Love Story

216 8 2
                                    


"Kata orang cinta itu tau kemana ia harus pulang tapi kenapa cintaku selalu tersesat di hatimu. Apa hatimu tempat aku pulang? Tapi, kalau hatimu memang tempat aku pulang kenapa pintu hatimu selalu tertutup saat aku berkali-kali mengetuknya." -AZ-

"Berapa?" tanya gadis bermata sipit itu penasaran sambil memandang kertas yang dipegang sahabatnya itu.

"Apanya yang berapa?"

"Tuh.." tunjuknya sambil melihat kertas ulangan yang di pegang.

"Always perfect.." ucapnya bangga.

"Huuu.. songong lo!" ucap gadis sipit itu sambil menoyor kepala sahabatnya.

"Khavia rese!" teriak gadis yang menjadi korban toyoran maut Khavia Maharani.

"Sssstt Al tuh.." ucap Khavia sambil meunjuk sesuatu dengan dagunya. Dengan spontan ia mengarahkan pandangannya ke arah yang di tunjuk. Matanya tertuju dengan salah satu objek yang sangat menonjol di sana. Matanya terus bergerak mengikuti pergerakan objek itu sampai suatu waktu ia langsung memalingkan wajahnya.

"Cieee..."

"Diem.."

Alfyna Erletha, sosok wanita cantik, pintar dan banyak di sukai banya pria di sekolahnya. Tapi, dari sekian banyak pria yang menyukainya ia hanya melihat satu orang yang bahkan tak pernah menoleh sedikitpun ke arahnya. Seberapa besarpun usahanya sepertinya hanya akan sia-sia.

***

Berada di antara rak-rak yang menjulang tinggi membuat Alfyna seperti kurcaci yang putri salju yang tersesat di perpustakaan. Dia tak henti-hentinya mengitari rak buku yang berisi novel-novel.

Alfyna bersandar di tiang sambil memandang rak buku itu frustasi sambil sesekali melirik ke arah eja penjaga dan berharap menemukan penjaga perpus tapi nihil tak ada satupun penjaga perpus di situ.

Lalu ia melirik ke arah sampingnya dan menemuka seorang laki-laki sedang membaca buku dengan lesehan di lantai dan bersandar ke rak buku kimia. Ia menimbang-nimbang apakah ia harus meminta bantuan atau tidak. Tapi sepertinya ia memilih opsi kedua karena nyatanya ia berjalan ke arah laki-laki itu lalu tanpa permisi duduk di sebelahnya.

"Hei.."

Sapa Alfyna tapi sepertinya laki-laki itu tidak mendengarnya, Alfyna menunduk melihat name tage yang tertulis Keena Orlando.

"Keenan.." panggil Alfyna sambil menggoyangkan pelan lengan Keenan. Tentu saja Keenan kaget lalu menoleh ke arah Alfyna yang sedang menatapnya.

"Kamu tau namaku?" tanya Keenan kaget.

"Hehe iya tuh name tagemu kelihatan kok.." ucap Alfyna sambil tersenyum.

"Ada apa?" tanya Keenan sambil menutup buku yang di bacanya. Tidak menarik lagi seperti...

"Kamu tahu novel Aku (Bukan) Bintangmu gak?" tanya Alfyna sambil memandang rak buku di depannya. Keenan berdiri lalu berjalan ke rak buku novel kecil yang ada di dekat jendela. Lalu kembali membawa buku bersampul lagit malam yang Alfyna cari.

"Ini?" tanya Keenan. Alfyna mengangguk.

"Itu rak buku yang baru. Kemaren baru di pasang." Ucap Keenan. Pantas saja Alfyna tidak menemukannya di rak tinggi ini.

"Thanks ya Keenan. Aku baca dulu.." ucap Alfyna lalu berjalan ke arah meja baca yang terletak di dekat jendela.

Keenan terus memerhatikan Alfyna dari rak buku. Laki-laki di kelasnya banyak sekali yang membicarakan Alfyna karena kencatikan dan kepintarannya.

ME & YOU (Story Idola Cilik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang