Mianhae

9.3K 1K 32
                                    

Setelah makan malam Seulgi menghampiri kamar Irene. Dia benar benar akan menyatkan perasaannya pada Irene seperti saran dari sahabat sahabatnya, terlepas dari penolakan dari Irene nanti Seulgi hanya berpikir bahwa akan lebih baik kalau irene tau bagaimana perasaannya. Seulgi mengetuk pelan pintu kamar Irene.

"Unnie ini aku, apa aku boleh masuk?"

"Masuk saja" saat masuk Seulgi melihat Irene yang duduk di sofa dengan novel di pangkuannya.

"Apa aku mengganggumu?"

"Oh tidak sama sekali, ada apa? Duduklah" Seulgi duduk di depan Irene. Karena merasa Seulgi ingin membicarakan hal yang serius Irene meletakan novelnya di atas meja.

"Ehm Aku Mencintaimu" DEG jantung Irene berdetak lebih cepat dari biasanya karena kata kata yang di keluarkan Seulgi.

"Tidak mungkin kita bahkan baru bertemu, ayolah jangan bercanda seul" Irene berusaha tertawa tapi dia mengurungkannya karena Seulgi terlihat tidak main main dengan ucapannya tadi.

"Aku tau mungkin ini terdengar gila tapi aku benar benar serius dengan perasaan ku, aku sama sekali tidak meminta mu untuk mempunyai perasaan atau memberiku jawaban. Aku hanya ingin kau tau perasaan ku"

"Jujur aku memang menyukaimu" Seulgi sedikit tersenyum karena mempunyai peluang "Tapi aku menyukai mu hanya sebatas teman tidak lebih mianhae" hati Seulgi mencelos mendengar pernyataan Irene.

"Ti..Tidak perlu meminta maaf, lagipula aku hanya ingin kau tau perasaan ku itu saja kalau unnie ingin kita sebatas teman tidak papa" Seulgi menggigit bibir bawahnya agar air matanya tidak turun "Aku akan lebih menjaga sikap ku selayaknya seorang teman jadi unnie tidak perlu khawatir kalau aku akan melakukan skinship yang membuat unnie tidak nyaman, ya sudah hanya itu saja yang ingin ku katakan aku kembali ke kamarku unnie juga harus istirahat ini sudah malam" Seulgi memaksakan senyumnya hatinya sangat sakit.

Seulgi cepat cepat meninggalkan kamar irene dia tidak mau Irene melihat air matanya turun. Seulgi memasuki kamarnya dia menyenderkan tubuhnya pada pintu perlahan dia merosot jatuh dengan air mata yang mengalir deras dari kedua matanya, dia tidak bisa menahan kesedihannya. Sedangkan Irene dia merasa sangat bersalah pada Seulgi.

"Maafkan aku bukannya aku tidak mencintaimu aku hanya takut tersakiti untuk kedua kalinya"

Pagi telah tiba seperti perjanjian yang mereka buat Irene pergi ke kamar Seulgi untuk membangunkannya, Irene membangunkan Seulgi dari luar kamar tapi tidak mendapatkan respon jadi dia memutuskan untuk masuk ke kamar Seulgi tapi tempat tidur Seulgi sudah rapi dan Irene mendengar gemercik air dari kamar mandi itu artinya Seulgi sedang mandi, Irene keluar dari kamar Seulgi lalu turun ke dapur membuat sarapan.

Irene selesai membuat sarapan tidak lama Sinb turun dulu lalu di susul Seulgi, Irene memberikan senyumannya saat Seulgi turun Seulgi memang menanggapi tapi senyumannya terlihat sangat di paksakan. Suasana sarapan mereka sangat hening di bandingkan biasanya membuat Sinb menghentikan sarapannya menatap Seulgi & Irene.

"Apa kalian sedang bertengkar?" Sinb menatap menyelidik kedua orang itu.

"Kami tidak bertengkar jadi lanjutkan sarapanmu" bukannya kembali meneruskan sarapannya Sinb malah beranjak dari tempatnya.

"Aku sudah tidak nafsu makan lebih baik aku berangkat sekarang" baru selangkah Sinb langsung menghentikannya karena suara Seulgi yang menginterupsinya.

"Aku tidak pernah mengajarkan mu berbicara tidak sopan seperti itu, kembali ketempat duduk mu sekarang dan habiskan sarapanmu sekarang dan minta maaf pada Irene unnie" Sinb menyadari kakaknya sudah menjadi tegas dia langsung kembali ketempat duduknya dan meminta maaf.

"Irene unnie aku minta maaf atas kelancangan ku" Sinb memakan makanannya sesuai perintah Seulgi.

"Tidak apa apa" Irene sedikit takut karena melihat Seulgi yang sangat tegas.

"Aku berangkat dulu" Seulgi langsung pergi begitu saja tanpa berkata apapun pada Irene, Irene sedikit kecewa walaupun Seulgi pergi setelah menghabiskan sarapannya.

Jam sudah menunjukkan waktunya untuk makan malam tapi Seulgi tidak kunjung pulang. Sinb sudah mencoba menghubungi Seulgi tapi ponselnya tidak aktif jadi mereka makan malam tanpa Seulgi. Irene sempat berpikiran kalau alasan Seulgi belum pulang karena penolakannya dirinya tapi dia segera membuang jauh pikiran itu mungkin saja Seulgi memang sedang sibuk di kantornya.

Sudah pukul 9 malam Seulgi belum juga pulang, Irene dengan setia menunggu Seulgi sampai dia tertidur di sofa. Seulgi akhirnya pulang dia melihat apartementnya sudah gelap ini memang sudah cukup larut jadi Irene & Sinb pasti sudah tidur. Saat Seulgi melewati ruang tv dia melihat Irene tertidur di sofa, Seulgi mendekati sofa tempat irene tidur dia berjongkok di depan Irene tangannya terangkat untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Irene tapi tiba-tiba Irene bangun membuat Seulgi salah tingkah.

"Oh kau sudah pulang" Irene merubah posisinya menjadi duduk sementara Seulgi masih berjongkok

"N..Ne" Seulgi berdiri dia ingin ke kamarnya

"Kau pasti blm makan malam kan, aku akan menghangatkan makanan untukmu" Irene tersenyum manis.

"Ehm aku sudah makan malam" raut muka Irene berubah sedih

"Oh begitu ya sudah kau istirahat saja" Seulgi merasa bersalah karena membuat Irene sedih.

"Tolong hangatkan makanannya aku masih lapar" seketika senyum Irene mengembang di wajahnya.

Setelah mengganti pakaiannya Seulgi langsung turun untuk makan di bawah Irene menunggunya sambil tersenyum manis membuat jantung Seulgi berdebar tak karuan. Selama Seulgi makan Irene selalu menatapnya Seulgi berusaha untuk tidak memperdulikannya.

"Terimakasih untuk makanannya aku mau ke kamar ku dulu" belum juga melangkah Seulgi sudah berbalik kembali.

"Unnie tentang perjanjian membayar sewa mulai sekarang kau tidak perlu melakukannya lagi setelah aku pikir pikir kau pasti tidak nyaman melakukannya maafkan aku sudah membuat mu tidak nyaman, selamat malam" Seulgi meninggalkan Irene tanpa mendengar respon darinya.

"Aku nyaman melakukannya justru sikap mu yang seperti ini membuat ku tidak nyaman,maafkan aku seul aku sebenarnya tidak ingin menolak mu" Irene memandang punggung Seulgi yang sudah masuk ke kamarnya.

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang