a fanfiction by pinktamin
Posted on 210417
Park Jimin | Park Juni (OC)
🌸🌸🌸
Seorang gadis kecil dengan rambut beberapa senti dibawah telinga -yang sekarang terlihat berantakan itu menggeliat diatas kasurnya, terbangun dari tidur lelapnya. Setelah beberapa menit mengumpulkan nyawa, ia lantas mengusap matanya pelan lalu turun dari kasurnya.
Segera keluar dari kamarnya yang bernuansa pink soft itu lalu memasuki sebuah kamar lain yang tidak jauh dari kamarnya. Menaiki kasur yang agak tinggi daripada kasurnya lalu masuk kedalam selimut yang juga dihuni oleh seorang lelaki dewasa yamg masih berada dialam mimpinya.
Gadis kecil itu menatap lelaki dewasa yang sangat dikaguminya, lelaki yang selama ini menjaganya, menyayanginya, melindunginya, seorang pahlawan baginya, cinta pertamanya. Park Jimin, ayahnya.
Ia tersenyum lantas menusukkan tangannya ke pipi sang Ayah, membuat lelaki tersebut bergerak kecil dan akhirnya -terpaksa- terbangun. Matanya langsung menangkap sosok kecil yang masih menggunakan piyama putih dengan beberapa kepala beruang cokelat dibaju dan celananya, membuatnya langsung mengembangkan senyumnya, lantas menyingkirkan guling yang sedari tadi dipeluknya, menggantikan dengan sosok gadis kecil yang berada tepat didepannya.
"Eo, Juni-ya. Kau bangun pagi sekali, kau mimpi buruk?" Tanya Jimin dengan mata yang masih tertutup.
Gadia kecil yang dipanggil Juni itu menggeleng kecil, masih menatap Ayahnya, "Tidak, Daddy. Aku hanya tiba-tiba bangun dan ingin kekamar Daddy"
Jimin hanya mengangguk samar, ia masih nyaman diposisinya sekarang. Memeluk putri kecilnya dan ia mulai berpikir untuk kembali melanjutkan tidurnya.
"Daddy"
"Hmm"
"Ayo bangun! Shin sonsaengnim bilang kalau bangun terlambat maka aku tidak bisa mendapatkan pangeran tampan nanti"
Jimin terkekeh mendengar ocehan dari gadis kecil yang berada dipelukannya itu, kembali ia eratkan pelukannya sembari menggerakkan sedikit badannya, mencari posisi yang lebih nyaman, "Sebentar lagi ya, sayang. Beri Daddy waktu lima menit lagi"
🍃🍃🍃
Setelah acara tidur kembali yang awalnya diminta lima menit menjadi tiga puluh menit, Jimin segera memandikan Juni dan tentu saja setelahnya ia bergegas mandi. Memakaikan baju kaus berwarna merah muda dengan banyak gambar pisang disana dan juga celana selutut. Mereka tidak ada rencana hari ini, jadi Jimin dan Juni sama-sama menggunakan baju santai. Sedikit menaburi bedak bayi diwajah imut Juni, dan mengikat poninya yang mulai menutupi matanya. Jimin rasa dia harus segera mengajak anaknya itu kesalon untuk memotong rambut -poni lebih tepatnya. Tapi sebelumnya Jimin hanya mengikat poni tersebut agar tidak mengganggu apalagi ujung rambutnya menyakiti mata Juni, ah gadis kecil itu sekarang lebih mirip seperti buah apel.
Setelah selesai berdandan Ayah dan anak tersebut segera menuju dapur. Juni langsung menaiki kursinya yang berada didepan meja bar, sedang Jimin segera menuju kulkas, melihat bahan apa yang bisa dia gunakan untuk sarapan pagi ini.
"Juni-ya, kau ingin sarapan apa?"
"Aku bosan sarapan sereal dan susu, Dad"
"Hm, baiklah. Mari kita lihat apa yang bisa Daddy buat untukmu pagi ini"
Jimin segera mengambil beberapa bahan lalu mulai berkutat dengan perlatan masaknya. Sedangkan Juni asik memainkan sendok dan garpu yang ia ambil tak jauh dari meja bar didepannya, sesekali ia bersenandung dan tertawa riang.
Jimin mematikan kompor ketika masakan yang dibuatnya telah matang, menyajikannya dipiring sedang dan piring yang agak sedikit lebih kecil lalu meletakannya dimeja bar yang ditempati Juni. Ia lalu kembali membuka kulkas, mengambil sebotol susu cokelat tak lupa gelas kaca dan gelas plastik bergambar Olaf, boneka salju yang bisa berbicara itu.
Juni yang sedari tadi menatap hasil masakan Ayahnya langsung mendongak ketika dirasa Ayahnya sudah duduk didepannya, menatapnya dengan mata memelas dan agak berkaca-kaca, "Daddy"
"Oh, tidak. Jangan memasang ekspresi seperti itu"
"Daddy.." rengek gadis kecil itu.
"Not today, baby. Bagaimana bisa kau bertemu pangeran tampan jika seperti ini terus" ucap Jimin memperingatkan, sedang Juni langsung memajukan bibirnya beberapa senti.
Gadis itu pun terpaksa melahap makanan didepannya. Sebenarnya masakan Jimin itu tidak bisa dikatakan buruk, masakannya layak dimakan untuk anak kecil berumur tiga tahun seperti Juni. Hanya saja beberapa sayuran yang ada didalam omelette yang dibuat Jimin pagi ini sedikit mengganggu Juni untuk menyantap sarapannya.
"Aku tidak perlu pangeran tampan"
"Kenapa? Kau bilang kau akan menikahi pangeran tampan dengan kuda putihnya ketika kau dewasa"
"Aku berubah pikiran, Daddy" ucap Juni kini memfokuskan dirinya menatap Jimin didepannya.
Jimin yang merasa diperhatikan pun mendongak, menatap putri kecilnya dengan masih mengunyah makanan dimulutnya, "lalu siapa yang akan kau nikahi? Kim Tae Oh?"
"No!" Juni menggelengkan kepalanya cepat, lalu kemudian menampakkan senyum lebarnya, "Aku akan menikah dengan Daddy ketika sudah dewasa nanti"
Alih-alih terkejut, Jimin malah tertawa geli mendengar penuturan anaknya tersebut. Ia lantas menopang kepalanya dengan sebelah tangannya yang berada dibawah dagu, "Ah, benarkah? Kenapa kau ingin menikah dengan Daddy?"
"Karena Daddy tampan"
"Lalu?"
"Daddy juga sangat menyayangiku"
"Tentu saja"
"Dan Daddy juga selalu menjagaku. Daddy itu Ayah yang paling terbaik diantara yang lain" ucap gadis itu dengan bersemangat.
Sesederhana itu, membuat Jimin terharu mendengarnya. Begitu sempurna sosoknya dimata putri kecilnya, membuat hidupnya juga terasa lengkap dan sempurna.
"Juni sayang Daddy"
Jimin tersenyum lebar, lalu mengacak pelan rambut gadis kecil itu dibagian yang tergerai, "Daddy juga menyayangimu, Park Juni"
Finish 💕
Written April 21, 2017.
Sesederhana itu fanfictionku, karena belum pernah buat dengan cast Jimin😆 YANG NGAREP INI CERITA TENTANG DADDY KINK, JANGAN MIMPI YA! HA-HA! Plis deh jangan ngarep dilapak ku ada cerita dewasa gitu, aku bukan penulis yang kayak gitu. Cerita biasa aja masih banyak kekurangannya.
Aku udah kasil label completed sama cerita ini, aku pikir aku gabakal bisa lanjut nulis mengingat kurangnya intensitas kegiatan fangirlingku ke BTS. Lalu tiba-tiba aku gabut parah, gak nemu cerita seru diwattpad, dan terlintas ide yang sebenarnya ini udah pernah aku tulis, castnya Jin tapi aku lupa itu didraft wattpad apa aplikasi catatan hapeku, dan BOOM kehapus😥 sedih banget gak sih..
Yaudah pas tiba-tiba muncul ide dan mood nulis langsung tancap gas deh😅 yang ini beda versi sebenarnya sama yang Jin, kalo yg versi Jin itu agak sedih gitu ceritanya, baper baper gitu, masih tentang Ayah dan anak juga. Karena aku lagi males melow-melow aku buat yang ringan-ringan aja ya. Ciri khas aku banget wkwk (yaampun a/n nya panjang banget malah kayak fanfictnya😅🔫)

KAMU SEDANG MEMBACA
In The Mood For Love
Short StoryBukan cerita panjang yang terdiri dari beberapa chapter dengan konflik yang rumit dan menguras emosi. Hanya sekumpulan oneshot dengan konflik ringan tanpa menguras banyak emosi. Tapi cukup membuatmu baper, eh. Pemain utamanya adalah 7 lelaki ganteng...