VII. Oriented

620 37 9
                                    

Sinopsis

Jaebum mengajak Hayley memutari calon sekolahnya.

* * *



Taekwoon sekali lagi membawa Hayls untuk berkunjung ke Akademi. Pemuda itu hanya tak ingin Hayls kesusahan untuk beradaptasi meskipun faktanya, vampire rambut merah itu tak punya masalah bersosialisasi. Jadi, Taekwoon tinggal di kantor Jaebum sementara Director itu mengantarkan calon murid barunya untuk berjalan-jalan sejenak menghabiskan sore mengitari akademi yang lumayan luas ini.

Murid-murid Akademi kebanyakan pulang ketika akhir pekan dan akan kembali Senin pagi besok ketika kelas akan dimulai. Jadi bisa dipastikan asrama akan sepi dan hanya terisi beberapa anak saja. Tapi Jaebum juga tak berjanji pada Hayls kalau asrama akan benar-benar sangat sunyi.

Jaebum dengan jas Directornya dan tongkat hitam berkepala naga di tangan, menuntun Hayls pertama-tama menuju ke ruang-ruang Akademi karena masih satu gedung dengan kantor Directornya. Tapi Jaebum tak mau memberitahu Hayls tempat-tempat tersembunyi Akademi,

"Nanti kalau sudah jadi siswa disini, akan lebih menarik kalau kau menemukannya sendiri." Begitu kata Jaebum. Maka Hayley hanya mengangguk-angguk meskipun kepalanya berputar bayangan-bayangan masa depan yang sedikit buram, Jaebum tersenyum.

"Senang sekali punya bakat semacam itu, nona Williams."

"Pardon?"

"Melihat masa depan." Kata Jaebum, matanya menerawang jauh ketika mereka menuruni tangga batu pualam. "Sangat menyenangkan tahu apa yang terjadi di kemudian hari. Bukan begitu?"

"Anda punya bakat yang lebih hebat dari saya, Director Im." Jawab Hayls sambil melangkah turun menjajari pemuda disampingnya sambil menyimpan kedua tangan di balik tubuh, "seperti Anda bisa membuat saya 'buta' itu juga menyenangkan."

Jaebum terkekeh.

Hal yang terjadi di kantor saat mereka pertama kali bertemu adalah, Jaebum membaca isi kepala gadis itu. Lalu dengan sentuhan awal, Jaebum memberikan gambaran masa lalu milik Hayls dan seperti ribuan jarum yang ditusukkan langsung, Hayls berjengit menerima begitu banyak gambaran yang membuat sesak paru-parunya, padahal baru ujung kulit Jaebum yang menyentuhnya tapi Director itu mampu membuatnya sedikit lengah.

Catatan untuk Hayley, tidak mencari ribut dengan teman Taekwoon.

Selanjutnya keluar dari gedung Akademi, tepat diseberang ada sebuah bangunan yang tak kalah tua dari akademi di belakang Hayls ini. Mereka berdua harus berjalan melwati taman kecil hingga mencapai gerbang besar asrama. Asrama para siswa dan siswi Akademi. Untuk para pengajar dibagi dua, ada yang tinggal di Asrama juga ada yang tinggal di Akademi. Seperti contohnya Director Im, yang tengah membukakan pintu asrama yang sebesar raksasa hanya mengetuknya lembut dua kali menggunakan tongkat hitam di tangannya, itu lebih memilih tinggal di Akademi. Tapi sudah jadi tradisi turun-temurun para Director selalu tinggal di bangunan sekolah meskipun asrama juga menyiapkan kamar tersendiri untuk mereka.

Saat masuk hayley bisa merasakan umur tua bangunan kastil ini; memang tidak ada furnitur yang berlebihan di dalamnya hanya dua tangga besar berlawanan arah menuju ke lantai dua berujung pada sebuah pintu yang tinggi dan lebarnya setengah dari pintu utama. Lantai gedung asrama terbuat dari semacam batu yang bewarna pasir. Suasana temaram tidak terleakkan walaupun sinar matahari memantul di tangga. Hayls memandang lurus ke depan, pada pintu yang terbuka. Sekilas menunjukkan sebuah atau semacam taman belakang yang besar. Hayls juga bisa melihat sedikit cekungan danau yang jauh dari tempatnya berpijak.

"Kita lihat asrama anak perempuan dulu." Kata Jaebum memecahkan konsentrasi Hayls. Gadis rambut merah itu mengangguk dan mengikuti langkah Jaebum menaiki tangga sebelah kanan. Baru setengah jalan, tiba-tiba Jaebum berhenti dan Hayls ikut karena terkejut. Dari ketiadaan ada asap membumbung menjadi sesosok wanita tua berkerudung gelap berdiri dua undakan lebih tinggi daripada mereka.

The AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang