Your Lips

13.3K 1.3K 22
                                    

Saat Irene akan melepaskan bibirnya, Seulgi malah menahan tengkuknya. Seulgi mencium Irene sangat lembut meski awalnya kaget namun perlahan Irene mulai membalas ciuman Seulgi.

Ciuman mereka makin intens Irene mulai naik ke sofa, dia menindih tubuh Seulgi. Irene melepaskan tautan bibir mereka mendadak suasana diantara mereka jadi canggung. Irene merutuki kebodohannya seharusnnya dia menahan hormonnya untuk tidak mecium Seulgi, dia takut Seulgi marah dan mengusirnya dari apartementnya.

Seulgi sebenarnya tidak keberatan jika Irene menciumnya karena jujur saja ia merasa tertarik pada Irene.

"Irene-ssi kenapa kau mencium ku?" Irene tidak tau harus menjawab apa dia tidak mungkin menjawab karena dia tergoda dengan bibir milik Seulgi.

"Mmm anggap saja aku membayar sewa untuk kamar ku" jawaban yang benar benar bodoh tapi mau bagaimana lagi hanya itu yang terlintas di otaknya. Oh dasar bodoh, hormon sialan.

"Sewa?" dia ingin sekali tertawa tapi dia menahannya memang Irene tidak punya uang sampai harus mencium pemilik kamar untuk membayar sewa "Irene-ssi apa kau juga akan membayar sewa dengan cara seperti itu jika aku adalah kakek kakek?"

"Tentu saja tidak" Irene termakan oleh jebakan Seulgi. Ini benar-benar konyol, mereka baru saja bertemu tapi terlibat dengan pembicaraan seperti ini.

"Jadi kau menciumku bukan untuk membayar sewa tapi karena kau tergoda dengan bibirku kan?" Irene benar benar terjebak sekarang dia tidak tau harus menjawab apa.

"Tidak, aku sama sekali tidak tergoda dengan bibirmu"

Seulgi mendekatkan wajahnya ke wajah Irene jarak mereka yang sangat dekat membuat Irene semakin gugup dia terus menatap bibir Seulgi. Tahan hormon mu Irene!

"Kalau kau memang tidak tergoda dengan bibir ku tetaplah bertahan dalam posisi ini selama 10 detik, kita lihat apa kau berbohong atau tidak"

Seulgi mulai menghitung sekarang dan Irene trus berusaha tidak menatap bibir Seulgi tapi tidak bisa saat memasuki hitungan ke-tujuh Irene benar benar tidak bisa menahannya lagi dia akhirnya menyerah dan mencium Seulgi, Seulgi tersenyum menang.

"Mulutmu bisa saja berbohong nona tapi tubuhmu tidak akan pernah berbohong" Seulgi merubah posisinya "Sepertinya kita harus membuat perjanjian"

"For what?" Irene pikir mereka tidak membutuhkannya.

"Agar kau tidak menciumku, mungkin saja saat aku tertidur kau akan melakukan lebih dari sekedar mencium" Irene sudah tidak tahan lagi dengan ejekan Seulgi yang seakan membuatnya tampak seperti orang cabul. Well, Nona Bae kau memang terlihat seperti orang cabul sekarang.

"Oke ayo buat perjanjian"

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang