Puasa Asmara

66 9 1
                                    

Kepada seseorang  aku pernah berkata: 

Kau tidak hanya membuang waktu bermenit-menit,  atau berhari-hari. Tetapi berpekan-pekan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun hanya untuk membiarkan lamunanmu berkelana pada sosok harum istimewa itu, tanpa melakukan apapun selain melamun.

Suatu saat kau akan sadar ketika ia ternyata dilahirkan bukan untuk kau gandeng tangannya, namun hanya sekadar untuk kau kenal saja. Boleh jadi ketika masa itu tiba, hatimu akan pilu porak-poranda.

Boleh jadi lagi, kau akan mulai menyalahkan temanmu, saudaramu, kerabatmu, tempatmu, waktu dan apapun yang sekiranya bisa kau salah-salahkan atas ketidakmampuanmu sendiri menjadikannya gandengan tangannya sebagai pasangan telapak tanganmu yang masih kosong.

Sebelum itu terjadi, aku ingatkan kau jauh-jauh hari, bahwa lamunanmu sama sekali tak ada guna dan tak akan berarti apa-apa selama kau tak kunjung beranjak dan bergerak untuk segera menggandeng tangannya, dengan cara yang tidak main-main dan bukan untuk sekadar main-main.

Sebelum semakin gawat lamunanmu, ada baiknya kau segera mendatanginya dengan cara yang bijaksana.

Jika belum merasa kuat kau untuk mendatanginya dengan cara yang tidak main-main, paling tidak kau bisa berpuasa asmara. Sungguh yang demikian lebih baik ketimbang tak kunjung selesai kau melamun,  melamunkan dia yang senantiasa harum.

Sebab dunia ini tak akan berubah hanya dengan lamunan.

Demikian nasehatku pada seseorang sebelum ia pergi meninggalkan cermin.

Syarat Menjaga EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang