Part 2

192 18 5
                                    

Keira POV

"Jadi, kenapa kau menangis? Apakah kau kehilangan mainanmu? Aku bisa membantumu mencarinya" Ucapnya dengan sedikit tertawa.

"Dengar ya! Aku bukan seorang bocah SD tahu" Balasku tidak terima. Memangnya aku perempuan berumur 8 tahun yang menangis semalaman hanya karna mainan yang hilang? Hell no!

"Wah benarkah? Tubuhmu sangat mungil. Tidak cocok kalau kau sudah SMP" Cibir laki-laki itu.

Aku menghela nafas kasar. Sebenarnya dia mau apasih?

"Kalau kau hanya mau mengejeku, lebih baik kau pergi" Ucapku. Dia hanya membuat ku makin kesal saja.

"Kau serius mengusirku?"

"Baiklah, padahal aku ingin menghiburmu. Dan siapa tahu aku dapat membantumu" Lanjutnya.

Aku hanya menatapnya sinis. Sebenarnya, aku tidak punya cukup tenaga untuk melawan omonganya. Jadi aku hanya diam saja.

Tetapi, bukanya pergi, laki-laki itu malah mendekat ke arahku. Bahkan, dia duduk disampingku.

"Luka di wajahmu, memar ditanganmu, goresan di lututmu, dan kekecewaan yang tergambar di muka mu menjelaskan semuanya, kau tahu" Katanya tiba-tiba.

Mendengar perkataanya, aku menengok kearahnya yang sedang duduk disampingku sambil menatap langit-langit biru.

"Maksudmu?" Tanya ku bingung.

"Apakah kita ini ditakdirkan bertemu? maksudku, aku merasakan hal yang sama sepertimu."

"Biar kutebak, apakah kau baru saja melawan orang tuamu? Atau orang tua mu sedang berkelahi?" Tanya nya sambil balik menatapku.

"K-kau"

"Kau tahu darimana?" Aku sedikit kaget karena ia tahu masalahku. Apakah dia seorang penguntit?

"Sudah kubilang kan tadi. Aku juga mengalami hal seperti itu" Balasnya sambil tersenyum ke arah ku.

Tetapi aku tahu, senyum itu tidak terlihat seperti senyum kebahagiaan.

***

"Kak, Aku membeli sebungkus coklat ini untukmu. Sebenarnya aku menyukaimu. Jadilah pacarku" Ucap seorang wanita.

Aku mengalihkan pandanganku dari buku yang sedang kubaca. Dapat kulihat sekumpulan wanita sedang mengelilingi Mark dengan bunga dan coklat yang mereka bawa.

"Mina, mereka siapa?" Tanyaku pada Mina yang sedang duduk disebelahku.

"Mereka adalah adik kelas yang menggemari Mark. Kurasa ini baru setengahnya" Balas Mina.

Mataku membulat. "Mark se-populer itu?" Tanyaku kaget.

"Kau lihat saja wajahnya. Aku mengakui wajahnya yang tampan dan sifatnya yang dingin adalah resep tambahanya." Ujar Mina sambil tersenyum miring.

"Apakah Mark akan menerima bunga dan coklatnya?" Tanyaku lagi.

"Lihat saja apa yang akan dia lakukan sehabis ini" Kata Mina dan aku langsung memutar kepalaku menuju Mark.

Mark berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menjauhi sekumpulan wanita itu tanpa mempedulikan apapun. Saat ia berjalan didepanku, Matanya tiba pada mataku. Kita melakukan eye contact cukup lama dan akupun tersadar sehingga aku memalingkan wajahku yang sudah memerah.

Matanya yang tajam saat menatapku membuatku sangat lemah dan kurasakan panas pada pipiku. Aku tidak tahu kenapa tetapi itu membuatnya terlihat lebih tampan. Sekarang aku tau mengapa ia mempunyai banyak penggemar.

Mark Tuan, Why? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang