Dina Primrose Amarantha
Dini Amarantha Mikaghaliya
Iliana Desy Prameswari
Winda shirina ardeliana
Kuliahku menjadi lebih normal ketimbang hari-hari sebelumnya. Frans dan Bernard yang notabene dendam denganku lebih terlihat hanya mengancam saja sekarang, mungkin mereka tahu aku bukan siapa-siapanya. Beberapa temanku sudah mulai akrab dengan keculunanku, entah sampai kapan aku bisa bertahan dalam tubuh palsuku ini. Selepas kuliah jam pertama di hari ini...
Ar, lu tenang saja ya, bernard dan frans sudah gak bakal ganggu lu lagi, jadi slow ya ucap Dina, mendekatiku dan duduk disampingku
I.. iya na... ucapku, aku tertunduk
Idiiih manisnya kalau lagi nunduk ucap Dina
Dinaaa... sudah deh kasihan Arta kamu gombalin terus...
Ar, hati-hati itu gombal sudah 1 abad ndak di cuci ucap Dini, yang datang mendekati kami berdua
Wah gila lu na, masa gak pernah lu cuci, bisa pingsan ntar yang lu godain hi hi hi ucap seorang temanku bernama Helena, duduk didepan, membalikan tubuhnya kebelakang
Sudah... sudah kasihan itu si Arta, ajak makan saja tuh Arta... ucap Desy, berdiri, memeluk buku
heem, suruh ikut saja ucap Winda
Bret... bret... bret...
Ayo makan bareng! ucap andrew, dari mana datangnya, langsung saja menarikku dan memitingku
Auch... i.. iya... ucapku
Andrew, memiting serta menyeretku agar ikut mereka ke kantin. Helena, Desy, Dinda, Winda dan Dini, mereka berjalan didepanku dengan kepalaku masih berada di ketiak Andrew. Ah, memang dandanan perempuan kota-kota berbeda dengan yang di desa. Itu kenapa bisa mbulet banget ya, pantat mereka berempat. Ini juga, Andrew, apa maksudnya coba leherku dipiting terus?
Dengan posisi tersiksa, akhirnya sampailah pada tempat dimana makanan dan minuman, dijual. Kantin kampus, kantin yang sesak dengan mahasiswa yang mungkin lupa akan pentingnya sarapan dipagi hari. Di meja panjang dengan delapan kursi, aku duduk sedangkan Andrew masih berdiri.
Ndrew pesenin jus alpukat yaw sama nasi goreng aja dah ucap helena, yang duduk disamping kiriku berjarak satu kursi, sedangkan Dini, Dina, dan Desy berada di depanku
Gue juga, Ndrew ucap Dini, sembari mengangkat tangan kanannya
Gue air putih biar sehat, sama nasi ayam goreng Ndrew ucap Desy, yang sibuk memasukan sematponnya ke dalam tasnya
Gue sama ma Desy ucap Winda, yang bersandar pada tubuh Desy
Buset, kaya pelayan aja gue? protes Andrew
Emang kan Ndrew? Kamu kan pelayan hatiku sayang hi hi
Oia, kalau akyu terserah andrew ganteng, kan dibayarin gitcuh... ucap Dina, dengan gaya sok cute-nya
Buset ni anak, Enak saja, emang sini bokap lu apa? balas Andrew ke Dina
Hiks hiks hiks andrew jahaaat... ucap Dina, dengan gaya nangisnya
Yaelah pake nangis segala, kalau mau nangis diselokan aja! ucap andrew sengit
Kalau gue dibayari ndak ndrew? ucap helena, dengan wajah sok manisnya
Eh, iya len... ucap andrew, terkena rayuan Helena
Dasar cowok kalau lagi pedekate aja huuuu... gue pesesn sama kayak Dini
KAMU SEDANG MEMBACA
change???
Fiksi PenggemarHe he he... Suhu, Agan... nubie numpang ngepost cerita ya, cuma imajinasi, imajinasi yang ndak tahu sayanya dapat darimana, asal ngetik saja hu, gan kalau ada salah-salah kata, salah-salah pengetikan mohon komen dan cak lontong suhu, agan mohon dim...