Permen Karet

78 9 2
                                    

"Renald dari mana kamu" tanya guru yang sedang mengajar dengan gertakan

"Di hukum pak Doni bu"

"Kenapa lagi kamu? Apa sekarang kamu sudah mulai ngerokok hah!" tuduh guru tersebut penuh amarah membuat seisi kelas terkejut

"Bu, saya tau saya bandel. Tapi saya juga tahu mana yang buruk buat hidup saya, Renald bukan cowok perokok loh bu" jawab Renald membuat sang guru diam

"Ya sudah duduk kamu dan jangan buat keributan"

Renald menghela nafas panjang, hampir semua guru memperlakukan dia sama. Se nakal itu kah dirinya?

Bel istirahat berbunyi. Seluruh penghuni XII IPS 2 bersorak senang akhir nya mereka lepas dari pelajaran Matematika yang membosankan.

"Mau kantin bareng kita ga Van?" tanya Chika menawarkan

"Hm nanti aja deh, gue titip permen karet ya"

"Oh oke. Kita duluan ya dahhh"

Selepas teman-teman nya pergi, Vania menghampiri Renald yang duduk di pojok bangku belakang. Vania ingin mengembalikan topi serta berterimakasih pada Renald.

"Renald?" sapa Vania pelan karena takut mengganggu

"Eh? Kok lo disini?" tanya Renald bingung

"Gue masuk kelas ini"

"Oh ya? Kok gue ga ngeh ya?" Renald masih dengan kebingungan nya

"Ah mungkin lo lagi banyak pikiran. Oh iya gue mau balikin topi lo, sorry ya gara-gara gue lo jadi di hukum kan" ucap Vania tak enak hati

"Santai aja sama gue mah" Renald mengambil topi milik nya dari tangan Vania

"Tulisan di dalam topi lo lucu"

"Tulisan? yang mana?" Renald melihat bagian dalam topi dan terkekeh

"Itu tulisan Aurell, gue ga senarsis itu kok"

"Aurell? pacar lo ya?" tanya Vania hati-hati

"Sahabat gue, orang yang waktu pagi negur lo di ruang OSIS---"

"Ren ayo kantin, laper gue" seseorang yang Vania tahu itu Aurell berdiri di ambang pintu

"Lo ga ke kantin?" Vania menggeleng dan tersenyum

"Yaudah gue duluan ya" Vania mengangguk dan kembali ke tempat duduk nya

Tak berselang lama, teman-teman Vania datang kembali ke kelas.

"Kita bawain roti sama minum buat lo, ini juga permen karet pesenan lo" Chika menyerahkan nya pada Vania

"Kalian baik banget sama gue, padahal baru kenal hari ini. Makasih ya"

Mereka mengangguk bersamaan.

"Kalian kenal Aurell ga?" tanya Vania menghilangkan rasa penasaran nya

"Aurell ketua OSIS?" tanya Sonya balik

"Iya lah Onye, Aurell mana lagi coba"

"Nama gue sonya ya pay, bukan onye" protes Sonya pada Popy

"Lo kan biasanya di panggil Onya, gapapa dong kita panggil Onye, anggap aja panggilan sayang dari kita-kita hehe"

"Najis. Terserah kalian dah"

"Eh udah dong kok jadi ribut, Vania nanya jadi ga ke jawab kan" lerai Chika menengahi

"Emang ada apa lo tanya Aurell, Van?" tanya Popy

"Atau lo mau ke ruang OSIS? Ayo kita anter mumpung belum bel masuk" timpal Chika

"Bukan bukan. Emang Aurell itu sahabat banget sama Renald ya?" tanya Vania lagi membuat ketiga teman nya tambah kebingungan

"Kok jadi Renald? lo kenal Renald dari mana Van?"

"Yeee dodol walaupun Renald sering bolos, tapi dia kan masih tercatat sebagai anak kelas ini juga" heboh Sonya menjawab pertanyaan Popy

"Ya kan ga banyak yang berurusan sama Renald Onyeee, apa lagi Vania anak baru" bela Popy tak terima

"Aurell sama Renald emang udah temenan dari kelas 10 Van, cuma kelas 12 aja mereka pisah kelas" Chika menjelaskan dengan suara pelan, tidak ingin membuat kegaduhan.

"Pacaran?" tanya Vania lagi

"Engga, tapi banyak yang bilang mereka cocok sih"

"Gue ga termasuk, karena Aurell itu ketua OSIS dan ga cocok sama Renald yang bandel gitu" sergah Popy cepat

"Dendam amat lo sama Renald pay, biasa aja kali" ucap Sonya menampar pipi Popy pelan

"Lo kenapa sih Van? suka sama Renald?" tanya Chika penasaran

"Eh engga bukan, tapi Renald di hukum tuh gara-gara gue"

"Kok bisa?" Sonya memajukan kursi nya lebih dekat

"Dia ngasih topi nya ke gue pas upacara karena gue lupa bawa topi, terus ya gitu deh"

"Uwow"

"Amazing"

"Gila"

Vania bingung melihat reaksi teman-teman nya ini, apa yang salah?

"Van, kita ngomong jujur nih sama lo. Renald jarang banget berurusan sama cewek kecuali Aurell yang udah di anggap kayak sodara sendiri"

"Ya terus kenapa?" tanya Vania bingung

"Bisa jadi dia tertarik sama lo" bisik Popy pelan

"Ah kalian apaan sih, jangan suka gossip deh. Dia nolongin gue doang kok" sergah Vania

"Iya deh iyaaa" ucap Chika

"Gue ke toilet dulu ya" Vania pamit keluar kelas

Saat hendak kembali ke kelas, Vania melihat seorang siswa sedang menyender di pohon taman sekolah. Tunggu--- ada asap! Dia ngerokok?

Vania dengan pelan menghampiri dan terkejut saat ia mendapati siswa tersebut adalah Renald.

"Renald? lo ngapain disini? lo ngero--"

"Duduk" potong Renald cepat menyuruh Vania duduk di samping nya dan menghisap kembali rokok yang dia pegang

"Nih permen karet buat lo"

"Buat gue? Yaudah simpen aja disitu"

"Di makan, Ren. Ga baik nunda-nunda pemberian orang" Renald menatap gadis di depan nya ini bingung, hingga akhirnya dia mengalah membuang rokok nya dan mengganti nya dengan permen karet

'Gue cuma ga pengen lo ngerokok, ga baik buat kesehatan lo Ren. Lo juga kan tadi bilang di kelas. Semoga permen karet ini bisa gantiin manis nya rokok'

ungkap Vania dalam hati melihat wajah Renald dari samping sedang membuat balon dari permen karet yang dia kunyah.

Vania tersenyum, setidaknya dia membalas kebaikan Renald hari ini.



Lagi mood jadi di next!😋
Tinggalkan Vote&Comment thankyouuu❤

R E V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang