BAB 4

16 4 3
                                    

Sejak menginjak bangku SMA Argan sudah rajin mengikuti ekstrakulikuler seperti Futsal, Basket juga, Karete. Tidak cuma itu, Argan juga tergabung dalam sebuah Group Band Sekolah bersama teman-temannya, termasuk Broto. Argan yang dipercaya sebagai gitaris, yang ramai diteriaki namanya ketika mereka tampil. Argan tergolong siswa karismatik disekolahnya. Tubuh atletis dengan hiasan kumis tipis dan hidung yang lebih mirip dengan perosotan TK, membuatnya tampak terlihat perpaduan yang pas antara Arab dan Metropolitan.

Sudah lebih dari 2 tahun dia bertetangga dengan seorang wanita cantik yang ternyata satu sekolah dengannya. Ya, Claudy Diandeara. Wanita yang selama ini selalu diusik kehidupannya oleh Argan Syahreza. Mereka bukan musuh bebuyutan juga bukan teman akrab. Tapi semenjak Claudy pindah didepan rumah Argan yang ternyata juga satu sekolah dengannya, Argan memiliki hobi baru selain olahraga dan seni, yaitu mengusili Claudy.

Sebenarnya Claudy tak teralu memiliki paras yang rupawan, hanya saja, ia terlihat sangat polos dengan kaca mata dan rambut yang selalu ia kuncir rapi kebelakang. Sudah hampir 2 tahun ini Claudy dan Reno menjalani kisah cinta dibangku SMA. Ya, Claudy juga masih siswi normal seperti yang lainnya. Ia dan Reno beda sekolah, hingga membuat 2 sejoli ini tak bisa setiap hari bertemu. Hubungan mereka pun berjalan dengan sendu, masih sama dengan hubungan percintaan seperti pelajar semestinya.

Tapi hubungan itu kandas hanya karna keegoisan mereka sendiri. Reno yang tak suka melihat pacarnya berdua dengan lelaki lain, dan Claudy yang selalu saja sabar dengan jadwal padat Reno. Argan sendiri tahu benar seperti apa Reno, tapi hanya saja dia tak banyak bicara pada Claudy tentang Reno, karno dia berfikir itu bukan urusannya.

**

Sepeninggalan Reno, Claudy tak terlalu berkabung karna perubahan status yang dialaminya. Menurut wanita itu, jomblo atau punya pacar ya sama saja, sama-sama masih sering sendiri. Tapi ungtungnya ada Argan yang selalu berusaha agar Claudy tak memikirkan Reno kembali. Ya, walaupun dengan cara yang tidak benar.

Argan tak tahu apa perasaan yang kini ia pendam dalam hatinya untuk wanita polos itu. Jika ia cinta, mungkin tidak juga. Jika dia hanya menjahili Claudy, mungkin perasaannya lebih dari untuk membuat Claudy jengkel. Lebih dari itu ia mencari perhatian Claudy. Mungkin.

**

Apa yang lebih indah dari melihat  matahari yang tenggelam ketimur ? Jawabannya adalah melihat tanggal merah. Itu yang kini Claudy pikirkan. Mungkin juga untuk seluruh umat manusia dibumi ini. Alarm wanita itu sudah mengoak sejak pukul 5 pagi tadi, tapi ia masih saja mengabaikannya.

Sampai seketika ketukan berbunyi di balik jendela kaca kamar Claudy. Ketika ia intip betapa terkejutnya ia melihat Argan berdiri manis didepan jendela kamarnya. Dengan sigap Claudy membuka jendela dengan kasar.

“Elo kok masih tidur sih, emang gak solat ya ?” tanya Arga terlebih dahulu. Jendela kini sudah terbuka lebar terlihatlah segala sisi kamar Claudy yang bernuansa putih hitam itu.

“Lo ngapain sih pagi-pagi gangguin orang tidur!! Ini tu tanggal merah Argaaann!!” jawab Caludy ketus. Ia mulai melangkahi batas dinding dan jendela yang tak terlalu tinggi. Lalu keluar mendorong tubuh Argan agar menjauhi area kamarnya.

“Lo gak solat ? Solat dulu gih, gue tungguin disini” sahut Argan dengan nada lembut dan tak lupa dilemparkannya senyuman manis kearah Claudy.

“Gue lagi gak solat” ketus Claudy “Lo ngapain sih ngendap-ngendap masuk kerumah gue, terus nggedor-gedor jendela gak jelas!!” kini tak hanya mulut Claudy saja yang bergerak namun tangannya juga mulai memukulu dada Argan. Argan yang mengalami kekerasan itu pun hanya bisa tetap tersenyum. Anggep aja ini sebagai simulasi ketika kita bener-bener bertengkar nanti ya Cla.

titikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang