Aku terkejut.
Ternyata orang itu adalah Aldrian. Aku diam sebentar, lalu menjawabnya.
" Pengen tau aja lo. " ucapku.
" Yee ditanya baik - baik juga. Dasar cewe modus!" balasnya.
" Ya menurut lo aja, ngga usah ngatain bisa kan?" jawabku.
" Iya bawel. Belum di jemput lo? " tanya nya.
" Menurut lo? " jawabku santai.
" Oh. " balasnya.
Aku tidak membalas ucapannya, lalu kembali diam.
Beberapa saat setelah itu, aku melihat mobil Pak Soni udah berada di depanku.
Pak Soni keluar dari mobil, lalu menghamipiriku sambil membawa payung.
Aku hendak berlari ke arah Pak Soni, tetapi ada kaki seseorang yang sengaja ingin membuatku jatuh.
BRUK...
Tubuhku jatuh ke lantai. Aku meringis kesakitan. Lututku sakit karena terbentur dengan lantai.
Emosiku tidak tertahan lagi.
" Maksud lo apa sih? Lo mau buat gue celaka? Hah? " ucapku emosi.
" Hahaha sakit ya? Makanya kalo jalan tuh pake mata, bukan pake dengkul. " balasnya.
Kalian tau itu siapa? Itu bukan Aldrian, tetapi seorang perempuan yang berdiri tepat di sampingnya.
" Gue punya masalah apa sih sama lo? Gue ngga pernah buat masalah ya di sini. Lagian gue juga anak baru di sini. " ujarku dengan keras.
" Apa? Lo gak pernah buat masalah? Dengan lo genit sama Al, lo udah buat masalah sama gue. " jawabnya dengan nada membentak.
" Gue? Genit sama dia? Kenal aja ngga gimana bisa genit. Mikir dong lo! " balasku tidak kalah keras.
Aku melihat Aldrian dengan tatapan sinis. Dia hanya diam. Padahal dia tau, aku tidak genit kepadanya.
' Menyebalkan! ' pikirku.
" Non udah non, kita pulang aja. " sahut Pak Soni meleraiku.
" Iya pak. " jawabku.
" Eitss, mau kemana lo? Takut lo sama gue hah? " ucap perempuan tadi.
" Hah? Gue takut sama lo? Ngga akan! " balasku.
" Dasar tukang modus! " ucapnya.
" Terserah lo mau bilang gue apa. Yang jelas gue ngga pernah genit sama nih anak! Dan lo. Siapa nama lo? Aldrian. Urusin nih temen lo yang kurang ajar sama gue. " jawabku.
" Woy! Kalian bisa stop gak! " sahut Aldrian.
Akhirnya Aldrian angkat bicara. Aku udah sangat emosi. Melihat dia yang daritadi hanya diam.
" Kenapa Al? Kamu mau aku hajar nih cewe? " tanya perempuan itu.
" Udah! Lo diem! Dan lo mendingan pulang. Kalo lo gak pulang, dia akan terus bikin masalah sama lo. " perintah Aldrian.
" Kok kamu gitu sih Al. Aku kan mau kasih pelajaran ke dia karena dia udah genit sama kamu. Kenapa malah kamu suruh pulang? " sahut perempuan itu.
" Resty! Lo bisa diem gak sih! Lo tuh kalo gak tau apa - apa mendingan diem! Lo bukan siapa - siapa gue kan? Mending lo pergi! Gue gak mau nambahin daftar cewe modus di hidup gue setelah dia. " ucap Aldrian sambil menunjuk ke arahku
' Oh jadi namanya Resty. " pikirku.
" Udah kan drama nya? Mending gue balik. Oh iya lo Aldrian. Jangan panggil gue cewe modus! " balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Be Love
Teen FictionSebuah pertemuan yang di awali dengan rasa benci. Kemudian berubah menjadi rasa sayang dan takut kehilangan. " Pertemuan kita emang ngga baik, tapi bukan berarti akhirnya juga ngga baik kan :) " Penasaran? Silahkan di baca Hate to be Love :)