Boy In The Shadow

776 37 2
                                    

Cibiran.

Bullying.

Pesuruh.

Adalah 3 ciri-ciri yang sudah melekat di dalam diriku. Selama ini aku tak masalah jika mereka menjelek-jelekan namaku. Namun kali ini lain.

Tiga sekawan itu. Yona, Mirae, Seoyeon berani-beraninya mereka mencibir tentang orang tuaku didepanku.

Kuucapkan sumpah serapah dalam hati ketika mereka terus saja mencibir tentang Eomma dan Appa.

Cukup aku tak suka ini. Tanpa sadar tanganku mengepal sangat keras. Kali ini mereka benar-benar keterlaluan.

"Shut up!"

Ucapku setengah berteriak. Dan dalam sekejap sudah kuduga mereka akan menampakan raut wajah kaget. Ya. Mungkin ini kali pertama aku berani berteriak didepan mereka.

Aku tak tahu letak kesalahanku pada mereka. Namun dari dulu mereka selalu memperlakukanku seperti ini.

Mungkin karena mereka merasa lebih tinggi kodratnya dibandingkan lainya. Huh. Alasan macam apa itu.
Orang-orang seperti ini pantasnya mati saja.

Saat ini tubuhku terikat kencang di atas kursi didalam gudang sekolah.

22.55 KST

Bodoh. Mereka bahkan rela tidak pulang demi mengikatku sekarang ini. Hanya karena kemarin aku tak membelikan minuman untuk mereka bertiga. Bukan tanpa alasan. Namun aku ada tugas sekolah tambahan saat itu.

"Sekarang kau berani berteriak eoh?," ucap yeoja bernama Yona yang mempunyai paras paling cantik diantara mereka namun kelakuan buruk. Sangat buruk!

"Lepaskan aku. Jika tidak, kalian tidak akan selamat."

Tanpa sadar aku mengucapkan kata-kata yang pasti membuat emosi mereka melonjak dengan kilat.

Apa yang ku ucapkan diluar kendali. Bisa dipastikan kini mereka merencanakan sesuatu yang gila.

Kini Mirae sudah tepat berada di belakangku.

"Kau, berani-beraninya huh?!"

Tangan lentiknya sukses mencengkram rambutku. Ini sedikit membuatku kesakitan sehingga tanpa sadar aku meringis.

Dan kedua temanya kini mendekat. Mereka semua menertawaiku habis-habisan setelah menumpahkan sesuatu ke sekujur tubuhku.

Dingin.

Ya. Memang ini masih musim dingin. Namun. Kali ini rasanya sedikit berbeda.

Apalagi tiba-tiba saja ada angin kencang sekejap melewati kami.

Dan tawa mereka berhenti, hingga mereka saling bertatapan satu sama lain.

"Hm... Baiklah Yeonhwa. Mungkin ini akan menjadi malam panjang bagimu untuk merenungkan kesalahanmu yang sangat fatal!"

Ucap Seoyeon lalu Ia menepuk pipiku pelan.

"Good nite bitch."

Dan mereka bertiga meninggalkanku sendirian.

Bahkan dengan teganya mereka mematikan lampu yang sudah sangat minim cahayanya.

Payah. Aku tak bisa melakukan pembelaan terhadap diriku sendiri.

Suhu udara semakin dingin hingga rasanya sampai ke tulang. Ditambah lagi seragam sekolah yang kukenakan masih basah karena ulah mereka bertiga.

Bulu kuduku kian berdiri setelah beberapa detik seperti ada langkah kaki menuju kearahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suga FF [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang