Tentang Dia

84 7 0
                                    

   Kanya mengecek semua perlengkapan sekolahnya. Buku, alat tulis, topi upacara, dan tak lupa ia membawa earphone berwarna hitam kesukaannya. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi siswi resmi SMA Harapan Bangsa, setelah melewati MOS lima hari lamanya.

   Setelah merasa semua sudah siap, ia menggendong tasnya dan beranjak menuju ruang makan.

   Sesampainya di ruang makan, ia melihat meja makan yang kosong dan ruang makan yang sepi.

   "Eh bi, kok ruang makan sepi sih? Papa sama Mama kemana?" tanya Kanya kepada wanita paruh baya yang berusia sekitar 50 tahun. "Bapak sama Ibu sudah berangkat sejak pukul lima tadi, mereka ada tugas di luar kota. Mereka memang belum memberitahu non, karena urusannya mendadak sekali. Non mau dibuatkan makanan apa? Biar bibi buatkan sebentar." jawab wanita itu dengan aksen Jawa yang kental.

   "Hmm... ngga usah repot-repot, Kanya langsung berangkat sekolah saja." Kanya tersenyum manis kepada wanita paruh baya tadi yang akrab ia sapa Bi Iyah.

   Kemudian, Bi Iyah kembali ke halaman belakang, mengerjakan tugas-tugasnya, sedangakan Kanya menuju ke garasi, memanaskan mobilnya dan bergegas menuju ke sekolahnya.

🍀🍀

   Sesampainya Kanya di sekolah, ia bergegas mencari kelas dimana ia akan menuntut ilmu. Ia megecek kelas satu persatu, meneliti kertas yang tertempel di pintu-pintu kelas yang namanya pasti tercantum di salah satu kertas tersebut.

  Setelah sekian lama mencari, ia menemukan kelas dimana ia akan menuntu ilmu. Ia membaca sejenak kertas yang tertempel di pintu kelas dan ia bernapas lega karena menemukan nama sahabatnya di kertas tersebut.

  "Hai Sa!" sapa Kanya kepada Elisa. "Kita sekelas lagi nih, bosen juga gue sekelas sama lo dari SD." "Hehehe..iya ya, kenapa kita sekelas terus sih? Bosen juga gue." jawab Elisa kepada kanya.

   Setelah mereka berbincang-bincang, bel masuk pun berbunyi. Itu tandanya mereka harus segera memasuki ruang kelas mereka. Namun saat Kanya ingin memasuki kelas, tiba-tiba tubuhnya dihantam oleh seseorang sehingga ia terjatuh menyentuh lantai.

   "Aduh, Sialan!" umpat Kanya yang merasakan sekujur tubuhnya sakit saat jatuh ke lantai.
   Seorang cowok berperawakan tinggi dengan manik mata hitam pekat itu berdiri di hadapan Kanya dan mengulurkan tangannya kepada Kanya. Sangat disayangkan, Kanya hanya mengacuhkannya dan memilih untuk bangkit sendiri seraya mengomeli cowok tersebut.

   "Woi jalan tu santai aja, kalem, nggak usah lari-lari. Enggak lihat apa di sini ada orang secantik gue." ujar Kanya kesal pada cowok itu.
   "Gue minta maaf, lo udah bisa berdiri kan? Gue pergi dulu." ujar cowok itu sedingin mungkin.
   "Enak aja mau pergi, lo tu salah. Tunggu di sini, sampai guru dateng dan lo diomeli karena terlambat." paksa Kanya kepada cowok itu.

   Kanya sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh cowok itu. Mendengar omelan Kanya ternyata tidak mempengaruhi pendirian cowok itu untuk pergi. Cowok bermanik mata hitam pekat itupun berlalu begitu saja melewati Kanya tanpa bicara sepatah kata pun.

   Rasanya ingin sekali Kanya mengejar cowok itu dan melontarkan sumpah serapah kepadanya, namun upayanya tak berhasil, karena guru pria yang terlihat mengerikan sudah berjalan menuju ke kelasnya.

   Benar ternyata, guru tersebut memasuki kelas Kanya dan menyapa siswa-siswi dengan berwibawa. Tak lama kemudian, ia mempersilahkan para murid untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing.

   Kini tiba giliran Kanya untuk memperkenalkan dirinya."Nama saya Kanya Vanessa Wirawan. Saya tinggal di BSD.Panggil saya Kanya. Salam Kenal."
  
   "Kanya, apakah kamu adik kandung dari Lian?" sang guru tiba-tiba bertanya. "Em..em..Lian siapa pak? Saya tidak mengenalinya. Saya tidak mempunyai kakak pak." Kanya menjawab dengan sedikit kebingungan. Bagaimana tidak, ia baru saja memperkenalkan diri, tiba-tiba saja teman-teman satu kelasnya berbisik-bisik sembari melihat ke arahnya ditambah lagi gurunya bertanya hal seperti itu. "Tapi nama belakang kalian..sama..Wirawan. Ah tapi sudahlah, jangan kamu pikirkan, mari kita lanjutkan lagi perkenalannya." jelas sang guru.

   Kanya tidak paham apa yang terjadi padanya hari ini. Cowok yang menabraknya di depan kelas, guru mengerikan, dan Lian. Siapa Lian? Apa hubungannya Lian dengan dirinya?

🍀🍀

   "Kan, ke kantin yuk! Laper banget nih." ajak Elisa kepada Kanya. "Um..yaudah ayo!" jawab Kanya dengan tidak semangat.

   Sesampainya di kantin, ia memperhatikan sekelilingnya. Hari ini kantin cukup ramai, hingga tak lagi tersisa kursi kosong untuk Kanya dan Elisa. Namun sepertinya Dewi Fortuna memihak kepada mereka. Tersedia dua kursi kosong di sisi tengah dan mereka segera mendudukinya.

   Setelah mereka mendapatkan kursi kosong dan menempatinya, Kanya bertanya kepada Elisa mengenai hal yang terjadi di kelas tadi.

   "Sa, Lian itu siapa sih? Lo kenal gak? Kok tadi kelas kayak heboh gitu sih?Emang kenapa sih sama Lian Lian itu?Pak Wismo juga nanyain kayak gitu tadi." tanya Kanya panjang lebar pada Elisa. "Lo nanya satu-satu bisa gak sih? Gue lagi makan. Yaudah deh berhubung gue baik, gue kasih tau lo dulu. Jadi, Lian itu anak kelas 11 Ipa-4. Dia kapten tim basket dan bisa dibilang pengurus inti basket. Nama panjangnya dia itu Parulian Putra Wirawan, ya jadi itulah alasannya kenapa lo bisa dikira adiknya kak Lian." jelas Elisa seruntut mungkin.

   Mata Kanya membelalak heran. Mengapa nama mereka bisa sama? Lian? Kapten tim basket? Dan mengapa Elisa bisa mengetahui semua ini? Ah kalau urusan mengapa Elisa bisa mengetahui semua ini tidak perlu dipikir panjang, karena memang Elisa cukup famous walaupun kurang dari seminggu bersekolah disini, tapi yang membuat otaknya tak berhenti berpikir adalah? Seperti apa Lian sebenarnya? Dan apakah yang akan terjadi pada dirinya di hari-hari kedepan? Dan lagi, bagaimana jadinya jika ia bertemu langsung dengan Lian?

⚫⚫⚫

Hai guys!!!

Don't forget to Follow, Vote, and comment yupss :)

Apabila ada kesalahan, mohon koreksinya yaa :D

Part 2 akan di update secepatnya...

See yaa !!

La~

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang