Part 3

55 8 0
                                    

Julia POV
~

Tiba-tiba "Brukkk",aku merasakan tubuhku menabrak seseorang dan membuat kami berdua terjatuh,

"Aww,aduh!",rintih kami berdua secara bersamaan,dan saat aku menatapnya aku melihat nama dan bet kelasnya,"OMG,dia kakak kelas,aduh gimana ini",batinku

Seketika aku langsung membantu orang yang aku tabrak tadi untuk berdiri,

"Kak maafin saya ya,saya gak sengaja,tadi saya gak lihat klo ada orang di depan",ucapku sedikit takut.

"Heh dek! kalo jalan tu pake mata dong!,jalan seenaknya,lu kira ni jalan milik nenek moyang lo!",ucap salah satu teman kakak kelas yang aku tabrak tadi,dia galak sekali, rasanya ingin menangis saat ini juga.Dan saat aku mencuri" pandang,aku melihat nama dadanya,dan ternyata namanya kak Dita anak kelas XII.

"Udahlah Dit!,dia kan gak sengaja,toh dia juga udah minta maaf"

"Tapi dia nyebelin rein,murid baru aja sok2an mana jalan gak pake mata lagi!",ucap kak Dita sinis kepadaku,dan membuatku takut untuk memandangnya.

"Ada apa ini?",tanya seseorang yang datang dari lapangan dan suaranya membuat perdebatan ini berhenti, aku menengok ke arah suara tersebut.Benar! itu suara Devano lebih tepatnya kak Devano pangeran impianku.

Aku sangat senang karena dia datang disaat yang genting ,"pasti dia akan membela ku,bukankah papahnya sahabat mamah,pasti dia mengenalku",batinku percaya diri.

Tanpa disadari aku mulai tersenyum sendiri saat Devano mulai melangkah mendekatiku.Oh jantungku mulai berdegup kencang rasanya aku ingin meluk dia,memeluk badanya yang tinggi dan sempurna walaupun basah oleh keringat.

"Sayang kamu gak papa kan?",tanya Devano melewatiku dan mengecek keadaan wanita yang aku tabrak tadi,yaitu kak Reina.

"Aku egk papa sayang,kamu lebay deh khawatirnya",jawab kak Reina sambil mencubit hidung kak Devano

"Sayang?",lirihku pelan sehingga tidak ada yang mendengarku,tak percaya dengan apa yang aku dengar,refleks aku menutup mulutku.

Badanku terasa lemas ketika Devano memanggil kak Reina dengan sebutan sayang,rasanya hatiku seperti tertusuk ribuan pisau,dan mungkin tak ada harapan lagi untukku,mataku mulai berkaca- kaca dan mungkin siap untuk menangis sekarang!

"Aduh,jangan nangis Julia,air mata jangan netes dong",pintaku pada diriku sendiri.

Karena sudah tak tertahankan lagi aku pun berpamitan dengan semuanya yang ada disini dan kembali meminta maaf kepada kak Reina,lalu pergi.

"Kak sekali lagi aku minta maaf ya aku bener" gk sengaja tadi",ucapku sembari mengulurkan tanganku tanda meminta maaf.

"Iya dek gak papa,lain kali hati2 ya klo jalan,kamu harus fokus,biar egk nabrak orang lagi",jawabnya sambil tersenyum yang membuatnya tambah cantik dan mengulurkan tangannya tanda memafkan.

"Dengar tu!",tambah kak Dita sinis kepadaku.

Aku pun mengangguk mengerti lalu pergi.

saat melangkahkan kaki akan pergi,karena perdebatan ini sudah menemukan titik terang,
tiba-tiba Devano memanggilku.

"Hei anak baru lain kali hati2 dong klo jalan! klo lo nabrak pacar gue lagi,gue gak akan maafin elo,oiya nama lo siapa?",ucapnya dengan berteriak.Karena memang jarak kita agak jauh.

Karena teriakkannya seluruh siswa memperhatikanku dan mungkin mereka berbisik sedang membicarakanku.

"Iya kak saya mengerti!,,JULIA!,nama saya Julia Saraswati!",ucapku dengan lantang dan penuh penekanan,lalu berbalik dan berjalan meninggalkan mereka.

Tanpa izin,air mataku sudah menetes di pipi.

backsound,
Kecewa~BCL

***

X IPS-5
~
Akhirnya aku menemukan kelasku juga,mungkin karena kelas paling terakhir kelasku berada di lantai 3.

Saat di depan pintu aku melihat seseorang.

"Sebastian sekelas sama aku",batinku.

Dia tidak menyadari keberadaanku karena sibuk membaca buku.

Lalu mataku mulai mencari-cari yang lain.

Betapa terkejutnya aku!,lalu berlari menuju mereka dan memeluk mereka.

yang membuatku senang adalah aku sekalas lagi dengan sahabat2 ku yaitu Ratna,Riska,dan Lika.

"Julia!,yeeaaayy!kita sekelas",teriak sahabat2ku yang juga berlari menujuku dan kami mulai berpelukan seperti teletubies.

"Lia,kamu duduk sebangku sama aku ya",pinta Lika kepadaku.

"Hmm",aku mengangguk

mana mungkin aku menolaknya,
dari sahabatku yang lain Lika lah yang mempunyai kebiasaan yang hampir sama denganku,yaitu sama2 suka drama korea dan jika sudah mengobrol tentang begituan kita nyambung banget!

"Eh Julia,aku tadi lihat Devano lo di lapangan basket,bener ya kata kamu dia emang ganteng banget orangnya",suara Lika memecah keheningan dan mengingatkanku tentang kejadian tadi,dan membuatku kembali merasakan sakit di dada.

Rasanya ingin menangis lagi ya Tuhan!

"Apaan sih Ka,dia udah punya pacar tau,gak usah diarepin deh,pacarnya tu cantik banget,emang Devano mau sama kamu hahaha",sergahku kepada Lika.

"iya Lik,kamu mah gak usah ngarepin dia,kamu sama Devano bagaikan langit dan empang,Devano langitnya kamu empangnya hahahah",ledek Riska kepada Lika.

"Iya Lik cukup Julia aja yang ngarep sama Devano,kamu mah gak usah ikutan,,jangankan sama kamu,sama Julia aja mungkin gak kesampean hahaha",tambah Ratna

Karena ledekan Riska dan Ratna kepada Lika membuat kami tertawa dan membuat seisi kelas menjadi ramai karena kami berempat.
........

Seketika berhenti tertawa sahabat2ku ini langsung mengintrogasiku.

"Kok kamu bilang Devano udah punya pacar sih,bukannya dulu kamu bilang dia gak punya pacar?",tanya mereka padaku.

Aku bingung harus menjelaskan apa pada mereka.

Tanpa aku sadari,dari tadi Sebastian memperhatikan kami dan ikut tersenyum.

Kriiiiiiingggggg

"eh udah bel tuh,sana kalian duduk ketempat kalian,janji deh nanti pasti aku ceritain lagi" usirku pada sahabatku agar mereka duduk ditempatnya masing2.

"Aku kan duduk sebelah kamu,Jul!",ucap Lika.

"oh iya lupa,,udah duduk aja,gak usah kepo,pasti aku ceritain kok nanti hehehe",ucapku cengengesan.

***

kriiiinnnggg

................

UDAH AKU NEXT YA,
MAAF KALO CERITANYA GAJE EMANG AKU BUAT MUTER" DULU BIAR KALIAN TAMBAH PENASARAN,DAN INI BELUM MASUK KONFLIK,INSYAALLAH PART BERIKUTNYA UDAH MASUK KONFLIK

JANGAN CUMA BACA AJA YA
AUTHOR JUGA BUTUH KOMENNYA NIH BUAT MASUKAN

JANGAN LUPA VOTE JUGA
TERIMA KASIH😘😘

HERLINDA Y

Cinta Butuh WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang