1#

12K 402 4
                                    

Tahun ini, tidak ada yang namanya MOS. Hanya perkenalan biasa terhadap lingkungan sekolah, kelas serta walikelas.

Hari ini, hari ketiga sejak aku meyandang status anak SMA. Hari ini ada acara untuk penutupan masa perkenalan. Simpel. Kita hanya disuruh buat suatu nyel-nyel yang menyatakan identitas kelas kita.

Acara penutupan dimulai...
Satu persatu kelas sudah tampil. Hingga menyisakan 2 kelas penampil terakhir. Ya, nama kelasku terpanggil diurutan 2 terakhir. Sebelum kami maju, aku sangat berharap... Ya, berharap dia hadir. Setidaknya untuk memberi semangat? Atau mungkin apapun itu? Sepatah duapatah saja. Apakah Talia salah dengan harapannya? Toh juga itu untuk kebaikan teman-temannya juga.

Aku beranjak dari dudukku. Tertunduk lemas. Thalia membatin...Sudahlah Talia, untuk apa kau berharap si manusia cool itu muncul? HAHA, ada-ada saja kau Talia. Atau mungkin dia sibuk dengan kesibukannya?

Pikiran Talia berkecamuk.


Sebelum maju, semua anak diperintahkan untuk menaruh tasnya dibagian belakang. Saat aku berbalik. Gotcha! Aku melihat dia. Ahh ternyata dia ada dibelakang. Berdiri tegak dengan jaket yang ia sampirkan disalah satu pundaknya.
Ck, ternyata begini penampilannya ketika memakai baju seragam. Qiqiqi, sangat lucu!...Batin Talia. Tanpa Talia sadari, ia mengulum senyum.


"Jangan malu-maluin! Awas saja, Saya tembak kalian!"


Dalam hati, Talia tertawa geli.
"Ihh, serem banget ka! Ehh... Pak maksudnya'' Ucap Talia sambil tersenyum kikuk.

Alamakk, Talia kenapa keceplosan manggil ka disaat seperti ini.

Poor you, Talia.


■■■




Huffttt,hari yang sangat melelahkan bagi Talia. Ya bagaimana tidak melelahkan. Biasanya pulang jam 12 siang. Sekarang Talia pulang sekolah jam 3 sore. Itupun sampai dirumah sudah jam setengah 4 sore. Hampir seharian Talia habiskan waktu diluar sana. Talia sudah sangat merindukan suasana rumah. Terutama kasur butut yang sejak ia lahir sudah menemaninya...

"Assalamualaikum. Bunda.. Ayah.. Talia come back!!" Talia tersenyum manis sambil bersenandung memasuki rumah.

"Waalaikumsalam. Eh, anak Bunda yang cantik sudah pulang. Mau makan apa? Biar Bunda siapin. Kamu pasti capek kan sayangg? " Bunda Talia tersenyum manis sambil mengelus puncak kepala anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Ah, iya nih Bun. Talia capek banget. Tapi Talia senang sekali Bun... Hmm, terserah Bunda deh. Talia mau makan apa aja. Dahhh Bunda, Talia ganti baju dulu ya Bun." Ucap Talia dengan cepat tanpa menghilangkan senyum manisnya sedikitpun.

Bundanya hanya mengelengkan kepala melihat kelakuan putri satu-satunya itu.

Sepertinya ada sesuatu yang membuat putri satu-satunya itu sangat bahagia...Pikir Bunda Talia sambil tersenyum manis.

Setelah makanan sudah siap, Bunda Talia pun bergegas untuk memanggil anaknya.

Toktoktok
"Talia sayang, turun nak. Makanan udah bunda siapin dimeja makan."

"Iya Bunda..Talia turun"

Talia yang sudah wangi dan lebih segar setelah mandi pun melangkahkan kakinya turun sambil bersenandung ria.

"Anak Bunda Happy banget kelihatannya.."

"Hehe.. iya dong Bun. Harus happy, happy itu kan gratis tanpa di pungut biaya" cengir Talia sesampainya ia didepan Bundanya.

Baru saja Talia hendak mendaratkan pantatnya di kursi makan, bunyi bel menandakan ada tamu yang datang pun mengurungkan niatnya.

Talia bangkit kembali dan ingin bergegas membukakan pintu.

"Talia kamu makan saja, biar Bunda yang bukakan pintu" Suara Bunda yang berada ambang dapur pun mengintrupsi.

"Tidak apa Bun, Talia yang lebih dekat. Talia saja yang bukakan pintu"

TINGNONG.. TINGNONG..

Suara bel yang kembali terdengar menyadarkan Talia untuk bergegas segera membukakan pintu. "Iya tunggu sebentarrr"

Alangkah terkejutnya Talia saat pintu sudah berhasil terbuka.

"Ayah? Ka Adi?!"








13 April 2017
*ana'sstory

My PossesiveTeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang