Pagi yang indah dengan mentari pagi yang tampak hangat menampakan sinar cerahnya. Semua keindahan itu akan terasa lengkap jika saja seorang gadis yang masih bergelung dalam selimutnya itu tidak lupa untuk menyetting alarmnya.
Detakan jarum jam yang terus melaju, kilau sinar mentari yang masuk melalui celah tirai, bahkan kicauan burung tidak cukup untuk dapat membangunkan si pemilik kamar ini dari mimpi indah nya. Dasar pemalas!
Tapi, jangan khawatir. Untungnya ada juga yang bisa mengusik gadis ini dari tidur nyenyaknya, getar ponsel yang berada dibawah bantalnya ternyata cukup mengusik gendang telinga dan alam bawah sadarnya.
Dengan rasa kantuk yang masih mendominasi dan nyawa yang masih bertebaran ia meraba bawah bantalnya, kemudian menempelkan benda pipih itu ke telinganya setelah menekan tombol hijau.
"Hoaamm! Ya, Ha---"
"Haniiiii!!! Lo dimana? Lo dimana? Lo gak liat ini udah jam berapa?" Suara diseberang sana memotong ucapan Hanabi atau biasa dipanggil Hani. Ya, itu adalah nama dari gadis yang pemalas itu.
"..." Tak ada sahutan, Hani yang masih terlalu sibuk dengan nyawanya yang belum terkumpul sepenuhnya, tidak bisa mencerna ucapan lawan bicaranya di seberang telepon.
"Han!! Hanabi!! Jangan bilang lo masih di tempat tidur dan lo lupa ini hari Apa?"
Hani mengerjapkan matanya mendengar suara diseberang sana yang kini sudah naik satu oktaf. Batinnya bertanya 'emang ini hari apa? bukannya masih minggu?'.
"Jess! Jangan lebay deh, sabar dulu, biarin gue nanya dulu. emang ini hari apa? Bukannya masih ming---?"
"Hanabi!!!Lo pikun apa gimana?!! Atau jangan-jangan di kostan lo gak ada kalender? Atau Hp lo yang kelewat jadul sampe gak ada kalendernya sama sekali?!..."Hani kini tak lagi fokus dengan ocehan yang Jessica---lawan bicaranya di seberang telepon, lontarkan di seberang sana, setelah mengintip tanggal di layar hpnya. Ini hari senin! Hari Senin! Hari Senin! Hari Senin! Hani baru ingat apa yang harus dilakukannya di hari senin ini, dengan segera ia menyibak selimutnya dan melihat jam yang berada di atas nakasnya, kemudian berlari ke kamar mandi.
10 menit kemudian ia sudah siap dengan setelan kerjanya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk berdandan cantik bagi Hani. Karena pada dasarnya ia sudah cantik--- dengan kulit putihnya, rambut hitam panjang, hidung yang runcing, juga bibir kecil dengan warna pink alami juga mata bulat dan besar dengan irish coklatnya yang bisa membuat siapa saja yang menatap mata itu tidak rela untuk berkedip.
Seperti pagi ini Hani hanya menaburi wajahnya dengan bedak bayi, dan menambahkan lipbalm pada bibirnya. Menurutnya itu sudah cukup untuk menunjang penampilannya. Karena bagi Hani 'Kecantikan yang hakiki itu tidak berasal dari berapa banyaknya dan berapa mahalnya riasan yang kita gunakan, Kecantikan itu akan muncul dengan sendirinya saat kita mempunyai ketulusan hati yang berasal dari lubuk hati kita yang paling dalam' ia selalu ingat perkataan ibunya yang ini.
Hani melingkarkan jam hitam ditangannya. Waktu menunjukan pukul 07.35 Segera ia menyambar tasnya dan melangkah tergesa menuju pintu, tak lupa kemudian menutup dan mengunci pintu kostannya.
'Bisa-bisanya aku lupa kalau ini hari senin! Kenapa juga aku sampai lupa untuk setting alarmnya tadi malam?' Hani merutuki dirinya sendiri.
Setelah sampai gang di depan kostan, Hani akhirnya berjalan jalan utaman sembari memesan ojek online lewat aplikasi di handphonenya. Hani memutuskan untuk menggunakan ojek karena tidak mungkin ia harus menunggu angkutan umum di keadaan genting seperti ini.
"Pak, tolong anterin saya ke kantor xxxxxxx ya." Hani menyebutkan alamat yang menjadi tujuannya, setelah dia bertemu dengan seorang lelaki berumur perkiraan setengah abad---driver yang akan mengantarnya, dengan motor tuanya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/105721308-288-k259234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Is You ⏺️Sehun EXO
RandomLaki-laki itu... laki-laki itu kenapa bisa disini? Dari sekian banyaknya manusia di Bumi ini, kenapa harus laki-laki ini yang aku temui hari ini? Perbuatan apa sudah aku lakukan di masa lalu sehingga membuatku tertimpa kesialan yang bertubi-tubi har...