Part 1

233 25 0
                                    

Keira's POV

"Lama tak jumpa, Indonesia!" Seru ku dengan bahagia sehabis mengeluarkan koperku dari taksi.

Aku baru saja kembali dari New York, memulai hidup yang baru tanpa gangguan siapapun. Walaupun di negara ini, terdapat masa lalu ku, tetapi aku memutuskan untuk tidak mempeduliknya.

Aku masih tidak tau dan tidak peduli dimana kedua orang tuaku. Mereka pun tidak mencari ku, jadi kenapa aku harus mempedulikan mereka?

Ucapan terimakasih terbesarku ku berikan untuk sepupu ku di New York yang mau mengurus kehidupanku selama 3 tahun disana. Dan sekarang aku akan hidup sendiri di Indonesia.

Aku bawa koperku ke dalam sebuah rumah kecil yang menurutku sangat indah. Rupanya, Jackson sepupu ku itu sudah menyiapkan semuanya. Aku sangat berterimakasih padanya.

"Ah, sangat indah! Baiklah, aku akan rapi-rapi terlebih dahulu." Ucapku pada diriku sendiri dan mulai merapikan baju dan segala barang-barang yang kubawa.

Saat aku sedang asik menata barang bawaanku, aku menemukan kalung berbentuk kunci yang diberikan oleh teman kecilku.

"Mark, kau masih mengingatku tidak?" Tanyaku pada kalung tersebut.

Aku mungkin terlihat gila sekarang, tapi aku benar-benar merindukanya. Kita dulu bertemu di taman komplek saat aku sedang kabur dari rumah. Dan ternyata dia juga begitu. Takdir kita sama.

"Mark, apakah kau baik-baik saja? Apakah kau bahagia dengan keluarga barumu? Dan apakah sekarang kau mempunyai banyak teman?" Tanyaku lagi pada kalung tersebut.

Setelah aku pergi ke New York, aku tidak dapat menghubunginya. Dulu aku masih remaja SMP dan tidak mengerti menggunakan handphone dan semacamnya.

Sekarang, aku sudah berumur 17 Tahun dan menduduki SMA kelas 2. Dan besok aku akan pergi ke sekolah baruku. Pasti menyenangkan.

"Lebih baik aku makan malam dan tidur" Kataku.

Akupun segera memasak sebungkus Indomie dan satu telor mata sapi. Karena hanya itulah yang aku punya sekarang.

Setelah menghabiskanya, aku pun mencuci piringku dan pergi ke kamar tidur untuk beristirahat.

***

Sekarang aku disini, didepan sebuah gedung sekolah yang sangat besar dan mewah ini.

"Wah, Jackson membayar sekolahku pasti sangat mahal. Lebih baik aku mencari pekerjaan nanti" Pikirku.

Akupun memasuki gerbang sekolah tersebut. Banyak sekali siswa dan siswi yang sedang berjalan membawa tasnya. Mereka tampak berbicara satu sama lain dengan tawa dan penuh kebahagiaan.

Mereka sangat tampan dan cantik jauh dibandingkan denganku. Mereka juga terlihat mewah dan sangat sempurna.
Tak terasa aku sedang menghadapi pintu yang tertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah'.

Segera ku buka pintu tersebut dan dapat kulihat seorang wanita paruh baya dan seorang siswa. Wanita itu duduk dimeja yang bertuliskan Kepala Sekolah.

Saat pandangan ku beralih pada seorang lelaki yang sedang berada di ruang kepala sekolah, aku melihat matanya yang merah seperti sehabis menangis, wajahnya yang mempunyai beberapa bekas pukulan, darah yang mengalir pada ujung bibirnya. Ia mengingatkan ku pada pertama kali aku bertemu dengan Mark.

Mark Tuan, Why? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang