Sky Island 1

2 0 0
                                    

Di Salah satu hotel terbaik di New York seorang wanita cantik dengan rambut panjang sepunggung duduk dihadapan sebuah cermin besar yang berada didalam kamarnya. Wanita itu sedang memoleskan lipstick merah tua dengan tipis di wajahnya, bibir kecilnya di kerucutkan untuk melihat kerapian polesan lipstiknya. Ia mengenakan gaun berwarna perak dengan lilitan tali kecil dilehernya memperlihatkan keindahan dan kemulusan punggungnya, gaun sepanjang mata kaki itu mempunyai belahan dipertengahan kedua pahanya membalut tubuh indahnya.

" Drrt...drrrt...." Wanita itu menatap cermin sekilas untuk memastikan tampilannya sebelum mengangkat ponselnya yang berbunyi.

"Halo., dengan Abby Tanner disini? "

Tidak ada sahutan terdengar dari ponselnya, Abby menjauhkan ponsel dari telinganya dan melihat nomor baru yang muncul di ponselnya. Merasa tidak ada jawaban Abby mematikan ponselnya. "Mungkin hanya orang iseng " benak Abby.

Abby sudah melupakan orang iseng yang baru saja menghubunginya, ia mengambil tas tangan indah merk Channel berwarna perak dan memasukan ponselnya. Baru saja akan melangkahkan kakinya tiba-tiba saja beberapa orang pria menggunakan setelan hitam memasuki kamarnya sambil menodongkan pistol.

"Jangan bergerak Nona..."

" Wah.. Ada apa ini? Kenapa hotel semahal ini tidak mempunyai keamanan sama sekali"

" Prok..prok..prok " Terdengar tepuk tangan berbunyi dari pintu masuk. Seorang pria berumur sekitar 40 tahun masuk kedalam kamarnya.

" Wah.. nona Abby.. Malam ini anda sangat cantik. Saya sangat beruntung bisa melihat kecantikan anda"

"Terima kasih atas pujian anda Tuan... em.."

"Panggil saja inspektur Miller"

"Wah seorang inspektur mendatangi kamar saya" Abby melangkahkan kakinya dan duduk diatas kasur tanpa memperdulikan pria-pria yang berada didalam kamarnya menatap dirinya dengan tatapan terpesona.

" Dimata anda apa artinya berlian nona ?"

"Wah saya bukan seorang Arkeolog Tuan Miller.. Tapi bagi saya berlian itu sangat indah dan sangat cocok dijadikan sebuah hadiah. Saya yakin tidak ada wanita yang menolak jika diberikan berlian" Abby menjawab dengan santai sambil tersenyum manis.

"Dor.. dor.. dor.. dor.. dor.. dor.. dor.. dor.. " Terdengar delapan tembakan beruntun, Inspektur Miller terpaku melihat Abby menembak anak buahnya dengan jitu tepat masing-masing ditempurung lutut anak buahnya.

Selama ini Miller tidak percaya jika anak buahnya memberi laporan tentang Abby seorang pencuri terbaik dengan keakuratan tembakannya yang selalu melumpuhkan anak buahnya. Selama mereka mengejar Abby tidak ada seorang anak buahnya yang kehilangan nyawa, tetapi lutut mereka yang selalu menjadi korbannya.

"Selamat malam Inspektur Miller. Terima kasih sudah repor-repot menemui saya mala mini. Saya merasa tersanjung" Abby memberikan senyum indahnya.

"Dor..dor.." Dua termbakan berbunyi kaa kamar kotelnya pecah, Abby melompat keluar dari lantai 20. Setelah kepergian Abby inspektur Miller baru menyadari mangsanya sudah kabur. Miller melihat kebawah tidak ada bayangan Abby sedikitpun. Tidak berapa lama Miller menyadari jika Abby tidak benar-benar turun langsung kelantai bawah.

"Sial.." Miller menggeram dengan kesal berlari menuju Lift dan menekan tujuan lantai bawah.

Sky IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang