Bagian 3

374 28 3
                                    

Hinata berhenti tepat didepan pintu kamarnya dan memegang kenop pintu dengan kuat, ragu itulah yang Hinata rasakan. Di satu sisi dia takut, tapi sisi lain dia sangat penasaran. Dengan memantapkan hatinya, Hinata berbalik dan mengambil sebuah senter. Kemudian mencari kunci gudang tersebut, yang disatukan dengan sebuah gandulan bersama kunci lainnya yang disimpan dalam sebuah laci oleh ayahnya.

__

Kyuubi no Yokou

Naruto Fanfiction

Disclaimer :

Tokohnya Punya Masashi Kishimoto, tapi tokoh OC dan ide ceritanya milik Author :P

Warning :

Two Shoot, AU, OOC, Pasaran, EYD berantakan, Typo betebaran dimana-mana (Asli, susah banget ngilangin penyakit Typo ini), absurd, abal, gaje, pokoknya banyak kekurangannya. Ingat ini hanya fiksi karangan author labil yang agak gesrek bernama aya :P

.

DLDR

"Don't Like? Don't Read, Please"

__

Sekarang Hinata sudah berada didepan gudang itu lalu mulai memutar knop pintunya dengan perlahan. Dia kumpulkan semua keberaniannya

Kriet

Pintu gudang yang sudah tua itupun terbuka, gelap dan bau itulah kesan Hinata pada gudang ini. Lalu Hinata masuk kedalam gudang itu dan melihat kandang-kandang, sepertinya ini adalah tempat penyimpanan hewan. Hinata mendekati sebuah kandang yang besarnya hampir setengah dari gudang itu. Saat sampai pintu kandang besar yang terisolasi dan terbuat dari besi itu. Hinata melihat begitu banyak kunci yang dibutuhkan untuk membuka gembok yang terpasang dipintu itu. Beberapa gembok sudah terbuka, hanya tinggal satu slot dan satu gembok yang belum dibuka.

Dengan keberanian yang kecil Hinata membuka gembok terakhir dan menggeser slot pintu tersebut, lalu mulai membuka pintu itu, bersamaan dengan itu sebuah cahaya menyilaukan dari dalam kandang itu membuat Hinata terkejut setengah mati bahkan senter dan kunci yang dibawanya terjatuh begitu saja.

Untuk sesaat Hinata tak bisa berteriak bahkan hanya bisa terkejut dan terpaku melihat sesuatu di dalam kandang tersebut, entah kesadaran dari mana Hinata berjalan mundur dengan perlahan lalu berlari sekencang mungkin menuju pintu rumahnya

Brak!

suara pintu yang tertutup dengan keras itu membuat Hiashi keluar dari kamarnya dan melihat keadaan, tepat didepan pintu utama, disanalah putrinya Hinata tengah berdiri dengan badan yang bergetar hebat.

"Hinata ada apa?!" tanya Hiashi mendekati Hinata, dengan nafas terengah-engah Hinata hanya bisa menatap ayahnya, lalu tangan kanannya menggapai tangan sang ayah untuk berpegangan. Tubuhnya terus bergetar dan terasa lemas, sedangkan tangan kirinya memegang erat bajunya sendiri, ia dapat merasakan degup jantungnya meningkat dan sakit pada bagian dadanya

Hanabi yang sedikit terlambat juga keluar dan menatap bingung kakak dan ayahnya, "A-ada apa tou-san?" tanya Hanabi yang masih setengah mengantuk

"Hanabi! cepat ambilkan air minum untuk Onee-sanmu! Cepat" perintah sang ayah, lalu tanpa bertanya lagi, Hanabi bergegas ke dapur untuk mengambil minum

"T-tou-san" sepertinya Hinata baru bisa mengeluarkan suaranya, "D-di-disa-na..." ucapan Hinata terputus-putus oleh nafasnya yang masih terengah-engah. "Tenangkan dirimu dulu Hinata" ujar Hiashi mengusap punggung putrinya agar bisa tenang

Tak lama Hanabi kembali dengan segelas air minum ditanggannya, "Ini minumnya, tou-san"

Hiashi pun menyerahkan minuman itu pada Hinata, lalu membantu Hinata meminum airnya.

"Jika kau sudah tenang baru kau bicara" ujar Hiashi pada Hinata yang sudah mulai tenang, sedangkan Hanabi hanya bisa diam sambil memegang gelas tadi.

"Tou-san" ujar Hinata yang sudah bisa tenang, "Di gubuk itu...ada...sesuatu"

"T-tidak, bukan sesuatu tapi... se-seekor...hewan" dengan sedikit terbata-bata Hinata mencoba menjelaskan

"Baiklah, sekarang sebaiknya kau kembali tidur yah, tou-san akan mengeceknya, Hanabi antarkan Onee-san mu ke kamarnya" perintah sang ayah, tapi tiba-tiba Hinata tak mau melepaskan genggaman Hiashi padanya. Dengan gelengan pelan, Hinata menatap ayahnya dengan pandangan yang sulit diartikan, "Jangan... jangan pergi kesana, tou-san" ucap Hinata

"Hah... baiklah" ucap Hiashi yang mengalah, karena tak tega melihat putri sulungnya seperti itu

Mereka berdua pun memapah Hinata yang terlihat sangat shock, untuk pergi kekamarnya.

.

.

.

TBC


A/N :

Sorry kali ini aya updatenya dengan word yg cuma dikit, soalnya jujur aya lagi males ketik, ditambah keyboard laptop aya rada error. Dan kalau mesti buat di ponsel itu malah lebih males...

Eh kok aya malah jadi curhat yah =_=q

Okeh, gak usah banyak ngetik, aya ucapkan terimakasih bagi yang udah Voment karya aya yg masih banyak kekurangan ini...

Akhir kata Arigatou Gozaimasu ^_^

Oh yah, Jangan lupa Voment yahhh...

Kyuubi no YokouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang