aku tak terlalu suka dengan musik yang  keras.

Tak terasa sekarang aku sudah sampai di depan gerbang kampus. Aku kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta dan mengambil jurusan manajemen. Awalnya kak Ervin menawarkan aku untuk kuliah di luar negeri, tapi dasar akunya malas dan ga mau pusing belajar, aku menolak ke luar negeri dan akhirnya kuliah di jakarta aja. Papi dan mami pasrah aja, soalnya sebenarnya mereka juga ga mau aku jauh-jauh dari mereka. Maklum anak perempuan satu-satunya.

Aku pun langsung memarkir mobil di parkiran di dekat gedung fakultasku. Aku bergegas turun dan langsung menuju ruang kuliah. Sekarang menunjukkan pukul 06.50, itu tandanya sepuluh menit lagi kuliah akan dimulai. Aku langsung masuk dan mengambil tempat duduk di dekat kedua sahabatku. Biasa mereka mahasiswa yang rajin, biasanya 30 menit sebelum kelas dimulai mereka sudah datang dan yahh mereka pasti menyiapkan tempat duduk buat ku juga.

"Pagi Dea, Riri" ucapku sambil meletakkan tas dan langsung duduk.

"Pagi lin, tumben datangnya ga mepet pagi ini" sahut sahabtku Dea.

"Iya lah, nyokap gue uda gedor-gedor kamar pagi-pagi, pake ngancem sita mobil, ya gue langsung melek lah".

"hahaha dasar ya lo lin, di ancem dulu baru bisa bangun pagi" lanjut riri.

"Ya gitu deh, tapi ga apa-apa deh".
Tak lama kemudian dosen pun masuk dan mulai menerangkan materi kuliah manajemen keuangan pagi ini.

Setelah tiga puluh menit berlalu, aku merasakan mata ku mulai berat, rasanya kelopak mata ku sudah digantung beban yang sangat berat. Aku menselonjorkan badan di bangku, menundukkan kepala, dengan rambut panjang aku biarkan menutupi sebagian wajah, dan mataku perlahan mulai terpejam. Aku pun sudah tidak mendengar apa pun yang dikatakan oleh dosenku. Maaf ya pak, bukan tidak menghargai, tapi mata ini yang tidak mau kompromi.

"Aduhhhh" aku mengerang dan membuka mata perlahan. ternyata kepalaku kepentok di lengan kursi. Kalian tau kenapa? temen ku si dea dengan sengaja menarik tangan kanan yang sedang menopang kepala ku dengan sengaja.

"hahaha, dasar lo yaa, tiap kelas pagi tidur mulu, perasaan baru juga setengah jam mulai". 

"tau nih, kebo banget sihh, untung dosennnya ga nyadar ada kebo di kelasnya" lanjut riri.

"hehehe, habisnya mata gue rasanya berat banget nihh, gak tau kenapa. Bukan salah gue dong, salah mata gue nih" sahutku sambil nyengir.

aku pun memasukkan buku ke dalam tas dan bernjak keluar kelas bersama para sahabatku.

"ke kantin dulu yuk, sambil menunggu kuliah berikutnya" ucap dea.

"ayo, gue juga mau sarapan, tadi di rumah ga sempat" lanjut riri.

"ya udah ayo ke kantin" sahutku kepada mereka.

Sesampainya di kantin, kami mengambil tempat duduk di pojokan. Dea dan Riri langsung memesan makanan, sedangkan aku hanya duduk menunggu sambil memainkan hp.

Drtttt...drtttt..drttt
hp ku bergetar ada panggilan masuk,ternyata mami yang nelpon.

"halo mi"

"iyaa, ne Eline masih dikampus, nungguin kuliah selanjtnya"

"paling nanti Eline jalan-jalan bentar sama temen mi".

Married lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang