Cast: Oh Sehun, Kim Yerim, Jeon Jungkook, Kim Hyorin
*Author's POV
Seketika itu juga, Hyorin rasanya ingin sekali marah dan menampar gadis berwajah manis serta imut di depannya. Jadi, Ayah berselingkuh?
Kenangan pahit itu tak terasa membuat Hyorin kembali menitikkan air matanya. Rasa sakit tentang bagaimana dibohongi. Membuatnya benar-benar membenci keluarga Ayahnya yang berada di Korea. Hyorin masih bisa merasakan amarahnya yang memuncak kala mengingat bahwa ibunya bukanlah satu-satunya perempuan yang dimiliki Ayahnya.
Benci sekali hingga rasanya ia ingin melenyapkan semuanya rata dengan tanah.
Dan Jungkook memberinya kesempatan. Balas dendam yang sama.
Balas dendam dengan perasaannya yang sama. Merasa dikhianati.
Dan kini, Hyorin merasa semakin yakin bahwa pekerjaannya disini memang harus benar-benar diselesaikan.
*Author's POV
Sehun mengendap di depan pintu kamar Yeri yang dulunya adalah gudang tempat semua pakaiannya. Cukup layak. Walaupun pertamanya, Yeri sangat tidak menyukai gagasan untuk tinggal di gudang. Hanya Nyonya Kim lah yang mengerti semua maksud dan tujuan Tuan Kim memindahkan mereka semua kesini.
Kau akan aman disini bersamaku, Nyonya Kim. Aku akan membalaskan budiku terhadap apa yang telah suami Anda berikan padaku.
Sehun mengusap wajahnya. Kenapa aku begitu yakin bisa melindungi semuanya? Melindungi Yeri? Bukankah dengan niat melindungi yang begitu kuat, aku malah semakin merasa ketakutan untuk kehilangan?
Yeri terpekik kaget melihat Sehun yang sedang berdiri termenung di depan kamarnya. Gadis itu membulatkan matanya kesal. "Kenapa kau ada disini malam-malam? Kau mau mengintipku?" sinis Yeri. Sehun membelalakkan matanya kaget. "Ani! Aku..."
Sehun meneguk ludahnya mendapati Yeri menatapnya semakin tajam dan tak ada sama sekali alasan mendukung yang bisa ia karang. Ia hanya ingin merasa dekat dengan Yeri. Setelah sekian lama, Sehun tidak bisa menatap Yeri.
"Kau tidak bisa tidur, eoh? Kau masih insomnia seperti dulu?"
Sehun mengerjapkan matanya beberapa saat, mendapati apa yang kembali muncul dalam memorinya.
"Kau tidak mengantuk?"
"Aku insomnia." sahut Sehun pendek. Tangannya masih mengenggam erat telapak tangan Yeri yang terasa membeku. "Ini sudah sangat malam. Dan aku mulai mengantuk." ucap Yeri polos dan jujur. Sehun menyentil kening gadis itu. Semilir angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka.
"Ya! Kau tidak boleh tidur. Kau akan melewatkan kesempatan melihat bintang bersama pemuda tampan sepertiku."
Yeri mendengus kesal mendengar kenarsisan Sehun mulai keluar lagi. "Yaish.. kau menyebalkan sekali.."
Yeri menyandarkan kepalanya ke dalam bahu Sehun yang hangat. Senyuman tipis gadis itu terpatri. Sehun melirik melalui ujung matanya. Senyuman hangat pemuda itu pun ikut mengembang. Tidak ada rasa sebegini nyamannya yang pernah ia rasakan sejak ibunya pergi.
"Kau mau minum teh hangat?" tawar Yeri. Mereka berdua sedang duduk di sebuah bukit yang tidak jauh dari tempat perkemahan mereka. Sangat cantik mengamati pemandangan kota dari atas sini. Empuknya rerumputan juga membuat mereka betah berlama-lama disana.
Mereka bukan pasangan kekasih.
Mereka hanya sepasang sahabat. Yang sudah mengetahui perasaan masing-masing dengan benar-benar paham. Tak perlu berkata, hanya dengan isyarat, mereka mengerti apa yang mereka rasakan masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Ficlet Series] 문열어봐 [Here I Am]
FanfictionOh Sehun kembali bertemu dengan Kim Yerim setelah beberapa lama mereka putus hubungan. Pemuda itu yakin sudah melupakan seluruh kenangannya bersama Yeri. Tapi, perasaannya tak bisa berbohong. Ketika ia melihat Yeri kembali, kenangan-kenangan itu kem...