Kakinya masih berjalan menyusuri koridor sekolah, matanya dengan senang hati mengamati suasana sekolah barunya. Sengaja Naya tidak kembali ke sekolah dulunya, dia malu jika baru 2 minggu membuat surat pindah sekolah tapi kepindahannya dibatalkan.
Naya duduk di bangku kelas 2 di SMA GRITER ini, dan secara di rencanakan Afga, Naya harus sesekolah dengannya. Dengan begitu Afga tidak perlu antar jemput Naya yang tepatnya dia tidak bisa membawa mobil yang kebetulan supir dirumahnya sedang pulang kampung.
Naya melewati kelas kelas yang nampak tenang. Wajar saja, ini sudah jam pelajaran.
1
2
3
4
5
Naya menghitung setiap kelas yang ia lewati, pihak sekolah menyarankan Naya masuk ke kelas 11 D IPA, begitu sampai..
TUK TUK TUK..CKLEK.
"Mau bertemu siapa?" Wanita cantik berparas muda itu bertanya seakan Naya adalah penghuni lama, munkin saking banyaknya siswi disini,
"Bu Vani menyuruh saya kesini, saya mulai belajar di kelas ini" Naya tersenyum getir, berusaha sesopan munkin
Wanita itu mengkerutkan keningnya.
"Murid baru?"
Naya mengangguk.
"Ah maafkan saya, saya kira kamu penghuni lama. perkenalkan nama saya Selly,panggil saja Miss.Selly saya guru b.inggris, silahkan masuk"
Naya tersenyum manis, lalu masuk. Kini Naya menjadi pusat perhatian,
"Anak anak, kalian punya teman baru.. ayo kenalkan diri kamu.. "
"Nama saya Naya Aressa, panggilannya Naya, saya pindahan dari SMA NEGERI 24"
Tanpa babibu, Naya memperkenalkan dirinya. Semua bersikap baik padanya, munkin. Karena ini belum pasti.
Naya memilih duduk di bangku kosong, karena hanya ada dua kursi yang kosong dengan 1 meja.
"Kita lanjut-"
TUK TUK TUK! Kening Miss.Selly berkerut. Siapa lagi? Batinnya, Semua pasang mata tertuju pada ambang pintu kelas.
CKLEK.
"..."
"..."
"..."
Percakapan mereka tidak begitu terdengar Naya, hanya siswi yang duduk tepat berhadapan dengan pintu yang dapat mendengar percakapan mereka, entah siapa. Naya mengedikan bahunya acuh . Miss.Selly membawa pria yang terlihat asing bagi beberapa pasang mata itu.
"Kalian beruntung sekali, kalian mendapatkan teman baru lagi.."
Perkataan Miss.Selly membuyarkan lamunan Naya, Naya menengok kedepan. Matanya melihat sosok pria yang sedikit.. emm.. Familiar? Ah! Itu Willdan? Willdan yang mengecup kening Naya,
Naya melongo melihat perawakan Willdan saat itu, seketika. Naya teringat kata kata Willdan 2 hari yang lalu.
"Kita bakalan ketemu lagi kan?"
Bagaimana bisa Naya bertemu dengan Pria sialan itu walaupun diam diam Naya senang diperlakukan seperti itu. Tetapi tetap saja, Keningnya masih perawan, dengan lancang Willdan mencium nya. bahkan Devv? Mantan kekasihnya belum pernah menyentuhnya. Hanya sebatas pegangan tangan,
Palingan juga telat. Batin Naya..
"Silahkan kenalkan identitasmu"
Lah? Kirain gue kesiangan! Murid baru juga! Gue baru tau, dunia ini sempit.
"Halo teman teman, gue Willdan Renalfi.. gue pindahan dari London. Senang bertemu kalian"
"Siapa tadi? Willdan?" Tanya Miss.Selly
Willdan mengangguk tersenyum,
"Nama yang bagus, karena hanya ada 1 kursi kosong. Kamu duduk di sebelah.." telunjuk Miss.Selly menjelajah, telunjuknya mengarah kepada seorang gadis yang duduk di pojok dengan satu buku yang menutupi wajahnya.
"Naya.." otomatis Naya merasa terpanggil,
"Kamu duduk sama Naya dulu, tapi awas jangan macem macem. Dia juga murid baru"
Will menatap gadis yang kini masih menutupi wajahnya, kata Miss.Selly namanya Naya. Ah, Will jadi ingat Naya yang ia temui 2 hari yang lalu . Will berjalan perlahan, menyimpan tas nya di atas meja lalu menarik kursi dan menghempaskan pantatnya.
"Gue Willdan.. lo Naya?" Willdan mulai mencairkan suasana, beruntung bangku mereka di pojok belakang. Jadi, Miss.Selly munkin tidak akan mendengarnya.
Belum ada sahutan..
"Buku lo kebal-" buku yang menutupi wajah Naya kebalik, dengan pelan Willdan menurunkan benteng pertahanan Naya, bukunya terjatuh begitu saja, Will cengo melihat sosok yang sangat familiar. Mereka bertatapan cukup lama..
***
Langkah Naya terhenti,
"Lepasin tangan gue!"
"Nay lo mau kemana? Gue ikut dong.. gue baru disini" willdan masih memelas, Naya juga belum tau dia harus kemana, Naya juga kan baru. Gimana sih Will?
Jam pelajaran telah berakhir, kini waktunya untuk istrihat. Naya memilih ke kantin walaupun tidak ada satupun yang mengajaknya. Tapi, munkin di kantin ada Afga, kakaknya.
"Gue mau ke kamar mandi, masih mau ikut juga?" Naya berbohong.
Willdan mengangguk antusias dengan senyum jahilnya.
"Mau bangetttt" Willdan mengedip ngedipkan matanya so imut,
"Terserah."
Naya melangkah cepat sebelum Willdan menahannya. Tapi sialnya sekarang Will malah beriringan bersamanya. Naya menghembuskan nafas pasrah, jujur saja, Naya masih kesal sampai sekarang.
"Mata lo rabun nay? Ini kantin bukan kamar mandi"
"Mesum!"
"Tapi lo suka kan?"
"..."
"Yee.. wajah lo blushing tuh"
Ada getaran saat mata hazel Naya bertemu dengan mata Will, Tapi secepat kilat ia hilangkan rasa yang ada di hatinya itu. Kini wajahnya celingukan mencari Afga.
"Yaelah Nay, tunggu!"
"..." tidak sedikitpun Naya mengubris Will,
"Afga!" Naya sedikit berteriak tapi berhasil membuat semua orang menoleh, kini Naya dan Will menjadi sorot perhatian.
"Naya ko bisa ada disini?" Aldi, teman kecil Afga tahu kalau Naya adik nya Afga. Tapi, kenapa Naya ada disini?
"Dia pindah kesini,"
"Oh" Aldi masih belum mengerti, setahu Aldi. Afga paling tidak mau sesekolah dengan Naya, entah kenapa.
"Hai kak Aldi" Aldi tersentak, tadinya dia melamun. Eh tau tau udah di depan Naya dan.. entah siapa, sebelumnya Aldi tidak kenal dengan pria di samping Naya.
"Hai Naya apa kab-"
"Harusnya lo manggil gue kakak! Sama kaya Elo manggil Aldi, kak Aldi." Potong Afga, Risih.
"Main potong aja, mulut lo gunting apa?" Dengus Aldi,
"Tadi lo ngomong apaan?" Afga memancing kekesalan Aldi,
"..." Aldi bungkam, daripada buang tenaga.
"Males banget gue manggil lo kakak, umur kita kan terpaut setahun ga.."
"Ya bukan gitu Nay, peraturan disini kan beda sama sekolah lo yang sebelumnya! Bisa bisa lo di amuk kakak kelas"
Naya jadi ingat tentang sekolah dulunya,iya. Naya pindah sekolah ke London yang ujung ujung nya gak jadi juga karena menurut Naya sekolanya dulu peraturan nya terlalu longgar, otomatis Naya ikut beradaptasi juga, Naya gak kenal pramuka, karena disana gak ada pramuka. Disana juga siswa siswinya nge-Geng. Ya.. walaupun disini juga sih, kayanya.
Willdan hanya mengamati mereka yang keasikan mengobrol. Sedangkan dirinya? Udah kaya nyamuk aja.
"Gue baru liat lo deh?" Tunjuk Aldi.
"gue Willdan. Anak baru juga"
"Yaudah, kita ngobrol sambil duduk aja, pegel gue" ketus Aldi,
***
"Oh udah takdir banget kalian, udah mah se-pesawat, tempat duduk kalian bersampingan. Eh sekarang ketemu lagi," Aldi mengerti apa yang di ceritakan Willdan, Dan Willdan baru tau kalau Afga itu kakanya, Will mengira kalau Naya itu pacarnya Afga, tapi salah.
"Itu kali ya.. yang dinamain JODOH" Aldi terus merespon tanpa bosan, cerita mereka menarik.
"Amin" doa Willdan, dengan senyum jahilnya.
Naya mengkerutkan keningnya, Afga yang sedari tadi asik memainkan hp nya kini mengalih, Aldi cengo..
"Lo suka sama ade gue?"
"Hehe becanda ka.." umpat Willdan,
Suka? Willdan tidak pernah berpikir seperti itu, kalau kagum? Munkin iya. Lalu alasan dia cium kening Naya saat itu apa?
Ya wajarlah, dia itu lelaki normal, mana tahan liat cewe cantik bangun tidur dengan baju yang tersingkat sebelah memperlihatkan garis didadanya dan mengeluh dengan bibir yang mengkerucut.
"Ishhhhh!!!"
"Awwww sakit tau Nay.." Willdan menghindari cubitan di perutnya.
"Yaa.. wajar sih ade gue kan cewe"
"Gue rasa gue harus bikin Novel." Aldi memantapkan ucapannya.
Ketiganya menautkan alis tanda bingung.
"Cerita kalian tuh bener ben-"
"Sorry gue telatt" seseorang kini duduk di samping Aldi. Aldi hanya mengangguk kesal, sudah dua kali omongannya dipotong.
"Kalian bayangin aja.. tuh guru killer amat, masa gue di suruh nyalin 2 bab, orang lain enak diketik pake komputer. Lah gue harus di tulis di kertas polio" Vino mengeluh, Hari ini dia kena sial guru killer.
"Lo telat?" Afga ikut bergeming.
Vino menceritakan kronolgis kejadiannya, hanya telat 15 menit aja.. hukuman udah ada di depan mata. Ternyata bener kata Afga, sekolah ini sangat ketat.
"Eh ko gue baru sadar ada Naya disini? Lo siapa?" Vino baru menyadari kehadiran dua orang asing yang ada di hadapannya. Ralat, Vino kenal Naya, tapi tidak dengan lelaki disebelahnya. Tapi Naya dikabarkan sekolah di london, Kenapa ada disini?
Naya sudah mangap mangap mau menjawab eh .. di samber Afga, kebiasaan dia sih selalu potong omongan orang.
"Naya pindah kesini, dan yang di sebelah Naya, Dia Willdan. Dia anak baru juga sama kaya ade gue"
Vino,Aldi dan Afga memang berteman sejak kecil. Tingkatan kelas Vino Berbeda dengan Afga dan Aldi, mereka kelas 3 sedangkan Vino kelas 2, Willdan akan berteman dengan Vino. Walaupun mereka berbeda kelas. Tapi itu kedengarannya baik.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja
Teen FictionPerasaan manusia akan berubah jika Tuhan berkata berubah. Dan akan tetap jika Tuhan berkata tetap. Siapkah kamu? Jika Tuhan berkata BERUBAH . Atau mampukan kamu jika Tuhan Berkata TETAP ?