Bab 2: Alondra University

32 8 7
                                    

06.12 pagi

Arla bangun dengan suasana hati yang ceria. Yup, hari ini adalah hari pertamanya bersekolah, lebih tepatnya berkuliah di Alondra University.

Alondra University adalah salah satu universitas terbaik di kotanya. Dengan akreditasi A, tentu saja memiliki banyak peminat.

Alondra diambil dari bahasa inggris kuno yang berarti pembela manusia. Nama yang cukup aneh untuk sebuah universitas. Entah apa yang ada dipikiran pendirinya saat itu.

Dan Arla--salah seorang dari sedikit pendaftar yang lolos--sangat senang ia dapat diterima lewat jalur undangan. Bisa ditebak, ia adalah gadis yang pintar dan berpresetasi di sekolahnya.

Namun, hal itu berbanding terbalik dengan perilaku dan penampilannya. Dia tidak terlihat seperti seorang nerd, tinggi, kurus, jerawatan dan introvert.

Arla berpenampilan layaknya gadis biasanya, dengan gaya casual, periang, dan terbuka pada apapun.

Ia menjadi begitu antusias ketika mendengar kabar bahwa rektor dari Alondra Univ. datang ke sekolahnya memberikan undangan khusus padanya.

Siapapun yang mengalaminya juga pasti akan merasakan hal yang sama seperti gadis itu, dan ia tahu itu.

Dan seperti biasanya, ketika sudah siap berangkat ia akan turun untuk sarapan bersama keluarga barunya. Paman Brent dan sepupu kesayangannya, Brian.

"Brian! Paman! Sarapannya sudah siap. Ayo makan, kalian bisa terlambat!" teriak Arla dari dapur.

"Kami turun!" Balas paman Brent dengan teriakannya yang menggema di seluruh ruangan.

Mereka bertiga menyantap sarapan yang dibuat oleh Arla dengan lahap dan khidmat.

"Damn! Ini adalah salah satu menu sarapan terenak yang pernah kau buat Arla!" Seru Brian yang terlihat penuh semangat. Arla yang mendengarnya hanya tersenyum puas. Begitu pula dengan pamannya.

Setelah selesai, mereka bergegas untuk berangkat ke tempat tujuan masing-masing.

"Arla kau mau ke Alondra kan? Biar paman antar."

"Umm, tidak. Terima kasih." Balasnya singkat.

Dengan itu, ayah-anak tersebut yang duluan berangkat. Sedangkan Arla hanya menunggu hingga bisnya datang.

🌹🌹🌹

Arla mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru bis mencoba menemukan sesuatu, lebih tepatnya seseorang. Namun tidak didapatinya.

Pukk!

Refleks ia membalikkan tubuhnya ke belakang.

Didapatinya seseorang yang dicarinya sedari tadi. Avalyne.

"Ava, kau disana ternyata! Aku cari tapi gak ada, kamu dari mana?"

"Hehe di kursi paling belakang tadi. Sengaja, buat surprise" balas Ava sambil nyengir tidak jelas.

"Arggh! Gaje kamu" tiba-tiba bis yang ditumpangi mereka berhenti.

"Eh--" belum sempat melanjutkannya Ava memotongnya

"Sudah sampai. Yuk turun." Ajak Ava sambil memegang tangan Arla.

Mereka pun berjalan bersama sambil menggenggam tangan satu sama lain.

Hingga Arla dan Avalyne berhenti tepat disebuah ruangan--yang mungkin lumayan besar (karena tertutup soalnya, jadi dimungkinkan).

Terdapat selembar kertas yang menempel rapi di dindingnya. Tertulis daftar nama maba dan panitia yang akan dan harus berada dalam ruangan tersebut, entah untuk apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Out On The VergeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang