Topi

105 8 4
                                    

'Aduh mampus mati gue'

Seorang wanita berseragam sekolah dengan rambut kuncir kuda nya terburu-buru melewati gerbang dan memasuki gedung sekolah 'National High'

'Ruang kepala sekolah mana lagi' gerutu siswi tersebut

Dan setelah menemukan ruang Kepala Sekolah, siswi tersebut mengetuk pintu.

"Masuk" sahut orang di dalam nya

"Permisi bu, saya Vania yang pindahan dari Bandung" Vania duduk berhadapan dengan kepala sekolah

"15 menit lagi kamu telat. Kamu anak baru loh jangan bikin kesalahan disini"

"Maaf bu" Vania menundukkan kepala nya

"Ya sudah. Sekarang kamu ikut upacara dulu gabung sama yang lain, selesai upacara akan di antar wali kelas ke XII IPS 2"

'Ikut upacara? Duh gue ga bawa topi lagi' gerutu Vania

Vania rasa hari ini adalah kesialan untuknya.

"Kenapa diam? Silahkan ke lapangan Vania"

"Ba-baik bu, permisi"

Vania menuruni tangga menuju lapangan, tepat anak tangga terakhir Vania menengok ke arah kiri dan melihat anak-anak sedang berkumpul di ruang yang tertulis 'OSIS'

"Ngapain kamu disitu? cepat masuk barisan" ucap perempuan dengan rambut sedikit cokelat di gerai

Perhatian Vania mengarah pada lelaki di sebelah nya. Berdiri bersandar di tembok dan mengenakan jaket levis.

Vania sontak kaget saat lelaki itu sadar di perhatikan dan melangkah mendekati nya. Vania berbalik arah berharap ia akan cepat sampai di lapangan.

"Tunggu" cegat lelaki tersebut mensejajarkan langkah nya dengan Vania

"Anak baru ya? gue belum pernah liat lo" Vania berhenti berjalan dan mengangguk

"Kenapa muka lo panik gitu, ada masalah?" aroma mint lelaki di depan nya ini membuat pikiran Vania buyar

"Lah bengong" lelaki itu melambaikan tangan nya bermaksud menyadarkan wanita yang menurutnya aneh ini.

"Sorry sorry, hm gue ga bawa topi buat upacara"

"Oh" lelaki tersebut mengambil topi di kepala nya dan memakaikan nya pada Vania

"Pake punya gue aja. nanti lo dihukum kasian kan lo anak baru, cepet masuk barisan 5 menit lagi upacara mulai"

lelaki itu melenggang pergi menyusul teman-teman nya yang sedang berjalan ke arah lapangan juga

'Renald Anandra ganteng :)'

Vania menggelengkan kepala dan tersenyum geli melihat tulisan di dalam topi milik lelaki yang telah menolong nya

Vania memakai topi itu kembali dan bergegas ke lapangan berbaris di belakang

"Renald kok bisa ga pake topi sih? Bukan nya tadi pake ya?" tanya siswi di sebelah pada teman nya

Vania melirik siswi tersebut, siswi yang tadi menegur nya di ruang osis.

"Di hukum lagi pasti dia" jawab teman di sebelah nya menyahut

'Di hukum?' gumam Vania merasa bersalah harus nya dia yang mendapat hukuman itu

Upacara selesai. Vania yang saat ini sedang berjalan dengan wali kelas memasuki ruang kelas baru untuk nya.

"Pagi anak-anak"

"Pagi buuu"

"Ibu bawa murid baru disini, silahkan perkenalkan diri kamu"

"Nama saya Vania pindahan dari bandung, salam kenal semua nya" Vania tersenyum ramah kepada semua penghuni di kelas baru nya ini

"Silahkan kamu duduk disana, di sebelah Chika ya" Vania mengangguk dan berterimakasih

Langkah Vania terhenti saat wali kelas menanyakan seseorang yang masih ada di pikiran nya saat ini

"Gentar, kemana Renald?"

"Katanya lagi di hukum sama Pak Doni bu"

"Anak itu benar-benar ya, sehari ga buat keributan aja ga bisa" gerutu bu wali kelas tak tertahankan

"Ya sudah, kalian lanjutkan untuk pelajaran pertama"

Seluruh murid XII IPS 2 mengangguk bersamaan dengan wali kelas yang berjalan keluar

"Hai gue chika" sapa seseorang di sebelahnya membuyarkan lamunan Vania

"Gue Popy" seseorang di bangku depan nya berbalik ke belakang

"Gue Sonya" timpal orang di sebelah nya

"Hai, makasih udah nerima gue ya" Vania tersenyum pada ketiganya

"Ah ga usah sungkan sama kita-kita, ya ga pay, nya?"

"Iyup" jawab Popy dan Sonya serentak

"Sorry nama lengkap lo siapa? Mau gue masukin ke buku absen" ketua kelas XII IPS 2 memotong pembicaraan mereka

"Oh iya. Vania Adistira hehe"

"Oke, nanti kalau ada yang mau di tanya soal kelas ini ke gue aja ya. Gue Gentar" Gentar menjulurkan tangan nya dan di sambut oleh Vania

"Modus lo, Gen" celetuk Chika memutar bola mata nya

"Sirik aja lo cicak. Kenapa? Cemburu lo?" Ejek Gentar memiringkan senyum nya

"Idih amit-amit" sergah Chika mengetukkan kepalan tangan ke kening dan meja berkali-kali

"Amit-amit apa imut-imut cak?" tawa Popy setelah Gentar kembali ke meja nya saat melihat ada guru masuk

"Berisik lo popay" Chika melemparkan gumpalan kertas ke arah Popy

"Chika Popy! Yang tenang kalian. Ibu ingin memulai pelajaran"

"Iya bu maaf"

Yang di pikiran Vania saat ini hanyalah Renald, topi yang di taruh di meja nya merebut seluruh perhatian nya.

'Fokus Van, lo anak baru disini' Vania mengarahkan pandangan nya ke arah pintu kelas

'Renald Anandra?' gumam Vania melihat lelaki dengan jaket levis dan keringat bercucuran sedang berjalan memasuki kelas




Okay jadi ini cerita yang kesekian berapa--- hehe.
Ini cerita gue asli, jadi tolong hargai ya jangan di copy. :))
Rajin update kalau lagi mood :))
Enjoyyy reading!❤
Tinggalin VoteComment ya😋

R E V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang