destiny

4 0 0
                                    

Kelas pun ramai dengan kicauan murid-murid yang baru sajah memasuki ruang kelas seusai istirahat, suasana nya pun masih kacau karena guru pengajar belum masuk. Saat itu kelas Lalona pelajaran Pa Dedi yaitu guru Bahasa Indonesia yang terkenal dengan banyak nya tugas yang ga ngotak. Tugas nya juga kadang tidak selaras dengan pelajarannya, bayangin ajah masa ada pelajaran Indonesia tugas nya disuruh ngapalin plat nomer motor siswa sekelas terus nanti yang ditunjuk harus sebutin, aneh banget kan ada tugas kaya gitu. Katanya sih tujuannya buat ngelatih daya ingat.
"Ya anak-anak sekarang bapa bakal bagi pendamping buat tugas-tugas kalian ke depannya selama 1 tahun ajaran ini yah" pendamping itu tujuannya buat membantu siswa yang ia dampingi dalam mengerjakan tugas Bahasa Indonesia selama 1 tahun, biasa nya pendamping dilihat dari ranking siswa selama 1 tahun ajaran sebelumnya.

Satu persatu siswa dibacakan pendampingnya oleh Pa Dedi.
"Lalona Dandelion kamu akan mendampingi Claudyo Valentino yah." Seketika Lalona melotot karena kaget dan sebal karena harus berurusan dengan mahkluk yang bernama claudyo itu lagi.

"Saya pa?! Bapa ga salah?" Kata Lalona dengan nada ingin protes Sambil jari telunjuk nya yang di arahkan pada batang hidung.
"Nama Lalona Dandelion kan cuman 1 dikelas ini. Pokonya kamu harus dampingi dia karena kamu salah satu murid dengan ranking diatas kamu cocok untuk menjadi pendamping anak baru"
"Kenapa ga Aldo ajah pa yang ranking 1 dikelas?"
"Aldo lebih cocok dengan siska karena dia sudah terbukti bisa meningkatkan nilai siska tahun lalu. Sudah kamu jangan banyak protes saya pusing. Sekarang buka halaman 56 dan kerjakan latihan semuanya!" Pa Dedi pun pergi meninggalkam ruangan. Sudah bukan hal aneh pa Dedi sering meninggalkan kelas setelah memberi tugas.

Lalona sekali lagu hanya bisa menerima nasib nya itu karena perintah guru tidak boleh di bantah lebih tepatnya tidak bisa dibantah walau dengan 1001 alasan.

Lagi?! ampun kenapa gue harus urusan sama dia lagi sih?! Ahh! Dia emg bikin hari gua abu-abu deh!

"Kenapa sih lo gamau banget sekelompok bareng gue?" Tanya Dyo sambil menatap Lalona yang sibuk membuka buku hendak membuka halaman yang ditugaskan.

Berisik amat sih ni cowo satu gatau kali yah gue lagi kesel. Lalona tidak menggubris pertanyaan Dyo.

"Jawab kaliiiiii" tangan Dyo yang jahil mencoret buku Lalona seketika membuat Lalona jengkel.

"Kenapa lo coret-coret buku gue sih?! Ga bisa apa liat gue tenang sedikit?!!" Bentak Lalona membuat separuh isi kelas memperhatikan termasuk Fey yang duduk tidak jauh dari mereka. Lalona memang terkenal galak dan jutek kalau belum dekat, teman sekelasnya pun banyak yang segan dan enggan mencari masalah dengannya.

"Ya abis lo ngacangin gue. Duh santai ajah kali gausah teriak-teriak kaya kucing mau kawin. Sensi amat sih lo kaya ema-ema deket masjid rumah gue yang suka banjur kucing kalau lagi kawin" Dyo cengengesan sambil melihat muka Lalona yang mulai memerah karena kesal karena jawabannya.

Tuh kan lucu ekspresi nya kalau mau marah gini. Merah kaya tomat makin lucu. Pikir Dyo hingga ingin terus menjahili Lalona.

"Apa sih ga lucu tau! Lo tuh buat hari ini jadi bad day aja deh! Ancur deh mood gue ah" sambil sedikit menghentakan pensil ke meja Lalona pun berdiri dan pergi meninggalkan kursi nya lalu keluar kelas pergi ke WC lantai 2 yang tak jauh dari ruangan kelas sambil mencari sedikit udara untuk bernafas.

Hhhhhuuufffff untung cuaca pagi ini sejuk. Mening disini sih daripada didalem kelas apalagi ketemu tuh cowo yang bikin gue ngerasa kaya di neraka. Pengen banget gue cabik-cabik deh mulutnya. Duh sadis banget yah gue. Ah udah lah mikirin nya ajah buat gw tambah emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Even "If"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang