2

56 3 1
                                    

FLASHBACK ON

"WOY, TOLONG GUE WOY!" teriak Hanggi dengan sekuat tenaga.

"Bisa diem kaga si lu, pusing nih gua dari tadi denger suara lu," balas Chiko sambil mengusap-ngusap telinganya.

"Lu mau bertahan di sini? Gua mah kaga,"

"Oh," jawab Chiko singkat.

"Ih, jutek amat lu jadi cowo, pantes lu jomblo mulu. HAHAHA," ejek Hanggi.

"Lu juga jomblo,"

"Udah ah, malah bahas status,"

"Tapi, kayanya gua ga bakal jomblo deh bentar lagi," kata Chiko dengan terlihat serius.

"Maksud lo?"

"Iya, bentar lagi gua bakal dapetin cewe yang sekarang lagi ketakutan di depan gua,"

"Apaan sih, lu. Orang ketakutan gini di bercandaain. Diem ah,"

Sejak tadi mereka telah menunggu di sebuah bangunan tua, tepatnya rumah tua tak berpenghuni. Hanya ada satu buah lampu, itupun hanya berdaya 5W.

Akhirnya, malam pun tiba, bantuan tak kunjung datang. Mereka diam semenjak pembicaraan tadi terhenti, sekitar 2 jam 30 menit.

"Gila, udah jam berapa sekarang, besok ada tryout Matematika," kata Hanggita membuat Chiko yang sebenarnya diam karena tertidur.

"Udah subuh ya, yuk saat teduh," kata Chiko yang seperti orang ngigo.

"Subuh ndasmu, Masih juga jam 7 malam," kata Hanggita sambil melihat jam tangannya.
"Aahh, gimana nih udah hp kita lowbatt,"

"Tunggu, tadi kata lu apa yang pas gua baru bangun banget?"

"Besok gua ada tryout,"

"Hah? Tryout? Masih jaman?" kata Chiko menyindir.

"Lah, suka-suka gua lah. Emang lu jadwal sekolah malah ke tempat berandal,"

"Oh,iya. Gua belum cerita,"

"Tentang apa?"

"Tentang kejadian tadi," kata Chiko dengan wajah menekuk yang memberi isyarat kepada Hanggi kalau dialah yabg patut disalahkan.

"Hm...Oke, silahkan,"Hanggi memutuskan dengan menampakkan wajah seriusnya.

"Jadi gini, aku sebenarnya tadi ngeliat Roni, dia ditodong sama preman, aku kasian. Aku tolong, eh, malah digebukin," jelas Chiko

"Sok jagoan sih," jawab Hanggi yang tidak menyadari bahwa ia dan Chiko semakin akrab,"lanjut."

"Oke, tapi pas kamu dateng, eh ,maksud gue, pas lu dateng, gue ga terima kalo cewe yang di gebukin, jadi gue langsung tantang balik, dan di situ gue pikir si Roni masih di situ, jadi gue ngelawan ga sendirian,  ternyata, dia udah pergi tanpa permisi dan bilang makasih,"

Hanggi berpikir kembali. Apakah orang yanh selama ini dia pikir kalem, sopan, dan tahu terima kasih menjadi seperti ini?

"Oh iya, nah pas si Roni kabur sebenarnya gue sempet liat, dia tuh-,"kata Chiko yang terputus karena mereka mendengar suara pintu di dobrak.

Ceklek

"Gigi, kenapa kamu bisa di sini?, Bunda udah khawatir tahu. Ayo pulang," ajak seorang paruh baya yang baru terlihat tampangnya sekitar 2 detik setelah pintu terbuka yang sebelumnya sinar senter menyilaui mata Hanggi. Dia itu ibunya Hanggi.

Hanggi memang di panggil Gigi di keluarga besarnya. Maka tak heran ibunya memanggilnya seperti itu.

"Bunda!"teriak Hanggi,"Gigi takut, Bunda."

"Kenapa kamu bisa di sini, terus kenapa ada nak Chiko di sini?"tanya Bunda penasaran.

"Nanti Gigi ceritain, Bun, "jawab Hanggi,"sekarang kita pulang."

"Ayo. Nak Chiko, ayo masuk ke mobil tante,"ajak Bunda Hanggi, Rini.

"Gausah tante Rini, Chiko bisa pulang sendiri, permisi tante, makasih ya udah bantuin,"

Akhirnya Chiko pulang dengan Hanggi, karena Rini memaksanya.

FLASHBACK OFF
***

Hanggi tetap memikirkan kejadian dua hari kemarin. Karena ia tidak menyangka, bahwa Roni dan Chiko yang selama ini ia pikirkan berbeda dengan yang sebenarnya. Dan bagaimana Chiko bisa tau bahwa cowo itu adalah Roni.

"Nggi, bagi duit," kata Roni yang tiba-tiba ada di kantin, lebih tepatnya di hadapannya.

Roni tahu bahwa Hanggi suka dengannya, ia memanfaatkan itu sebagai ATMnya di sekolah. Tapi, Hanggi tidak pernah menyadari bahwa selama ini ia diporoti oleh Roni. Yang ia pikir hanyalah itu akan membuat Roni jatuh cinta padanya.

"Apa? Lu minta duit?"teriak Hanggi yang membuat seluruh isi kantin melongo, "kali ini gue gabakal kasih, gue baru sadar selama ini lu porotin gue. Lu ga cinta sama gue, yang ada lu cinta sama duit gue."

Lalu, Hanggi pergi meninggalkan kantin, ia tidak memperhatikan wajah Roni lagi. Terakhir ia hanya melihat wajah merah Roni yang malu akibat aib nya di umbar di kantin, yang di mana tidak hanya kelas 9 saja di situ. Semua orang di sana melihat Roni terpaku. Tidak ada yang menyangka bahwa sang cassanova, bisa seperti itu

***

Sorry weh, udah lama ga publish wkwk 😂

Sekarang bakal sering kok . HAPPY READ YAKK

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

anonimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang