Kesunyian pun meliputi mereka hingga sebuah angkutan umum lewat dan mengharuskan Li dan Sarah berpisah. Sarah menitipkan sebuah buku kepada Li yang berjudul” Islamic Understanding”. Tanpa penolakan, Li menerimanya “ Aku akan menemui mu di Alexandria , Sarah.”teriak Li. Sarah pun pergi dan Li kembali ke rumah Sudarmin.
Setelah kepergian Sarah , Li tinggal bersama Sudarmin ayah Sarah. Li pun tanpa henti mencoba mencari pekerjaaan. Li yang hanya tamatan SMA terbilang sulit untuk mendapatkan sebuah pekerjaan berhubung ijazahnya hilang karena kerusuhan di Jakarta beberapa waktu lalu. Li mencoba membaca buku yang di beri Sarah. Di dalam buku tersebut tertulis “ jika kalian telah berusaha maka bertawakalah.” . Li tidak mengerti maksud dari kata- kata ini. Li pun mencoba menanyakan hal tersebut kepada sudarmin . “ tawakal itu artinya pasrah kepada allah, seberusaha apapun jika tuhan kita tidak meridoi maka hal tersebut tidak akan terjadi. “ jawab sudarmin yang kala itu sedang memberi makan ayamnya. Li pun mengerti .
Pada saat ini Li sedang melamar pekerjaan di sebuah media online bernama African Media Network sebagai seorang office boy. Li bimbang karena hingga sepekan ini namanya tidak di panggil. Li pun teringat pada kata kata yang ada di buku itu “bertawakalah”. “ ya tuhan , tunjukanlah keajaiban mu. Jika kau mengkehendaki ku untuk bekerja di sini maka perkenankan lah. Namun jika tidak , mudahkanlah jalan ku di tempat lain. “ ucap Li di dalam hati. Tuhan memang maha mendengar, dan doa Li terjawab. Li di terima di kantor tersebut sebagai OB.
Hari pertama Li menjalani pekerjaannya tidak lah sulit dan semua berjalan lancar tanpa hambatan. Dan begitu pula dengan hari – hari berikutnya. Kemana pun Li pergi ia selalu membawa buku yang di berikan Sarah. Lembaran demi lembaran ia baca ,sampai pada sebuah pernyataan yang membuatnya dilema untuk memperjuangkan cintanya terhadap Sarah “jika kau ingin mendekati ku kenali dulu tuhan ku.” kata itu yang selalu ada di pikirkan Li “ Bagaimana bisa aku mendekati mu sedangkan aku saja tidak mampu mengenali tuhan mu.” Grutu Li dalam hati. “ apa yang sedang kau fikirkan Li “ Tanya Sudarmin yang melihat Li sedang berfikir keras. “ tidak pak, saya hanya memikirkan Sarah. Bagaimana dia hidup sendiri di negara orang yang jarak nya sangat jauh dari sini?”
“ kau tidak perlu menghawatirkannya, sejak ibu nya meninggal Sarah di angkat oleh sepasang suami istri yang tidak memiliki anak, sejak tamat SMP ia telah mengikuti orang tua angkatnya. Mulai dari Jogja ,Jakarta, hingga pada saat tamat SMA , Bapak mendengar kabar bahwa Sarah harus mengikuti orang tua angkatnya yang bertugas di Kairo dan Sarah mengambil kuliah jurusan sastra di sana . Meskipun keadaannya di sana serba mencukupi, Sarah tidak mau membebankan kedua orang tua angkatnya dengan membiayai kehidupannya, Sarah memilih bekerja dan mengambil beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya, inisiatif Sarah sangatlah di terima baik oleh kedua orang tua angkatnya.” Kata Sudarmin menjelaskan.
“ mengapa bapak merelakan Sarah di bawa oleh kedua orang tua angkatnya?” tanya li
“bapak tau, penghasilan bapak tidak akan mampu membiayai Sarah hingga sekolah tinggi,oleh karena itu bapak merelakannya. “
“ Kapan Sarah akan kemari lagi pak?” Tanya li
“ bapak tidak tahu , mungkin saat ia akan memperkenalkan pendamping hidupnya ke bapak .” Pak Sudarmin tertawa.
Li : “jika Sarah hendak menikah, pendamping hidup yang bagaimana yang bapak ingin kan? “
Sudarmin : “ yang seiman pastinya. Yang mampu membimbing Sarah menjadi hamba yang baik.” Sudarmin pun mengusap bahu Li dan meninggalkan Li .
Li yang mendengar perkataan Pak Sudarmin hanya terdiam. Kecil kemungkinan dirinya dapat memiliki Sarah. Li mencoba membuka memori ingatannya, ia bukanlah seseorang yang fanatic terhadap keyakinan namun ia juga bukanlah seseorang yang tidak percaya akan adanya tuhan. Sejak kecil Li di ajarkan untuk patuh terhadap tuhan begitu pula Sarah, Li di ajarkan untuk selalu berbuat kebaikan dan Sarah juga.”Terus kenapa aku dan dia masih berbeda?” Fikir Li yang tak dapat terlontarkan.
Gelapnya langit dan terbatasnya lampu penerangan tak mampu menghalangi Li untuk terus membaca buku yang di berikan Sarah kepadanya. Meskipun ada beberapa isi yang ia tidak mengerti ,namun ia mencoba mencernanya. Ia berfikir bahwa Sarah memiliki alasan tertentu hingga ia memberikan buku ini. Dari beberapa halaman yang ia baca malam itu, ada sebuah kalimat yang membuatnya bingung sekaligus meyakinkan dirinya untuk berpindah keyakinan.”keimanan adalah tentang meyakinkan allah saat kita tidak memiliki jawaban , maupun saat jawaban itu tampak jelas.” Namun lagi – lagi Li terfikir tak akan mudah untuk memutuskan hal semudah itu .Li menutup buku nya dan mencoba mencerna apa yang telah terjadi kepadanya sampai saat ini hingga tanpa di sadari ia tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Plan in Alexandria's
Teen FictionNama International Media Network mulai di kenal pada tahun 2011 saat perusahaan ini mampu mengangkat berita mengenai Revolusi Mesir. Dimana Adrian (36th ) alias Li di bantu tim mampu menaklukan rasa takutnya menyusuri konflik antara pendukung Muhamm...