2↪Thinking about Her

4.3K 446 49
                                    

Enjoy!

Zidan tengah berbaring di sofa, matanya fokus pada game di ipad-nya sebelum tiba-tiba bayang-bayang wajah Gadis melintas di pikirannya. Permainan Zidan otomatis terhenti.

"Gila! kok gue kebayang sama Gadis terus ya," gumam Zidan pada dirinya sendiri. Zidan kemudian merubah posisi menjadi duduk lantas meraih handphone-nya yang ia simpan di atas meja. Tangannya dengan cepat mengetikkan pesan untuk seseorang.

"Gadis tunggu Aa' di sekolah besok ya!" seru Zidan dengan senyum lebar.

❤❤❤❤


Hari ini adalah hari kedua Gadis menjadi siswi di SMA Pembangunan. Awalnya ia pikir akan sulit baginya untuk beradaptasi namun ternyata pemikirannya itu salah, buktinya teman-teman sekelasnya bersikap ramah padanya. Gadis itu siswi pindahan dari Bogor ke Jakarta, Ayah gadis adalah seorang perwira tinggi tentara yang bertugas di Jakarta. Jadi sebelum ia pindah ke Jakarta, Gadis berasama Mama dan Kakak laki-lakinya tinggal terpisah dengan sang Ayah. Baru setelah Kakaknya resmi menjadi mahasiswa di salah satu Universitas di Jakarta, gadis dan mamanya menyusul untuk pindah.

"Ma Gadis berangkat!" pamit Gadis pada Ibunya, ia berlari keluar dari rumahnya ketika Rama -kakak laki-laki Gadis- menyuruhnya cepat agar mereka tidak terlambat.

"Tutup pintunya pelan-pelan jangan kasar," ucap Rama memperingatkan ketika mobil yang mereka kendarai berhenti tepat di depan gerbang sekolah adiknya. Gadis mendengus kasar mendengar perkataan saudaranya itu. Tapi wajar sih, ini kan mobil baru untuk Rama, hadiah dari kakek mereka karena abangnya sudah menjadi mahasiswa.

"Belajar yang bener ya, Dis. Jangan buat masalah, jangan centil, jangan cengeng." sambung Rama lagi sambil mencubit pipi Gadis lumayan keras.

Plak

"Aw!"

"Rasain tuh, emang enak di tabok?" Setelah berkata demikian, Gadis buru-buru keluar dari mobil abangnya.

"Kalau udah pulang telpon gue aja!" teriak Rama dari dalam mobil saat adiknya masih belum berjalan jauh. Gadis hanya mengangkat jempolnya keatas tanpa berbalik. Mobil Rama berlalu meninggalkan SMA Pembangunan.

"Pagi Gadis, tadi di antar siapa?" langakah Gadis terhenti ketika seseorang bertanya kepadanya.

ASTAGA INI KAKEL GANTENG YANG KEMARIN.

"Kepo banget sih," jawab nya ketus. Bukannya apa, Bang Rama pernah bilang kalau jadi cewek itu nggak boleh gampangan, harus jual mahal apalagi kalau cantik kayak Gadis.

"Bando lo lucu ya tapi masih lucuan yang make kok," ucap Zidan sambil memandang bando berbentuk telinga kucing yang Gadis pakai.

"Emang." balaa gadis ketus.

"Kok jadi jutek sih? Ntar cantiknya luntur loh" goda Zidan.

YA ALLAH, PAGI-PAGI DIGODAIN COGAN ITU RASANYA...

"Rendaman cucian kali luntur."

"Jangan jutek gitu dong sama Aa."

"Mau lo apa sih kak? Kalau ada perlu langsung ngomong aja!"

Zidan terdiam sesaat ketika mendengar ucapan pedas cewek di depannya ini, imut tapi sangar. Senyum Zidan mengembang. Cowok itu memajukan tubuhnya sambil menunduk semakin dekat ke arah Gadis.

"Gue mau kenal deket sama lo nih, gimana mau nggak?" bisiknya tepat di depan wajah Gadis

GANTENGNYA KOK NGGAK SANTAI SIH MAMA!!

WonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang