Ego Kita Terlalu Besar

102 9 3
                                    


Orang yang totalitas dalam asmara, jika terbalas baik rasa asmaranya, ia akan merasa air putih seperti madu, gubis serasa daging. Namun jika bertepuk sebelah tangan, madu serasa air liur kambing, daging serasa sepon lapuk.

Bukankah tak sebanding kenikmatan asmara dengan derita asmara?

Kita sama-sama tahu. Namun kenyataannya kau dan aku seringnya pura-pura lupa dengan resiko itu bukan. Egomu dan egoku terlalu angkuh untuk diruntuhkan ketika pengharapan indah tentang asmara datang. Namun dengan serta merta gemar menyalahkan dunia beserta isinya ketika pengharapan asmara kita kandas ditumbangkan kenyataan.

Pada suatu pagi yang masih berembun. Aku bertanya kepada temanku tentang yang tak berwujud tapi sungguh ada.

Apakah kau Percaya Bahwa Rindu itu Ada?

Aku tak akan pernah percaya bahwa rindu itu benar-benar ada di dunia ini sebelum berjumpa dengan dia.

Apakah kau percaya bahwa rasa manis hanya untuk gula, madu dan permen?

Aku tak akan pernah mau mengakui bahwa ada rasa manis di dunia ini selain gula, madu dan permen andai tak melihat secara langsung senyumnya.

Apakah kau percaya bahwa rasa cemburu itu nyata?

Aku tak akan percaya bahwa cemburu itu nyata sebelum melihat ia tersenyum kepada selain aku.

Siapakah dia?

Dia adalah pendiam, dia adalah yang santun, dia adalah yang berbudi luhur.

Jadi, siapakah dia?

(Temanku diam tak langsung menjawab, nampak berpikir)

Jadi, siapakah dia?

Lekaslah mencintai, niscaya kau temukan jawabnya. Namun terlebih dahulu kau harus bisa membedakan, mana cinta dan mana nafsu.

Syarat Menjaga EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang