April 15th, 2017

4 0 0
                                    

dear diary,

mungkin bener apa yang banyak orang katakan tentang "keterbukaan seseorang membutuhkan waktu". Menurut aku pribadi sih memang beberapa dari populasi orang-orang seperti itu, tetapi juga ada yang begitu mudah terbuka pada orang lain. Meskipun beberapa masih menjadi rahasia orang tersebut.

Beberapa hari yang lalu, satu dari sekian bagian dari satu hari. Waktu kuliah neurosains, kebetulan dosennya gak masuk kelas. Tapi i know lah temen-temen sekelas tetap ngelanjutin presentasi. Gara-gara pertanyaanku tentang Stroke - berawalah suatu cerita yang memang benar-benar nyentuh perasaan kita. inget banget kemarin duduk berempat depan belakang dua orang-dua orang. sebelahku Fida, setelah tanya jawab sama kelompok penyaji

"Sebenernya aku dah tau kalo jawabanya itu, soalnya abahku dulu juga stroke" dan gatau tiba-tiba baper sampe bilang gini ke mereka

"kadang aku nyesel se nyesel-nyeselnya. kenapa aku gapinter dulu waktu SD.. seharusnya aku tau dari dulu penanganan pertama pada orang stroke, biar waktu abahku stroke gak salah penanganan. aku taunya sekarang." karena gamau kebaperan terlalu jauh.

"tapi ya rek, ada hikmahnya juga. dari kejadian itu aku jadi belajar penanganan pertama pada orang stroke. biar nanti semisal ada keluarga yang tiba-tiba stroke kita jadi tau musti harus bagaimana"

setelah itu. aku gamau bahas lebih dalem lagi. Pasti nanti kalau dibahas jadi nangis keinget almarhum abah.

tiba-tiba Novi cerita bagaimana ayahnya meninggal dalam kecelakaan. Aku tau rasanya sedihnya, sakitnya ditinggal orang tersayang tiba-tiba pergi gak kembali dan soosoknya menghilang tiba-tiba di dunia kita. Selalu ada penyesalan karena mungkin waktu itu dia gaak ada di rumah sakit. mungkin aku waktu itu terlalu bodoh. atau apapun yang sangat membuat kita menjadi "seandainya waktu bisa dipputar, aku akan...."

sebegitu menyesalnya kita dan ingin memperbaiki di hari itu. Kepergian kepala keluarga, kasih sayangnya juga sosoknya yang tak bisa lagi hadir ketiika aku beranjak dewasa, sangat sangat mengubah pola hidupku. mungkin juga dengan Novi.

ungkapnnya tentang "kamu tau apa yang paling membuat sedih ? ketika aku melihat saudaraku bercanda, begitu dekat, dengan ayahnya. aku benar-benar ingin hal itu ada di hiduppku lagi. Aku benar-benar sangat iri melihat mereka"

Akupun juga seperti itu. Ada luka yang tidak akan pernah sembuh di dalam hidupku. Ketika aku harus melihat teman-temanku begitu di manja oleh ayahnya. Bisa telfon sambil bilang "ayah," bisa dijenguk ayah. dan Aku hanya bisa bicara dalam hati. "seandainya, mungkin aku.." "aku sangat merindukan ayah". Aku juga tak meinginkan sahabatku yang lain merasakan apa yang aku rasakan selama bertahun-tahun.

2 tahun, Novi baru cerita tentang meninggalnya ayahnya. selama ini kita hanya sekedar tau ayahnya meninggal dan tak pernah tau kronologisnya seperti apa. Begitu sulit memang terbuka tentang apa yang begitu sakit disimpan. Luka ini, kehilangan ini. adalah suatu keabadian kekosongan hati yang selalu dirindukan.

- jaga dan kasihilah apa yang kalian miliki dalam hidup kalia sekarang. karena kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi. Jangan sampai apa yang kalian lakukan hari ini, kalian sesali dikemudian hari - Pugud

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang