Bab 1: Pertemuan

95 13 50
                                    

Kring...kring...

Arla bangun seraya mengusap-usap matanya yang masih mengantuk.

Hingga alarmnya berdering tiga kali berturut-turut, barulah ia sadar--ternyata harus berangkat ke kampus. Dan nyatanya waktu sudah menunjukkan pukul 07.18.

"Holy crap! Terlambat. Tamat aku!" Umpatnya sambil menggelengkan kepalanya, frustasi.

Dengan cepat ia keluar dari selimut tebal menuju ke kamar mandi.

Dihari pertama ia akan menginjakkan kakinya di kampus, alih-alih malah terlambat. Gadis itu hanya bisa pasrah akan kesialan yang menimpanya. Poor Arla.

Setelah beberapa saat, Arla sudah selesai dengan perlengkapannya. Sebagai seorang mahasiswa baru alias maba, ia diwajibkan untuk memakai atribut yang ditetapkan oleh panitia ospek.

🌹🌹🌹

Arla melirik sebuah jam yang melingkar indah dipergelangan tangan kirinya yang menunjukkan pukul 07.32.

Dengan terburu-buru ia keluar dari rumahtnya--tak lupa menguncinya. Menuju ke halte yang tak jauh dari sana.

Peep..peep...

Sebuah bis singgah tepat di depan Arla.

Dengan cepat ia masuk ke dalam mencari tempat yang tepat dan menunggu sampai ke tujuan utamanya.

Diperjalanan yang memakan waktu 15 menit ini, Arla hanya bisa meratapi kemalangannya dihari pertama ia kuliah.

Hingga Arla tersadar dari ratapannya, ia telah sampai tepat digerbang yang bertuliskan "Alondra University".

Kembali dengan tergesa-gesa Arla menerobos penumpang yang ada. Hingga sampai tepat dipinggiran pintu,

Bukk!

"Argh!" Ia meringis kesakitan.

"Maaf. Apakah Anda baik-baik saja?" Tanya seorang pria yang ditubruk Alana dengan suara yang berat.

"Ya, saya baik-baik saja." Jawab gadis itu terburu-buru.

Tanpa disadari Arla, kartu tanda pengenalnya terjatuh--dan untungnya pria yang tadi ditubruknya yang mendapatkannya.

Pria tersebut turun dari bis sambil meneriaki Arla, yang notabene tidak lagi peduli dengan sekitarnya.

Merasa diacuhkan, pria itu mulai berlari kecil ke arah Arla berlari.

🌹🌹🌹

"Tunjukkan kartu identitas kalian masing-masing!" Titah salah seorang panitia.

Mendengar hal tersebut, Arla langsung mencari sesuatu yang tadinya menggantung disaku bajunya.

"Sial, dimana ID card ku!?" Alana menggerutu di depan seorang panitia.

Tiba-tiba...

"Apa ini yang kau cari... nona Bailey?" Tanya seorang pria dari belakang Arla.

Lantas ia menoleh ke sumber suara dan mendapati pria berpostur tegap sedang memegang ID card miliknya.

Manik mata keduanya saling bertemu, selama beberapa detik Arla menatap pria itu.

Out On The VergeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang