SCENE-3 SHIT! I DID IT AGAINT... ARGH!

128 1 1
                                    

Dina Primrose Amarantha

Dini Amarantha Mikaghaliya

Iliana Desy Prameswari

Winda shirina ardeliana​

Kuliahku menjadi lebih normal ketimbang hari-hari sebelumnya. Frans dan Bernard yang notabene dendam denganku lebih terlihat hanya mengancam saja sekarang, mungkin mereka tahu aku bukan siapa-siapanya. Beberapa temanku sudah mulai akrab dengan keculunanku, entah sampai kapan aku bisa bertahan dalam tubuh palsuku ini. Selepas kuliah jam pertama di hari ini...

Ar, lu tenang saja ya, bernard dan frans sudah gak bakal ganggu lu lagi, jadi slow ya ucap Dina, mendekatiku dan duduk disampingku

I.. iya na... ucapku, aku tertunduk

Idiiih manisnya kalau lagi nunduk ucap Dina

Dinaaa... sudah deh kasihan Arta kamu gombalin terus...

Ar, hati-hati itu gombal sudah 1 abad ndak di cuci ucap Dini, yang datang mendekati kami berdua

Wah gila lu na, masa gak pernah lu cuci, bisa pingsan ntar yang lu godain hi hi hi ucap seorang temanku bernama Helena, duduk didepan, membalikan tubuhnya kebelakang

Sudah... sudah kasihan itu si Arta, ajak makan saja tuh Arta... ucap Desy, berdiri, memeluk buku

heem, suruh ikut saja ucap Winda

Bret... bret... bret...

Ayo makan bareng! ucap andrew, dari mana datangnya, langsung saja menarikku dan memitingku

Auch... i.. iya... ucapku

Andrew, memiting serta menyeretku agar ikut mereka ke kantin. Helena, Desy, Dinda, Winda dan Dini, mereka berjalan didepanku dengan kepalaku masih berada di ketiak Andrew. Ah, memang dandanan perempuan kota-kota berbeda dengan yang di desa. Itu kenapa bisa mbulet banget ya, pantat mereka berempat. Ini juga, Andrew, apa maksudnya coba leherku dipiting terus?

Dengan posisi tersiksa, akhirnya sampailah pada tempat dimana makanan dan minuman, dijual. Kantin kampus, kantin yang sesak dengan mahasiswa yang mungkin lupa akan pentingnya sarapan dipagi hari. Di meja panjang dengan delapan kursi, aku duduk sedangkan Andrew masih berdiri.

Ndrew pesenin jus alpukat yaw sama nasi goreng aja dah ucap helena, yang duduk disamping kiriku berjarak satu kursi, sedangkan Dini, Dina, dan Desy berada di depanku

Gue juga, Ndrew ucap Dini, sembari mengangkat tangan kanannya

Gue air putih biar sehat, sama nasi ayam goreng Ndrew ucap Desy, yang sibuk memasukan sematponnya ke dalam tasnya

Gue sama ma Desy ucap Winda, yang bersandar pada tubuh Desy

Buset, kaya pelayan aja gue? protes Andrew

Emang kan Ndrew? Kamu kan pelayan hatiku sayang hi hi

Oia, kalau akyu terserah andrew ganteng, kan dibayarin gitcuh... ucap Dina, dengan gaya sok cute-nya

Buset ni anak, Enak saja, emang sini bokap lu apa? balas Andrew ke Dina

Hiks hiks hiks andrew jahaaat... ucap Dina, dengan gaya nangisnya

Yaelah pake nangis segala, kalau mau nangis diselokan aja! ucap andrew sengit

Kalau gue dibayari ndak ndrew? ucap helena, dengan wajah sok manisnya

Eh, iya len... ucap andrew, terkena rayuan Helena

Dasar cowok kalau lagi pedekate aja huuuu... gue pesesn sama kayak Dini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

change???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang