Bersama Lagi

54 5 2
                                    

"Woi nya!" Elisa berlari ke arah Kanya untuk menghampirinya , "Yaelah, gue cariin lo di mana-mana kagak Ada. Dari mana sih lo?" "Tadi gue habis dari kelasnya kak Lian." Kanya keceplosan, mengatakan kalau ia ke kelas Lian, padahal tadi ia bilang kalau ia ingin ke toilet."Haah, Demi apa? Lo ke kelas kak Lian?" Elisa berteriak sambil melotot ke atau Kanya, "Ssttt, diem lo jangan keras-keras." jari telunjuk Kanya berada di depan bibirnya memberikan arti untuk diam ke pada Elisa. "Eh, Tapi seriusan lo ke kelas Kak Lian?" "I-iya" Jawab Kanya sambil menganggukkan kepalanya. "Ngapain lo ke kelas kak Lian? Lo suka sama kak Lian apa gimana sih? Dari kemaren lo ketemu terus sama dia." "Ceritanya panjang, ntar aja gue ceritain waktu pulang sekolah. Sekarang kita ke kelas aja yuk." Kanya menarik lengan Elisa untuk menuju ke kelas.

Bel sekolah berbunyi sekali, sekarang adalah jam kelima, Berarti Kanya Akan segera turun ke lapangan untuk berlatih basket, seperti yang tadi Lian katakan. "Kok kagak Ada pengumumannya sih?Buruan deh, sekarang kan pelajaran Bu Tika. Mending gue latian basket Aja daripada harus ketemu sama ibu kucing garong.

" Kanya berada di kursi kelasnya, meletakkan dagunya di atas kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Elisa yang berada satu meja dengannya heran dengan apa yang ia katakan. "Basket? Pengumuman? Lo ngomong apa sih?" tanya Elisa sambil merapikan buku pelajarannya yang berserakan di atas meja, "Itu, gue dipilih buat ikut pertandingan basket. Nah terus Katanya sekarang bakal Ada pengumuman dari speaker central buat latian basket. Tapi kok belum ada juga." "Oh, lo dipilih. Lo dipilih sama pak Susilo ya?" Ujar Elisa. "Enggak, gue dipilih sama Kak Lian, kemaren dia nyuruh gue buat ketemu sama dia itu buat ngasih tau kalau gue dipilih buat ikut pertandingan" Elisa melihat ke arah Kanya dengan mata yang melotot. "Apa? Kak Lian lagi? Kenapa sih kalo gue ngobrol sama lo topiknya tentang kak Lian mulu? Bosen deh gue. Nggak ada apa, topik yang ngomongin tentang Song Hye Kyo atau apa? Bosen deh gue." Elisa memang sangat menyukai drama Korea apalagi jika ada Song Hye Kyo didalamnya.

"Ya mana gue tau? Lo juga kan yang tanya?" "Yaelah, gue nggak tanya gue cuma ngomong kan? Telinga lo sih! Budeg! " balas Elisa dengan nada tinggi, "Bomat!" Tiba- tiba obrolan mereka terpotong saat Bu Tika "Selamat pagi anak-anak."

Sebenarnya teman kelas Kanya sangat memebenci pelajaran Bu Tika, namun apa daya? Mereka tetap harus mengikutinya jika mereka tidak ingin dihukum.

"Eh Nya, Elisa. Lo pada udah ngerjain PR ?" tanya Rayn ketua kelas 10-2. "Hah? Ada PR?"

"Bu, kemarin kita dapat PR. Kita cocokkan ya bu?" Rayn sengaja membuat semua teman kelasnya di hukum, ini adalah sebuah tontonan tersendiri baginya jika ia melihat teman-temannya dihukum di depan kelas.

"Anak-anak, bagi yang belum mengerjakan PR silahkan ke depan!" Dengan terpaksa Kanya dan Elisa menuju ke depan kelas bersama ke lima temannya. "Kanya, Elisa, Bayu, Sarah, Aldo. Kenapa kalian nggak mengerjakan PR yang saya berikan?!" tanya ibu Tika dengan nada tinggi, namun di saat Bu Tika sedang memarahi mereka datanglah seorang penyelamat bagi Kanya.

"Permisi bu, saya Lian dari kelas 11 IPA-4 mau manggil Kanya untuk latihan basket bu." "Basket? Untuk lomba?" Tanya Bu Tika "Iya bu, saya tadi juga di suruh oleh Pak Susilo." "Yasudah sana Kanya, tapi kamu harus mengikuti test susulan besok." Kanya menuju ke arah bangkunya dan merogoh tasnya untuk mengambil pakaian basketnya. Lalu meninggalkan ke empat temannya, termasuk Elisa. Ia mengunggulkan Elisa dengan wajah yang meledeknya bahwa ia dapat terbebas dari amarah Bu Tika.

'Fiuhh, untung aja ada Lian. Kalau ngga, mati berdiri tadi gue di depan kelas.'Kanya membatin dalam dirinya sembari berjalan di belakang Lian.

Suasana sangat canggung saat Kanya dan Lian berjalan menuju ke lapangan. Tak ada yang berbicara satu pun.

"Eh yan, latihannya sampai jam berapa?" pertanyaan Kanya memecah keheningan. "Palingan sekitar 3 jam ." Lian menjawab tanpa melihat ke arah Kanya sedikit pun."Jawabnya santai aja nape? Kan gue udah minta maaf tadi." ujar Kanya sambil melihat ke arah Lian dengan kepala yang sedikit mendongak ke atas, bagaimana tidak? Lian jauh lebih tinggi dari Kanya, apalagi ia adalah anak basket yang rata-rata tingginya hampir sama dengan tinggi pintu." Gue jawabnya udah santai, lo aja yang berlebihan nanggapinnya." Lian menjawab dengan ketus yang membuat Kanya semakin kesal. Bukannya diam Kanya justru terus mengomel, hal itu membuat Lian kesal dan membuat Lian harus melakukan suatu hal. Lian segera membekap mulut Kanya dengan tangan kanannya "Lo kalo mau ceramah jangan disini. Di kelas lo aja, tadi banyak yang nggak ngerjain PR kan? Sana lo ceramahin" Lian melepaskan tangannya yang semula berada di mulut Kanya menjadi di dalam saku seragam SMAnya. "Iya iya, tapi kok tadi ngga di panggil lewat central? Tadi kan lo bilang dipanggil lewat central ?" Tidak seperti dugaan Kanya, Lian tidak menjawab pertanyaan Kanya. Justru ia segera mempercepat laju jalannya untuk segera menuju ke lapangan basket dengan melewati koridor sekolah.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang