"Ra, lo kenapa?" Tanpa bisa gue menjawab, gue langsung memeluk Sehun dan lagi lagi gue menangis.
"Sstt, diem dong. Cerita sini kenapa?" Gue gak bisa bayangin kalo seandainya, gue gak punya sahabat kaya sehun.
Gue hanya menggeleng keras dan semakin menenggelamkan kepala gue di bahunya. Mengeluarkan seluruh tangisan dan unek unek yang ada di hati gue.
"Sstt udah ah nangisnya." ucap sehun mengelus rambut gue dan masih memeluk gue.
Hangat. Itu yang gue rasain sekarang.
"Ada apa? Siapa yang bikin kamu nangis?"
Gue hanya menggeleng.
"Terus kenapa? Cerita sini."
Gue hanya menggeleng.
"Udah, sini angkat mukanya."
Gue hanya menggeleng.
Setelah beberapa saat Sehun membiarkan gue menenangkan diri gue sendiri didalam pelukannya, akhirnya gue pun melepaskan pelukannya dengan wajahnya merah dan juga sembab.
Tetapi kemudian raut muka sehun yang semula tenang menjadi sangat terkejut saat matanya mengarah ke badan gue.
"Ra, lo habis diapain? Sama siapa? Astaghfirullah ra." sehun memasang tampang syok.
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Sehun, Hyera langsung menyadarinya. Dengan cepat, Hyera langsung mengancingkan kembali seragamnya.
"Gak. Gak kok."
"Ra, jujur sama gue. Gue gak suka ya, lo jadi nakal gini."
"Ih siapa juga yang nakal. Gak ada apa apa kok, hehehe."
"Ra."
"Gue serius."
"Sehun, please deh ya gue gak apa apa."
Sehun memandang sejenak ke arah gue, tatapan nya tajam anjing. Gue jadi takut.
"Jawab gue, ra."
"Enggak ad--" Gue meyakinkan dia dengan senyuman manis gue. Alasan gue sebenernya gak mau cerita karna nanti sehun bakalan marah banget sama gue terus dia ngelarang gue deketan lagi sama doi. Gue masih sayang sama doi, meskipun mantannya bringas dan tak berperikemanusiaan. Dan soal seulgi, gue bener bener gak akan cerita ke sehun.
"RA! GUE SERIUS!"
Selama hidup ini gue gak pernah ngeliat sehun semarah ini, bener. Apa gue udah bener bener keterlaluan ya sampe bikin dia kaya gini. Tapi mau gimana lagi, gue bener bener gak bisa cerita ke dia.
"Hun, g-gue g-gak--"
"GUE GAK SUKA YA LO NYEMBUNYIIN SESUATU DARI GUE."
"APA GUNANYA GUE JADI SAHABAT LO SELAMA INI? YANG SELALU ADA DISAMPING LO?"
Hening sejenak. Gue cuma nunduk sambil mengaitkan jari tangan gue. Kalo kaya gini, udah. Gue gak berani buat natap sehun apalagi buat jawab perkataannya.
Tapi, kenapa rasanya sesak gitu ya di hati saat sehun ngebentak gue tadi. Apa karena selama ini gue gak pernah dibentak atau dimarahin dia selama ini? Atau karena alasan lain? Dan sedetik kemudian, air mata yang semula gue tahan akhirnya gak bisa lagi gue bendung.
"Sori. Sori Ra."
Dengan mata sedikit berair, gue melirik sekilas dia mengusap keras mukanya, menarik sendiri rambutnya seperti orang yang sedang frustasi, eh.
"Maaf, gue kebawa emosi tadi." Sehun mengusap lembut rambut gue dan menyelipkan poni panjang ke sela sela telinga gue.
Gue mengusap air mata gue, dan beralih dengannya, "Gak. Gak apa apa. Gue yang salah."
"Gue gak maksa lo buat cerita ke gue. Tapi setidaknya lo harus tau gimana perasaan gue saat ngeliat lo berantakan gini dan gak mau cerita ke gue apa masalah lo."
Gue hanya termenung. Memikirnya, seandainya gue cerita apa yang sebenernya terjadi, gue bakalan you know lah. Jauh dari doi itu rasanya... gak semangat hidup.
Chanyeol is calling...
Yes / No
•••
Yuhuu balik nih. Aku mau kalian komen gimana cerita aku disini? Flat/Bosenin/Seru/Bikin greget?
Oya, kenapa chanyeol disini dianggurin ya? Kenapa banyak yang pilih sera daripada chara? Haha.
Tapi tenang, nanti aku bakal bikin kalian bingung, buat milih antara chanyeol atau sehun yang sama hyera.
See you😘
