Just Wanna Be Yours >> Part 21

2.9K 134 0
                                    

||Sebanyak apapun berusaha
Jika dia tidak bisa
Menumbuhkan cinta
Bisa apa??
Menunggunya sampai
Tumbuh??
Menunggunya sampai layu??
Jawabannya ada padamu.||
BY:Penulis

Sadega Alvaro]]

Untuk yang kesekian kalinya gadis imutku bertengger nyaman di bahu kiriku. Tidak hanya itu kedua tangannya membelit pinggangku. Dapat kurasakan nafasnya di leher kiriku.

"Selalu aja molor. Dasar bayi" celotehku sambil menoyor pipinya dengan sayang.

Sesakit apapun hati ini timbul dari perkataan kejammu tadi aku masih bahagia dengan tingkah imutmu.

Sesederhana itu. Senyumku timbul. Membawa kebahagian tersendiri di relung hati paling dalam.

 Membawa kebahagian tersendiri di relung hati paling dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kukurangi laju mobil. Berusaha menikmati kebersamaan kami berdua. sebelah tanganku terulur mengelus rambut lembutnya.

Fokus ke jalanan tetap stabil.

"Stay with me please" bathinku

Tak lama kemudian kami memasuki area rumah Rita. Setelah memarkirkan mobil. Aku segera membangunkan Rita dari tidur cantiknya.

"Udah nyampe Non" ujarku jahil

"Hoammm...."

"Awas lebah masuk dalam tuh mulut" candaku.

"Hahaha biarin" balesnya kembali riang

"Kan cakep kalo kamu gak marah-marah lagi kayak tadi. Serem liatnya. Kek mak lampir kehilangan followers" candaku gak lucu.

Yang di candain malah merengkuh lenganku dan bersandar manja.

"Perasaan pala mu tadi gak ada kejedot kok kumat begini. Sodaraan sama Koala ya?" tanyaku heran.

"Makasih." ujarnya sambil menyembunyikan wajah di dadaku. Terasa nyaman.

Aku menatap Rita intens. Menanti jawaban atau perkataannya akan situasi saat ini.

"Kenapa....??? Hmm...." tanyaku lembut. Kuelus kembali rambut indahnya.

"Makasih.... makasih makaasih hiks hiks...... makasihh Degaaaaaaa.... huaaa...hu.hu..hu"  bak anak kecil gadis imut itu menangis sesenggukan.

"Iya sayang. Sama-sama. Makasih kembali ya" jawabku dan lagi lagi menepuk kepalanya dengan penuh sayang.

Kepala dan rambut indah yang bakalan aku rindukan banget. Aku memutar kepalanya kearahku, mengusap buliran beningnya dengan sayang.

Setelah gadis itu tenang. Aku membukakan pintu mobil. Dan masuk ke dalam rumah.

"Ya ampun Dega.... makasih ya udah di anterin" imbuh Mama Rita lagi.

"Duduk dulu Ga" bales Papanya lembut. Aku hanya mengangguk.

"Jadi begini, Papa hendak berterima kasih banyak sama Dega, udah merawat Rita dan menjaganya. Ini di amplop ada duit Dega yang udah sangat berjasa membantu mama dan Papa" jelas papa Rita lagi.

"Sama-sama Papa. Kenapa gak lewat rekening aja Pa?" Tanyaku lagi.

"Papa rasa kurang sopan saja"

"Yasudah Pa...." jawabku.
.
.
.

"Ma....Pa..." selaku kemudian

"Iya Nak" balas Mama Rita

"Dega mau minta izin sama Mama dan Papa" tukasku tegas.

"Buat apa sayang?" Tanya mama Rita penasaran.

"Jika Mama dan Papa bersedia dan setuju. Dega ingin tunangan sama Rita. Dega udah lama banget suka dan kagum sama anak Mama dan Papa" akhirnya aku ungkapkan juga. Gak ada angin gak ada hujan.

Tiba tiba mulutku dengan enteng mengungkapkan segala bentuk isi hati yang terpendam ini pada orang tua pujaan hati.

Mencoba meminta restu. Jika orang tuanya setuju tugasku selanjutnya memenangkan hati putri mereka.

"Dega kamu ngomong apa si" jawab Rita sewot.

"Rita... Dega belom selesai ngomong" potong Mama Rita lagi.

"Gak sopan menyela omongan orang lain nak" jelas Papanya.

"Dega memang belom ngungkapin semuanya ke Rita Ma, tapi mo izin dulu ke Mama dan Papa." Jelasku yakin.

"Karna Dega merasa restu orang tua dulu yang harus Dega dapatkan agar Dega semakin mantap memenangkan hati Rita" kualihkan fokusku ke gadis yang kumaksud. Kemudian menatap orang tua Rita kembali.

"Baiklah Nak. Sebelumnya Papa dan Mama menghargai usaha dan tekad Dega. Kami menyerahkan semua keputusan di tangan Rita selaku putri kami yang nantinya akan menjalani kehidupannya dengan mendampingi nak Dega." Tutur Papa Rita bijak. Aku membalasnya dengan anggukan.

"Yasudah... Mama kita langsung berangkat aja ke acara arisan tersebut. Kita beri mereka ruang dan waktu." Imbuh Papa Rita sembari menggandeng tangan Mama Rita yang sedari tadi sudah siap siap menuju acara. Keduanya memasuki mobil, melambai kearahku dan Rita.

.....

Rita Puji Anggara]]

"Gila ya ni anak. Masa iya dia benar-benar ngelamar gue. Yang bener aja dong. Kejedot kali palanya" bathinku sewot akan pernyataan Dega yang sangat berani.

Jauh dalam hatiku yang paling dalam. Apa yang Dega lakukan sangat romantis dan...... itu.....

"Itu kan harapanku saat SD" rajukku sambil memukul bahu Dega pelan.

"Kamu ingin di lamar langsung ke orang tuamu bukan di pacarin. Iyakan?" Tanya Dega semangat.

"Ya ampun... bocah tengik ini masih mengingat harapan konyol ala anak SD dulu". Bathinku.

Dega mengelus rambutku dengan sayang.

"Maaf ya terlalu buru- buru. Kalo kamu belom siap gpp. Aku bakalan nunggu. Dan aku benar-benar tulus Ta, kalo kamu gak percaya gpp. Yang jelas dari semua sikapku kamu bisa nilai dan berfikir matang matang. Semua aku serahin ke kamunya. Okey... sayang" jelasnya lembut.

Aku menangis sedih. Aku tidak tahu hendak berkata apa. Aku hanya memeluk tubuhnya dengan sayang.

Pelukan yang benar benar hangat.. nyaman dan membutku betah.

"Dega... aku gak kuat..." tangisanku kembali pecah... kemeja navynya membentuk pulau air mata.

"I love u to Ga." Bathinku.

"sshtttt....Jangan nangis sayang" ujar Dega semakin merapatkan tubuhny ke ketubuhku. Kami meresapi keadaan tersebut. Mencoba mentransfer semua rasa lewat tindakan.

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang