Pagi hari kerajaan ulam sudah disibukkan dengan berbagai aktifitas. Para dayang bolak balik membawa makanan untuk jamuan penyambutan datangnya raja Saron, beserta raja Enggar dan pangeran Erwin dari kerajaan ramon.
Sedangkan di kamar para dayang sedang bersusah payah membangunkan putri grestia yang sedang tidur.
"Putri, yang mulia raja akan segerah datang, apakah putri tidak mau bangun, dan menyambut raja di depan" ucap dayang Unddi dengan pelan.
"Unddi, aku sedang ngantuk!" Jawab grastia
"Tapi putri, raja saron akan segerah datang, putri disuruh untuk mandi dan bersiap siap untuk penyambutan raja saron beserta raja dan pangeran dari kerajaan ramon! "Ucap dayang satunya yang ada disebelah dayang unddi.
"Yasudah aku akan mandi, siapkan saja baju yang akan aku gunakan" perintahnya pada para dayang. Ia pun bangkit dari ranjangnya
"Baiklah, biar kita antar putri kekamar mandi yang sudah disiapkan para dayang" ucap dayang unddi yang mengikuti putri sampai kekamar mandi, membatu putri melepaskan pakaian serta menggosok punggung putri grestia
setelah selesai melakukan rutinitas mandinya putri langsung menuju depan saat para prajurit memberi tahu bahwa raja saron dan rombonganya sudah sampai didepan pintu gerbang.
"Selamat datang, Ayah." kata putri Grestia sambil membungkuk hormat kepada sang raja, begitupun kepada para tamu terhormat dari kerajaan ramon.
Mereka pun berjalan dengan kharisma yang menguar ke seluruh penjuru ruangan. Sesampainya mereka di ruang pertemuan, Raja Renggar pun menjelaskan kedatangannya ke kerajaan ulam.
"Salam hormat kami, putri Grestia. Perkenalkan aku raja Renggar dari kerajaan Ramon, dan ini putraku Erwin reegar." Raja Renggar memperkenalkan diri sambil memberi hormat pada putri kerajaan ulam. Begitupun dengan putra kerajaan reegar. Yang dibalasi putri grastia dengan anggukan
"Ternyata benar, kata putri eriska bahwa pangeran dari kerajaan ramon benar benar tampan " ucap putri grestia dalam hati yang terpesonah akan ketampanan pangeran Erwin.
Putri eriska adalah teman sebangku putri grestia di sekolah khusus kerajaan
"Begini, anakku. Ayah dan raja Reegar sepakat untuk menyatukan kedua kerajaan dengan cara menjodohkan kalian berdua. Apakah kau setuju?" Jelas raja Saron. Yang membuat putri Grestia kaget dan melotot pada ayahnya. Karna tak setuju akan perjodohanya. Bagi Grestia pendamping hidup itu pilihan sendiri bukan dijodohkan.
"Tapi, yah. Aku masih harus sekolah. Lagipula aku masih berumur 17 tahun, aku belum siap untuk menikah, Yah," tolak grestia pada raja saron
"Kami tidak akan menikahkan kalian sekarang, hanya saja untuk mengikatnya kalian berdua harus melakukan pertunangan" jelas raja Saron pada putrinya
"Tapi yah, " ucap grestia belum selesai sudah diplototi oleh raja saron. Grestia pun menunduk takut karna grestia tau bahwa sang ayah tidak suka dibantah
"Gimana denganmu pangeran Erwin" tanya raja Saron terhadap pangeran Erwin
"Saya setuju saja raja, kalau putri grestia setuju, benarkan ayah" ucap Erwin dan meminta persetujuan raja reggar
"Yah, keputusan ada ditangan putrimu Saron" ucap raja reggar
"Bagaimana denganmu Grestia? " tanya raja saron terhadap putrinya Grestia dengan penuh harap
"Baiklah ayah, untuk mulai pendekatan aku setuju pertunanganya " ucap Grestia yang mulai pasrah akan perjodohanya lagi pula bagi grestia, Erwin tidak terlalu buruk untuk dijadikan pendamping
"Baikalah lebih baik kita makan dahulu, habis itu kita tentukan tangal pertunanganya" ucap Saron dan mempersilahkan raja reggar dan pangeran Erwin untuk sarapan.
.
.
.
"Maaf, pangeran. Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya putri Grestia.
"Tentu saja, tanyakanlah apa yang ingin kau ketahui." Balas pangeran erwin.
Saat ini, mereka tengah berjalan santai di taman bunga guna menjalankan titah sang raja untuk saling mengenal lebih lanjut.
"Hm, kenapa kamu mau menerima pertunangan ini? Apakah tidak ada yang tersakiti?"
"Apakah kau tersakiti, putri?" bukannya menjawab, pangeran erwin malah balik bertanya.
"Ah, tidak. Aku hanya takut saja kekasihmu marah padaku, aku tak mau ada yang membenciku nantinya." terang putri Grestia.
"Jika itu alasanmu, maka kamu tak usah khawatir. Karena sepertinya, perjodohan kita telah direncanakan jauh-jauh hari. Aku tidak boleh memiliki tambatan hati selain kau, putri,"
"Awalnya aku merasa keberatan dengan keputusan orang tuaku, tapi sekarang aku tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Lalu, bagaimana denganmu putri? Apakah ada yang ingin kau ceritakan padaku?" tanya pangeran erwin.
"Maaf, pangeran. Aku belum bisa berbagi kisah hidupku padamu."
"Tidak apa-apa. Itu adalah hakmu. Aku menghargai itu."
Setelah pangeran erwin berucap seperti itu, suasana menjadi hening dan canggung. Tak ada niatan bagi keduanya untuk memecah keheningan ini.
Mereka lebih memilih diam dengan kegiatannya masing-masing. Seperti putri Grestia contohnya, ia lebih mamilih melihat hamparan rumput hijau dengan bunga-bunga yang mulai bermekaran.
Harum semerbaknya menguar disekitar area taman ini, membuat siapa saja terlena dan mengantuk.
"Permisi tuan putri, pangeran. Hamba di suruh paduka raja untuk memanggil pangeran agar segera menemuinya." Kata salah satu pelayan kerajaan ulam dengan sopan.
"Baiklah, kau boleh kembali ke tempatmu."
"Ayo, putri. Sepertinya masa kunjunganku telah habis. Aku harus kembali ke kerajaanku."
"Apakah itu, kamu? Aku rindu padamu."
"Putri Grestia? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya pangeran erwin yang khawatir dengan respon putri di sampingnya itu.
"Ah! Ya, aku tidak apa-apa."
Jawab putri Grestia dan langsung bangkit mengikuti pangeran erwin.
"Ya, semoga saja seperti itu." balas pangeran erwin yang mengerti akan bungkamnya sang putri. Mereka pun berjalan beriringan menuju kesebuah ruangan dimana para raja sedang berbincang.
*
*
*
Akhirnya dilanjut juga. Semoga makin suka sama alurnya ya
😊Wtitter : krisma_cancer dan RaniDae
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Princess
FantasíaPerbuatan masa lalu yang menyebabkan permasalahan di masa mendatang. "Jangan pernah biarkan kegelapan menguasaimu, jika kamu tak ingin kuhabisi!" -Putri grestia- "Haha. Kau melawak? Justru aku yang akan menghabisimu, bocah kecil!" -Sang kegelapan- ...