I.KEBERSAMAAN : ZEN

25.8K 146 10
                                    

Terima  kasih  atas  segala  bentuk  dukungan, vote, komentar juga  following  dari  para  kawan  readers. Semoga  saya  bisa  lebih  produktif  lagi  dari  sekarang. Terima  kasih  semuanya.

***************************************************************

                        Aku  dan  Gizha  keluar  dari bioskop  tepat  pukul  18.00  malam, film  Harry  Potter  kelima  yang  kami  tonton  luar  biasa  seru  waktu nyaris 2  jam  tidak  terasa, meskipun  Gizha mengaku  kurang  puas, dia  bahkan  beranggapan  jika  ini  adalah  adaptasi  terjelek  dari  keseluruhan  buku  yang  telah  di  filmkan  sejauh  ini.Menurut  Gizha  perpindahan  Sutradara, crew  serta  tetek  bengek  lainnya  menjadi  penyebabnya. Sebetulnya  aku  tidak  paham  pada  ocehannya, tapi  melihat  Gizha  berbicara  sambil  berapi-api  merupakan  salah  satu  momen  paling  menyenangkan.

     Karena  di  waktu  inilah  kedua  warna  mata  menyerupai  kerlipan  bintang  malam  di  langit  itu  akan  terbuka  lebar  pupilnya, berbinar  gembira. Mulut  mungil serta  berwarna  pink  muda  tersebut  mengeluarkan  celotehan  riang. Semangat  dari  Gizha  selalu  mengalirkan  tenaga  positif  kepadaku. Kalau  sudah  begitu  aku  pasti  lupa  waktu  kondisi  juga  keadaan, hanya  diam  terpaku, terpatri  memandangi  sosoknya  lekat-lekat  hingga  Gizha  tersadar  bila  jiwaku  sudah  terlepas  dan  terbang  berimajinasi  sendiri. Lalu  dia  akan.

     “ Zen! Halo?? Masih  di  bumi?” tanyanya  seraya mengguncang  pelan  bahuku.

     Mengedipkan  mata cepat  disertai  mimik  wajah  bingung. Akupun  menjawab. “ Hah? Apa? Tadi  kamu  berkata  apa?”

     Gizha  langsung  menekuk  dahi, memonyongkan  bibir. “ Bagus! Aku  bicara  panjang  kali  lebar  tidak  ada  gunanya  rupanya”

     Aku  tertawa, menarik  bahunya  lalu  memeluk  tubuhnya  dari  samping membuat  Gizha  terkejut. Kemudian tanganku  mengacak  pelan  rambutnya  setelah  itu  mencium  puncak  kepalanya  sekaligus  menghirup  aroma  shampoo  campuran  madu  dan  mawar  yang  lembut  ini. Sesekali  tanganku  mengelus  rambutnya, dari  ujung  kepala  hingga  mencapai  sebatas  bahu. Gizha  memiliki rambut  sewarna  kayu  jati  tua  dan  itu  asli  bukan  kimia.

     “ Itu  karena  aku  suka  melihatmu  berbicara, senang  bila  kamu  sedang  berbahagia, keriangan  sikapmu  membuatku  bersemangat. Jadi, jangan  pernah  bersedih  hati  ya  karena  juga  akan  berdampak  padaku” kataku  seraya  menyatukan  dahi  kami.

     Gizha menengadah, pipinya  bersemburat  merah, seperti  ada  tomat  di jatuhkan  di  atas  salju  putih. Sangat  imut.” Asal  kamu  berhenti  berulah  menyebalkan  ya” pintanya.

     Aku  terkekeh. “ Nah, itu  tidak  janji. Membuatmu  sebal  kan  salah  satu  hobiku” kucubit  puncak  hidungnya. Gizha  mengeluh, jari  kirinya  balas  menjewer  telinga  kiriku  lalu  berlari  kecil menjauh.

     Kami  tertawa  bersama. Akupun  mengakhiri  kencan pertama  kami  sebagai  kekasih  ini  dengan  mentraktirnya  makan  sepuasnya  di  sebuah  factory   cake  ternama.

*****************

     Aku  segera  pulang  ke  rumah  setelah  Gizha  ku  antar  dengan  selamat, seusai  memberikan  setumpuk  oleh-oleh  kepada  kedua  Orang  Tuanya, ( diikuti  cubitan  keras  dari  Gizha  berkali-kali  karena  harga  dirinya  yang  tinggi  sering  melarangku mentraktirnya)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHITE PIGEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang