Latihan

27 2 0
                                    


Grestia POV

Hari ini aku harus bangun pagi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Ugh! Sangat menyebalkan.

Setelah memakai seragam sekolah yang cukup merepotkan, bagiku. Aku segera menaiki kereta kuda dan segera berangkat.

Sebenarnya aku sangat malas berangkat ke sekolah, kalian tahu? Aku lebih suka berlatih senjata dengan salah satu guru kepercayaanku. Kalian pasti tidak tahukan bahwa aku sering membolos dari sekolah? Ya, itu karena orang yang aku ajak kerja sama sangat berpengaruh di lingkungan sekolah itu. Dia juga cantik sepertiku.

Namanya, Eriska ndrewis. Seorang putri dari kerajaan diran yang membangun sekolah untuk melantik putri-putri tersebut. Eriska itu sama sepertiku, dia sangat membenci pembelajaran sebagai putri yang dituntut untuk sempurna.

Pertemuan kami berawal saat aku tidak sengaja melihatnya tengah berlatih pedang di tempat yang sangat rahasia dengan seseorang yang sekarang menjadi guruku, maksudku guru kami.

Sejak itulah kami saling bekerja sama dan menjadi sahabat sampai sekarang.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, aku tidak langsung menuju halaman sekolah. Melainkan membelokkan arah ketujuanku menuju markas rahasia kami. Ya, siapa lagi jika bukan markasku dan eriska.

Setelah sampai di markas tanpa ketahuan, aku segera memasuki tempat tersebut dan mengganti pakaian sekolahku, ah lebih tepatnya gaun sekolahku, dengan baju lengan pendek serta celana hitam panjang dan sepatu boot berwarna coklat.

"Selamat datang, tuan putri Grestia," kata seseorang dengan nada meledek.

"Terima kasih atas sambutannya, Eriska si pelayan setiaku. Haha." balasku yang sudah mengerti siapa orang tersebut.

"Ah! Kau tetap seperti Grestia yang kukenal. Sangat menyebalkan." regut eriska.

Inilah yang aku suka darinya. Dia akan kalah dalam meladeni kejahilanku. batinku tertawa

"Ugh! Mukamu sangat menggemaskan sekali. Hmm membuatku ingin...,"

"Tidak! Jangan kau lakukan itu, Gres. Aku sudah pernah patang tulang karena tendanganmu itu. Aku tidak mau ya, gara-gara kau gemas denganku aku pulang dengan badan tidak utuh. Kau Harimau betina, Gres. Hii" potong eriska dengan gidikan ngeri di akhir kalimatnya.

Aku pun kembali tertawa melihat ekspresi konyol eriska yang diperlihatkan padaku.

"Sudah-sudah. Kalian selalu saja berantem saat bertemu. Giliran tidak ketemu saja bilang kangen." Lerai zion, guru sekaligus sahabat ku dan eriska

"Baikalah, zion. Lebih baik kita cepet berlatih, aku ada janji sama dera dan dira setelah ini."

*
*
*

Author POV

Setelah selesai berlatih, putri grestia langsung pergi meninggalkan eriska dan zion di markas

Putri langsung menemui dera dan dira yang sudah menunggu di sungai gelon perbatasan kerajaan Banyang dengan kerajaan ramon. Ia pun mengikatkan kuda yang sengaja ia tinggalkan di markas, dengan salah satu pohon di dekat sungai.

"Putri, apa yang akan kita lakukan disana?" ucap dera

"Aku hanya ingin berjalan-jalan saja di kerajaan itu, dan aku juga penasaran apa yang istimewa di kerajaan itu?"

"Benarkah putri, apakah bukan karena pangeran erwin yang akan dijodohkan dengan putri? "goda dera serta diangguki dira

"Tidak begitu dera, aku memang dari dulu penasaran dengan kerajaan ramon." elak putri grestia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang