Chapter 3

86 11 6
                                    

"Jaehwanie, sudah lama kita tidak bertemu" Hakyeon memeluk Jaehwan dengan erat dan menepuk nepuk punggungnya.

"Iya hyung. Maaf akhir akhir ini aku, woonshik dan hongbin jarang mengunjungimu dan hyuk. Kami sangat sibuk hyung." ucap Jaehwan dengan senyum yang terlihat sedih.

'Bodoh. Kau ini selalu membohongi hyungmu ini. Tunggulah sebentar lagi jaehwan. Hyung akan mengeluarkanmu dari neraka itu'

"Apakah besok kalian ada dirumah? Hyung, hyuk dan taekwoon akan mengunjungi kalian besok jika kalian tidak sibuk."

"Maaf hyung. Besok kami ada urusan" bohong Jaehwan untuk kedua kalinya.

"Baiklah. Kau jagalah dirimu baik baik ne. Tolong sampaikan salamku untuk woonshik dan hongbin"

"Baik hyung. Tolong sampaikan salamku untuk hyuk dan juga taekwoon hyung. Aku pamit dulu hyung. Sampai jumpa" Jaehwan membungkukkan badannya.

"Eum sampai jumpa jaehwanie"

***

"Taekwoon-ah, semenjak eomma tiada semuanya jadi berantakan. Hyuk mulai sering membantah, Jaehwan dan kedua adiknya yang hidup dengan kurang baik karena disiksa oleh bibinya. Apakah ada cara untuk memperbaiki ini?"

"Tentu saja ada. Kau hanya perlu bersabar dan melakukan yang terbaik baik mereka. Aku tau kau sibuk, tapi ajaklah hyuk berbicara sekali kali. Beri dia pengertian. Hyuk sudah remaja, kau harus sering sering memberinya wejangan wejangan ringan agar dia tidak terjerumus ke hal hal yang salah. Untuk jaehwan dan adiknya, mungkin kau harus mengungkapkan kejahatan paman dan bibi mereka secara perlahan. Tenang saja, aku akan membantumu" Taekwoon sedikit memijat bahu Hakyeon untuk menyalurkan aura postif yang ia harapkan dapat sedikit menenangkan Hakyeon.

"Aku akan mencoba saranmu taekwoon-ah. Terima kasih karena selalu ada disisiku" Hakyeon mengembangkan senyumnya.

BRAK

"HYUNG!" seseorang berteriak setelah membanting pintu depan kediaman keluarga Cha.

"HYUNG! KAU DIMANA! JELASKAN SEMUA INI!"

Hakyeon dan Taekwoon berlari kearah ruang tamu. Disana terlihat seorang pemuda dengan wajah yang sudah memerah akibat emosinya yang menggebu gebu.

"HYUNG MENGAPA KAU KERJA DI KAFE MILIK TEMANKU! APAKAH KAU INGIN MEMPERMALUKANKU" pemuda itu menunjuk kearah layar ponselnya. Disana terdapat foto Hakyeon yang sedang melayani beberapa pengunjung.

"Hyu... hyukie... maaf.. hyung tidak tau jika itu.." Hakyeon menatap Hyuk dengan tulus.

"MAAF? MAAF KATAMU? KAU SUDAH KELEWATAN CHA-HAK-YEON!" Hyuk menunjuk nunjuk wajah Hakyeon. Hakyeon hanya mematung ketika melihat aksi adik kesayangannya.

'Ada apa denganmu hyuk?' batin Hakyeon.

BUG

Taekwoon menghajar Hyuk. Ia benar benar tidak tahan ketika melihat ketidak sopanan Hyuk terhadap Hakyeon. Menurutnya itu benar benar sudah kelewatan.

"Hyuk, mengertilah sedikit tentang keadaan hyungmu itu. Ia sudah bekerja keras untuk kehidupan kalian berdua. Dia bahkan rela kerja sebagai part-timer di beberapa tempat. Apakah kau tidak berpikir seberapa berat beban moral dan psikis yang ia tanggung? Apakah kau tidak berpikir seberapa lelahnya dia? Apakah kau.."

"Jung taekwoon, pergilah. Kau orang asing. Dan kau hakyeon, jika kau lelah sebaiknya kau pergi saja" Hyuk menghapus bercak darah disudut bibirnya dengan kasar. Ia langsung pergi kearah kamarnya.

BLAM

Hyuk menutup pintunya dengan kasar.

Hakyeon mengusak rambutnya kasar. Ia terlalu pusing menghadapi tingkah laku adiknya yang semakin hari semakin memburuk. Saat Hakyeon hendak pergi ke kamar Hyuk, tangannya ditahan oleh Taekwoon.

"Biarkan dia meredam emosinya"

"Taekwoon-ah, sebaiknya kau pulanglah terlebih dahulu. Keadaan disini pasti membuatmu tidak nyaman" Hakyeon memaksakan diri untuk tersenyum. Ia tidak mau sahabatnya ini terluka akibat ucapan kasar Hyuk yang sewaktu waktu bisa datang.

"Baiklah, jaga dirimu baik baik" Taekwoon menepuk bahu Hakyeon dan mulai meninggalkan kediaman keluarga Cha.

Hakyeon menyandarkan punggungnya di pintu kamar Hyuk. Ia berharap namdongsaeng kesayangannya ini membukakan pintu dan berhenti marah kepadanya. Namun nampaknya itu hanya angan angan semata. Hyuk tidak membuka pintu kamarnya sampai pagi hari. Ya, Hakyeon semalaman duduk di depan pintu kamar Hyuk.

"Hyuk-ah.. bukakan pintunya. Bukankah kau selokah hari ini?" Hakyeon mengetuk ngetuk pintu kamar Hyuk.

"Kau semalam belum makan bukan? Hyung tidak mau jika kau sampai jatuh sakit" Hakyeon menghela nafasnya. Ia melihat jam tangannya. 'Oh aku harus kerja'.

"Hyuk-ah, jika kau lapar pergilah ke dapur. Hyung sudah memasakan makanan kesukaanmu. Hyung pergi kerja dulu, jaga dirimu baik baik."

***

"LEE JAEHWAN! MENGAPA KAU SANGAT BODOH! BISA BISANYA SAYUR SAYUR INI GOSONG! APA SAJA YANG KAU LAKUKAN HAH?!" wanita paruh baya itu menuding ke arah Jaehwan.

"DAN KAU LEE WOONSHIK! TIDAK BISAKAH KAU MENYUCI BAJU DENGAN BENAR? LIHATLAH INI" wanita itu menunjukkan bajunya. Terlihat bersih namun masih ada noda yang tersisa.

"KALIAN BERDUA BODOH!" wanita itu melempar baju bernodanya ke wajah Woonshik lalu menjauh dari mereka berdua.

"Woonshik-ah apakah kau baik baik saja?" Jaehwan memegang bahu Woonshik.

"Hyung tenanglah, aku laki laki yang kuat! Aku laki laki sejati!" Woonshik menggenggam tangan Jaehwan. Mereka berdua saling menyalurkan energi lewat genggaman tangan mereka.

Apakah kalian bertanya dimana Lee Hongbin berada? Oh hari ini dia lolos dari kekejaman sang bibi. Ia diajak pamannya untuk menemui putri salah satu pengusaha yang cukup sukses di Korea Selatan.

"Hyung, aku mengkhawatirkan hongbin. Apakah ia baik baik saja?"

"Aku harap begitu woonshik-ah. Kita hanya bisa berdoa"

Akhirnya selesai juga part ini😂
Maaf jika ada typo dan kata kata yang kurang tepat :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Partner in CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang