4

242 26 1
                                    

"huh?!"
Bukan hanya eunbi yang terkejut bukan main, sae yang mendengar itu pun terkaget sampai menutupi mulutnya.

"Chan-ssi? Eunbi bahkan tidak mengenal..."

"Aku mengenalnya." Putus eunbi.

"Hah?" Timpal sae menganga.

"Baiklah. Kita berkencan mulai hari ini." Ucap chan gembira setengah mati

"Chan! Kami mencarimu!" Seorang lelaki terlihat dari luar korea muncul dari kejauhan sambil berlari bersama kedua temannya. Ia terlihat tak asing dengan masker diwajahnya. Rambutnya coklat gelap dan cara berpakaiannya seperti orang gangnam.

"Oh hyung!" Seru pemuda yang bernama chan itu. Ia melambaikan tangan sambil tersenyum lebar.

Mengetahui ketiga orang asing datang, eunbi dengan Cepat berdiri hendak pergi ketempat lain. Sae beberapa kali meliriknya seolah bertanya padanya
'bagaimana ini?!'
Tapi eunbi hanya memandangnya sambil memikirkan apa yang harus ia katakan pada sahabatnya itu.

"Noona kemari!" Panggil chan

"Ho? Siapa ini?"  Tanya salah satu dari ketiga pemuda itu. Yang ini tampak lebih tinggi dan kurus, mencoba untuk menggodanya.

"Ah halo. Aku Lee eunbi."

"Oh?!" Mendadak ketiga lelaki menjerit kaget secara bersamaan, seakan tahu segalanya setelah mendengar nama eunbi.

"Lee eunbi??? Serius itu kau?!" Tanya salah satu dari ketiga lelaki itu, bukan yang tinggi, bukan yang seperti orang asing.

"Uh? Iya."

"Oh ternyata!! Selamat atas hari jadianmu!" Serunya lagi sambil menjabat erat tangan eunbi dan menggerakkannya ke atas dan ke bawah.

"Ah hyungg!!!" Timpal chan seperti tersipu.

--

"Sekarang kau harus jelaskan padaku tentang semua yang terjadi."

Ia sudah menduga setelah ia duduk, sae akan menanyainya tentang ini. Lagi-lagi mereka berakhir di cafe yang sama.

" Memang dulu dia pernah menyatakan perasaannya padaku." Jelas eunbi menjawab pertanyaan sae barusan.

"Lalu? Kenapa kau tidak pacaran saat itu juga?"

"Kau tahu waktu itu kita kelas tiga dan dia kelas satu?"

"Uh.. kau benar. Kita mau ujian."

"Lalu aku menolaknya, alasan yang aku beri waktu itu..."

"Karena dia masih sekolah maka kau tak mau?" Putus sae.

"Oh Kau mengetahuinya ternyata."

"Yah?! Kenapa kau tak pernah cerita padaku??"

"Aku pikir dia akan lupa. Dan aku jga tidak berpikir hari ini hari kelulusan angkatannya."

"Setidaknya kau cerita bahwa kau pernah menerima perasaan dari Dino!"

"Dino? Dinosaurus?"

"Yah bodoh.."
sae menghela nafas panjang, memegang kepalanya seakan berat sekali. Ia memandang lurus kebawah, ke meja.

"Dia itu member seventeen! Oh.. lupakan kau pasti tak tahu."

Eunbi yang mendengar sahabatnya heboh sendiri hanya mengangguk dan tertawa kecil.

"Jadi intinya dia itu artis?"

"Iya. Dan sedang naik daun."

"Apa aku harus memutuskannya?"

"Hahh?! Kenapa harus memutuskannya?? Kau harusnya mempertahankannya!"

"Nanti aku kena skandal."

Mendengar jawaban sahabatnya itu, sae hanya bisa menggengkan kepalanya saja. Eunbi terlalu lama dirumah sakit, ia tak pernah bermain gadget atau menonton tv. Kebanyakan ia hanya bermain dengan anak kecil di rumah sakit dan beberapa kali mengobrol dengan pasien sudah lanjut usia. Sae juga tidak mau terlalu menyalahkan eunbi, Karena bukan salah dia juga kalau dirinya bisa masuk ke rumah sakit.

"Lagi pula aku juga hanya punya waktu 3 bulan."

"Yah. Kau lagi-lagi berbicara..."

"Mau bagaimana lagi." Putus eunbi sambil menyeka rambutnya dan memandang keluar jendela, seolah menahan air matanya yang akan tumpah.

" Oke baiklah. Jadi akhirnya bagaimana?"
Sae mencoba mengalihkan pembicaraan, mencegah sahabatnya itu terlalu meratapi.

"Aku akan memutuskannya setelah 2 bulan."

Anggukan sae membuat eunbi juga menganggukkan kepalanya. Hari itu berakhir kedua belah pihak mengucapkan selamat tinggal.

Sesampainya dirumah yang serasa sudah lama tak dikunjungi, eunbi kembali merindukan aroma dari lantai kayu yang tercium begitu masuk rumah, tatanan interior yang tak berubah setelah ia tinggalkan setahun membuatnya semakin rindu.

"Oh kau sudah pulang." Sambut eomma berjalan dari dapur menuju ruang tamu dengan mengenakan celemek pink kesukaannya.

"Aku pulang."

"Sae mana?"

"Dia langsung pulang setelah turun dari bis."

"Oh. Baiklah. Istirahatlah."

Setelah eomma berkata demikian dan kembali sibuk didapur, eunbi melejit ke dalam kamarnya karena mengetahui ponselnya bergetar.

"Halo?"

"Noona!"
Suara ini.

"Oh.. dino?"

"Besok datanglah ke pledis. "

"Untuk apa?"

"Bermain! Aku tunggu didepan gedung. Sampai jumpa!"

"Eh..."
Begitu eunbi ingin mengatakan ketidakbisaannya, chan sudah menutup teleponnya.

--

IF I KISS YOU -- Dino fanfic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang