1;- Pengakuan singkat

50 10 3
                                    

Enjoy!:)

   Detak jantung yang tak menentu, mengalahkan detakan tak beraturan peserta lomba lari. Tangannya mulai mendingin dengan sedikit keringat. Pertanda ia sedang gugup.

   Waktu bahkan berjalan lebih lambat dari biasanya. Ia tidak pernah merasa gugup seperti ini , bahkan tidak disaat hari penerimaan rapornya. Tidak pernah.

   Koridor kelas sudah sepi sejak satu setengah jam yang lalu. Hanya tersisa Indah—siswi kelas MIPA 2—dan juga Asmar —siswa kelas MIPA 1— yang kebetulan teman SMP nya. Sepertinya mereka pacaran, dilihat dari tatapan serta tangan Indah yang dipegang erat oleh Asmar.

   Ia sendiri sedang duduk di koridor depan kelasnya sendiri, MIPA 5.

   Namanya Dias Abdillah Putra, laki-laki berperawakan tinggi dengan kulit putih pucat. Rambut yang dipotong hingga tersisa 2 senti, persis seperti yang tertulis diperaturan sekolah. Tipikal murid yang patuh akan aturan.

   Sedang menunggu Saadia—huruf a nya memang dua—, teman kecil sekaligus tetangganya. Bukan menunggu untuk pulang bersama. Ia tidak perlu gugup jika hanya ingin pulang bersama. Karena hampir setiap hari mereka pulang bersama. Jalan kaki, karena jarak sekolah yang dekat dengan kompleks rumah.

   Namun ini beda, Dias berencana untuk mengungkapkan perasaannya pada Saadia, hari ini juga. Menurutnya ia sudah terlalu lama menunggu. Berawal dari perasaan asing menyayangi khas anak kecil berlanjut ke perasaan yang lebih dewasa. Perasaan yang sering dibahas oleh orang dewasa ketika dirinya kecil dulu.

   Dan sekarang ia merasakannya. Perasaan sayang disertai rasa ingin melindungi.

TBC

halo, ini adalah cerita pertama saya. Jadi kalau ada salah ejaan, salah penulisan atau kalimat yang tidak terlalu bagus, harap dimaklumi. Saya masih dalam tahap belajar. Kalau berkenan silahkan tinggalkan saran.
Cerita diatas masih prolog. Jika ingin melihat lanjutannya silahkan vote:)

Nabilacs-

METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang