Degan sebuah senyum simpul, jessica melangkah pergi meninggalkan alexa. Gadis itu masih terdiam ditempatnya, menatap kepergian jessica dengan padangan yang tak terbaca. Suatu saat aku aka mendapatnya namja yang lebih baik dari richard? Alexa tersenyum hambar saat memikirkannya. Tidak, ia tak yakin akan hal itu. Hatinya masih bertambat pada richard, bahkan detak jantungnya seolah memang diciptakan untuk kekasih itu.
^^^^^^^
Catrine wilson benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. Gadis itu berulang kali membuang nafas panjang dengan kedua jemari yang saling bertautan. Gurauan jessica dan alexa mengenai malam pertama benar-benar terngiang jelas ditelinganya. Gadis itu berdebar sangat berdebar, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.
“Tenang cat, tenang” catrine mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Suara derit pintu yang terbuka langsung membuat tubuhnya menegang. Catrine bisa melihat richard yang baru saja masuk kedalam kamar dengan kaos longgar hitam dan sebuah celana pendek. Rambut basahnya tegah ia keringkan menggunakan sebuah handuk kecil. Entah kenapa richard terlihat sangat seksi, ia tampan meski dengan wajah datar.
“Hari ini sangat melelahkan bukan? ”ujar catrine mencoba memecah keheningan diantara mereka. Dan ucapan catrine cukup menarik perhatian richard itu menoleh meski tak mengucapkan sepatah katapun. “Kakiku bahkan kram gara-gara mengenakan heels semalaman”
Catrine mengeluh sambil memijit pelan tumitnya yang masih terasa pegal. Gadis itu tak menyadari jika sejak tadi richard telah mengamatinya dengan pandangan yang sulit diartikan. Tatapannya menajam, seolah ada luapan emosi disana.
“cat, mari kita buat perjanjian” ujar richard datar.
Catrine angsung menoleh, menghentikan gerak tangan yang semula tegah memijit tumitnya untuk sekedar memusatkan perhatian pada richard. “Perjanjian?” ulangnya masih bingung. “Untuk?”
“Untuk tidak ikut campur urusan satu sama lain” ujar richard begitu tegas seolah tak terbantahkan. Kedua mata catrine seketika mengerjap. Gadis itu seolah baru saja mendengar fonis mengerikan dari hakim hingga membuatnya gamang seketika.
“Apa maksudmu? Kita sudah menikah mana mungkin kita tidak saling ikut campur, bukankah seharusnya kita saling–”
“Aku tidak mencintaimu” potong richaed cepat dan langsung membuat bibir catrine terkatup rapat. Gadis itu terdiam dengan kedua mata berkaca-kaca. Dipandangnya richard yang duduk beberapa meter darinya. Tatapannya tajam, tak ada kebaikan dari sorot mataya.
“Dan aku tidak bisa memberikan harapan apapun padamu. Aku menikahimu karena keinginan kedua orang tuaku juga orang tuamu, sedikit pun aku tidak memiliki perasaan padamu”
Sungguh catrine bisa merasakan hatinya seolah diremas kemudian di injak-injak hingga tak berbentuk. Kalimat pedas yang silontarkan richard langsung menghancurkan perasaannya. Kebahagiaan yang beberapa jam lalu ia rasakan seolah musnah bersamaan dengan setiap kalimat pedas dan tatapan tajam yang richard berikan untuknya.
“Tapi, bukankah kita sudah saling mencoba untuk–”
“Mencintai?” richard kembali menyela. Richard menatap catrine dengan enggan, tak mempedulikan air mata yang telah menggenang dipelupuk mata gadis itu. “Ya. Aku memang mencobanya tapi tetap tidak bisa. Aku tidak bisa mencintaimu dan aku harap kau tidak akan memaksaku”
Catrine tak pernah merasa sesakit ini sebelumnya. Richard swift, sosok yang begitu dicintainya bisa melakukan hal semenyakitkan ini.
“Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?” tanya catrine dengan suara bergetar.
Richard menghela nafas kasar, kemudian tatapannya berubah semakin menajam. “Jika aku mengatakannya apa kau akan membebaskanku?! Apa semua akan dibatalkan jika aku mengatakan yang sebenarnya?!” entah kenapa suara richard menjadi naik satu oktaf. Ia tanpa sadar membetak catrine, membuat tubuh kecil gadis itu terjolak ditepi ranang tempat tidur mereka.
Entah apa yang membuat richard bisa semarah ini, bukankah namja itu sudah menerima semuanya? Dia bilang dia mau mencoba mencintai catrine, apa semua ini karena? Fikiran catrine mendadak dipenuhi oleh berbagai macam opini negatif, kedua matanya telah berair bahkan menetes membasahi wajahnya.
“Apa kau masih mencintai alexa?”
Catrine meggigit bibir bawahnya menekan perasaan cemburu yang membuncak memenuhi perasaannya. Ia berharap jawabannya tidak, sungguh meski mereka sudah lama berpisah namun catrine masih sering diserang rasa cemburu jika melihat alexa bercengkraman dengan richard. Bagaimanapun juga mereka mantan kekasih.
“Tidak. Semua ini tidak ada hubungannya dengan alexa” jawab richard dengan begitu tenang. Catrine langsung menatap richard, mencoba mencari kebohongan didalam sorot mata tajamnya. “Kami sudah satu tahun berpisah. Dan aku sudah memiliki gadis lain”
DEG–
Jantung catrine seolah mati dan berhenti berdetak. Fonis yang dijatuhkan catrine seolah lebih kejam dari sebelumnya. Namja itu dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia memiliki gadis lain dihapadan catrine yang tak lain adalah istrinya sendiri.
“Aku sangat mencintainya. Itu sebabnya aku tak ingin kita saling mencampuri urusan satu sama lain”
Catrine seakan merasa dunianya hancur, kalimat pedas yang richard lontarkan seolah menghancurkan catrine. Gadis itu terisak, dengan linangan air mata yang membanjiri wajah catiknya.
“Tidak bisakah kau belajar mencintaiku?” tanyannya getir. Catrine berharap hubungannya dengan richard setahun ini membuahkan hasil, ia bahagia bisa menikah dengan sosok yang amat dicintainya tapi ia tak tahu jika kepedihan semacam ini yang justru didapatnya.
Maaf ya mimin lagi lola mikirnya, jadi update sehari sekali. Mimin lagi menikmati liburan selesai un soalnya.
Oia mimin bakalan bikin cerita kedua judulnya masih secret, yg penting jangan lupa di baca vote koment yaa. Love
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Women
Chick-LitAku alexandria wilson. Ayahku bernama robert wilson dan ibuku bernama rays zrich. Tapi sayangnya ibuku sudah meninggal. Tersisa aku dan ayahku. Aku mempunyai pacar yg bernama richard swift. Sudah 3 tahun lamanya kita menjalin hubungan. Tapi suatu ke...