Story

636 54 2
                                    

Nona Rose yang kini tengah mondar mandir di butik KJS membuat pemilik butik menerbitkan senyum di bibirnya. "Ehem" deheman sang pemilik butik berhasil mengalihkan fokus Rose atau Roseanne Park.

"Yak. Jisso. Kau mengagetkaanku" Ucap Rose sambil bersungut-sungut.

"Haha. Kau lucu sekali Rosie. Mana gaun yang kau pilih?" Tanya Jisoo pada sahabat jaman SMAnya itu.

Tak ada jawaban dari Rose. Dia masih melihat-lihat koleksi di butik milik Kin Jisoo tersebut. "Molla. Semuanya bagus aku jadi susah memilihnya."

"Sebaiknya kau mengajak calon suamimu. Mungkin dia memilki alternatif untuk gaun pernikahanmu" usul Jisoo yang masuk akal.

"Baiklah. Aku setuju denganmu. Kau tau dia tadi ingin menemaniku namun sayangnya pekerjaan di kantornya tidak bisa ditinggalkan" raut muka Rose mulai berubah.

"Tenanglah. Dia pria yang baik. Aku yakin dia kapan-kapan akan menemanimu ke sini lagi" hibur Jisoo pada Rose yang kali ini sudah menerbitkan senyuman terbaiknya.

"Aku pulang dulu Jisoo. Bye"

"Bye"

Rose melangkah meninggalkan butik milik Jisoo menuju mobil lambarghini hijau miliknya. Dibukanya pintu mobil dengan cepat. Dia ingin cepat-cepat pergi menemui calon suaminya. "Sayang tunggu aku"

Jalanan Seoul tampak ramai padahal jam tangan Rose baru menunjukkan pukul 12 siang. Dengan kecepatan standar Rose mengemudikan mobilnya menuju Deochang Ltd, tempat calon suaminya bekerja.

Sesampainya di Deochang Ltd Rose memarkirkan mobilnya di salah satu parkir khusus pegawai perusahaan sebab semua orang sudah tahu bahwa Rose adalah calon nyonya CEO perusahaaan tersebut.

Sedikit terburu-buru Rose berjalan sehingga dia tak sadar bahwa di depannya ada seorang yang tengah berjalan sama tergesanya dengan dia.

"BRUKK"

Tabrakan tak bisa dielakkan untungsaja Rose dan orang yang ditabraknya tidak terjatuh.

"Maaf" ucap mereka berbarengan.

"Goo JUnhoe??" tanya Rose tak bercaya.

"Nde. Annyeong Rose" ucap pemuda tampan yang bernama Junhoe.

"Annyeong. Wah lama sekali kita tidak bertemu."

"Iya. Ngomong-ngomong kenapa kau ke sini bukankah kau tak bekerja di sini?" tanya Rose ingin tahu kenapa Junhoe bisa ada di Deochang .

"Aku mengunjungi sahabat lamaku"

"Ah sebaiknya kita ke kantin. Tak baik kita ngobrol ditengah jalan"

Kini Rose dan Junhoe beada di kantin. Mereka memesan minuman yang sama yakni Moccacino ice.

"Bagaimana kabarmu" tanya Rose mencoba membuka obrolan kembaali.

"Baik. Kau sendiri?" tanya Junhoe balik.

"Yah. Seperti ini. Hei, dengar-dengar kau akan mendirikan perusahaan elektronik di Seoul??" tanya Rose tanpa ditutup-tutupi.

"Ya, seperti kau tahu ayahku menyuruhku membuka GaekoNet di Seoul. Kalau aku tak salah dengar sebentar lagi kau akan menikah?" tanya Junhoe menyelidik. Maklum Rose adalah mantan pacar Junhoe saat mereka masih di bangku SMA.

"Nde. Sebentar lagi aku akan menikah. Akhirnya aku bisa mengenakan gaun pernikahan"

Tanpa di sadari Rose Junhoe tampak murung. Yah sebenarnya dia masih ada rasa dengan Rose. "Siapa laki-laki yang tak beruntung itu?" tanya Junhoe jahil.

"Yakk, kau mengejekki?? Dia sangat beruntung mendapatkanku. Namanya Park Chanyeol."

"Chanyeol??" tanya Junhoe tak percaya.

"Nde, memangnya kenapa??'

"Anni. Sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Hehe.

Suasana canggung kemebali menyelimuti Rose dan Junhoe sampai akhirnya datang sesosok pemuda tak kalah tampan dari Junhoe.

"Sayang." Sapa seseorang yang kini tiba-tiba duduk di samping Rose.

"Eum. Hei. Chenyeol, kenalkan ini Junhoe teman SMAku."

"Park Chanyeol"

"Goo Junhoe"

Chanyeol memandang Junhoe dengan tatapan tak senangnya. Cemburu?? Mungkin itulah yang dirasakan Chanyeol saat ini.

"Rose, Chaanyeol. Aku permisi dulu ada yang harus kerjakan"

"Nde"

Setelah kepergian Junhoe Chanyeol mentap Rose dengan curiga. "Sayang kau masih mencintainya??" tanya Chanyeol to the point.

"Haha" tawa Rose meledak-ledak.

Dengan cepatan kilat Chanyeol membungkam bibir Rose dengan telapak tangan kanannya.

Setelah dianggap tenang Chanyeol baru melepaskan tangannnya.

Rose menatap Chanyeol dengan tatapan tak percaya. "Sayang, kau cemburu eoh??" goda Rose pada Chanyeol yang saat ini ketahuan cemburu.

"Yakk. Aku kan hanya bertanya?" bela Chanyeol pada dirinya.

"Kau lucu sekali sayang"

"jangan mengalihkan pembicaraan Rosie"

"Baiklah aku akan menjawab pertanyaanmu." " Aku sudah tidak mencintai dia lagi" "Kau puas" tanya Rose memastikan.

"Ehem". Senyuman kini terbit di wajah Chanyeol. "Ya. Sayang aku percaya bahwa hanya aku yang kau cinta." Ucap Chanyeol diplomatis.

"Yakk. Siapa yang bilang hanya kau aku cinta??"

"Ha. Jadi ada orang lain lagi yang kau cinta??" tanya Chanyeol yang tak percaya pada ucapan sang calon istri.

"Haha. Ayah, ibu dan kakakku adalah orang yang aku cinta selain kau"

"Haha. Kau benar mereka sangat berarti untukmu dan tentunya mereka adalah orang-orang yang kau cinta selain aku."

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan gaun pengantinmu?"

Raut muka Rose kembali cemberut. "Seharusnya kau ikut denganku kebutik milik Jisoo. Kau tahu aku sangat-sangat tidak bisa memilih. Gaun di sana bagu-bagus."

"Maaf tadi aku tak bisa menemanimu. Besok kita bisa kesana lagi."

"Janji??" ucap Rose semangat.

"Janji."

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang