BAB 4 : Jati Diri Alex (Part 1)

29.2K 843 9
                                    


Pintu rumah terbuka dan Patrick tanpa melihat siapa yang membuka pintu itu berkata "Dari mana saja kau ? kenapa lama sekali? Tidak tahukah kau kalau aku hampir saja pingsan karena kelaparan" Patrick menatap Emma dengan pandangan kesal.

Emma balas menatap Patrick sambil tersenyum manis dan dalam beberapa detik ekspresinya berubah menjadi kesal dan mengerutu "Salahkan kau sendiri yang tidak mau beli makanan di restoran, kau sungguh menyebalkan" gerutu Emma.

Emma mendapat tatapan sebal dari Patrick "Iya iya maaf aku lama, tadi aku bertemu dengan temanku dan kami berbicara sebentar" ucap Emma sambil berjalan ke arah dapur.

"Tunggu" Patrick menatap Emma dengan curiga "Kau bilang tadi teman?"

Jangan bilang Patrick menyadarinya, baru saja mereka berbaikan dan tidak perlu adanya maslaah baru "Iya, kenapa?" Emma balas menatap Patrick dengan tatapan pura-pura bingung.

"Bukankah selama ini kau bilang kalau kau tidak mempunyai teman?" tanya Patrick bingung.

"Kurasa kau harus menjelaskannya padaku. Siapa orang yang kau sebut sebagai teman ini?"kata Patrick dengan penasaran.

Dirinya tidak bisa mengatakan bahwa tadi dia bertemu dengan Alex, lagi pula tidak mungkin ida bisa menang berdebat dengan Patrick, apa lagi dia menatap Emma dengan pandangan penuh selidik.

"Oke, aku akan cerita, tapi kau tidak ingin makan dulu? Bukankah kau bilang tadi sudah sangat kelaparan?" bujuk Emma. semoga saja setelah dia makan dia akan lupa.

"Hmm.. baiklah tapi jangan berharap kau dapat menghindari percakapan ini Emma" kata Patrick sedikit melunak karena rasa laparnya namun tetap tidak akan melepaskan Emma begitu saja.

"Iya aku tahu kau ini kan orang yang mudah sekali penasaran dan sangat ingin tahu urusan orang lain" Patrick tertawa kencang dan Emma hanya meggerutu sambil menyiapkan bahan masakannya dan mulai memasak.

Sambil makan Patrick bertanya lagi pada Emma "Jadi?"

Emma menarik napas panjang dan menghembuskannya memang tidak ada pilihan lain

"Baiklah, dia ini Alex. Orang yang beberapa jam yang lalu telah kita bicarakan "

"Oh, Seperti apa orangnya?" kata Patrick sambil mengangguk-anggukan kepalanya tanda dia mengerti namun tangannya terkepal erat.

"Apa perlu aku mendeskripsikan ciri-cirinya?" Tanya Emma sedikit kesal karena Patrick mulai menanyainya macam-macam.

"Aku hanya ingin tahu saja, apa istimewanya orang ini sehingga kau menganggapnya sebagai teman" kata Patrick tidak terpengaruh dengan nada kesal yang di lontarkan oleh Emma.

"Dia biasa saja, oke? titik selesai tidak ada lagi pertanyaan" Emma mulai lelah dengan rentetan pertanyaan yang di lontarkan oleh sahabatnya itu.

"Dan sepertinya kau harus memperingatkanmu untuk kedua kalinya, Emma jangan berdekatan dengannya, aku serius" Patrick menatap Emma dengan serius saat ini tidak ada senyum diwajahnya dan Emma saat ini hanya bisa menganggukan kepala.

"Tapi kenapa? Kau harus memberikan alasan yang logis kenapa aku harus menjauhinya" Emma merasa kesal karena sedari tadi Patrick hanya menyuruhnya untuk menjauhi Alex tanya memberikan alasan.

"Apa kau ingat apa yang sering dikatakan oleh kakek dan ayahku" Emma menatap Patrick dengan pandangan tidak percaya.

"Ya, dialah orangnya Emma, dia orang yang selama ini mengincarmu, oleh sebab itu kau harus menjauhinya sejauh mungkin" ucap Patrick bertambah serius

Immortality Series #1 : Secrets are Revealed (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang